Berita Denpasar

Warga di India Terkesima dengan Sendratari Ramayana dalam Gelaran National Ramayan Mahotsav 2023

Seniman Bali tampil di acara "National Ramayan Mahotsav 2023" di Raigarh India dari tanggal 1 -3 Juni 2023. 

Istimewa
Penampilan seniman Bali di India bawakan Sendratari Ramayana beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seniman Bali tampil di acara "National Ramayan Mahotsav 2023" di Raigarh India dari tanggal 1 -3 Juni 2023. 


Mereka membawakan Sendratari  Ramayana  Bali yang bermakna tetap saling sayang diantara sesama, menjaga kesetiaan walau maut akan memisahkan.  


Undangan untuk tampil ini datang dari Indian Council for Cultural and Relation didukung oleh Konsul General India di Bali. 

Baca juga: Pesona Sendratari Garapan ISI Denpasar pada Pembukaan PKB ke-44Paduan Artistik Tradisi


Made Agus Wardana, salah seorang seniman karawitan yang ikut serta menjadi bagian pagelaran mengungkapkan, sendratari ini merupakan kerja sama antara Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan dengan GEOKS Singapadu Gianyar.  


Jumlah rombongan yang tampil sebanyak 14 orang yang dipimpin oleh Dewa Putra Diasa dan  sebagai artistik direkturnya adalah Prof. I Wayan Dibia.


Dalam pertunjukan perdana tgl 2 Juni 2023 ribuan penonton, berjejal, berhimpitan dalam sebuah tenda besar dengan temperatur mencapai 40 derajat. 

Baca juga: Kemegahan Patung Titi Banda Sebagai Salah Satu Ikon Kota Denpasar, Angkat Cerita Pewayangan Ramayana


"Bisa dibayangkan betapa penat, sesak, dan berdebunya lingkungan sekitar pertunjukan di kota Raigarh, 1300 km dari kota New Delhi. Ya meski demikian para seniman Bali ini tidak pernah mengeluh, bahkan menampilkan yang terbaik," kata Agus Wardana, Minggu, 4 Juni 2023.


Ia pun menyebut jika publik India terkesima menyaksikan adegan demi adegan dan secara langsung bisa membandingkan Ramayana versi Bali dengan versi India.

Baca juga: Kisah Ramayana Menurut Kepercayaan Hindu, Bagian dari Memperdalam Ajaran Weda

Agus Wardana menambahkan, para penabuh yang memainkan gamelan gong kebyar memberi hentakan dramatik, angsel bawak, angsel kado hingga alunan suling sedih yang membawa suasana cerita lebih dramatis.  


Penabuh yang ikut tampil pun memiliki pengalaman melalang buana ke berbagai negara di dunia.

 

“Kita sudah tentu harus bangga dengan kebudayaan Bali, bahwasanya pelestarian kesenian Bali tetap dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Misi Kesenian ini memposisikan kesenian Bali masih menjadi primadona untuk festival tingkat Internasional seperti ini,” ungkapnya. 


Ia menyebut, upaya ini juga untuk memfilter masuknya wisatawan recehan yang merusak image Bali. 


"Caranya melakukan diplomasi budaya, mengajak calon wisatawan agar memahami lebih dalam, detail dan karakteristik adat, norma etika yang ada di Bali. Inilah manfaat nyata duta Kesenian Bali yang dilakukan para seniman Yayasan Yasa Putra Sedana menebarkan kesenian, melestarikan, mengharumkan Indonesia di luar negeri," kata seniman asal Sesetan ini. (*)

 

 

Berita lainnya di Sendratari

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved