Berita Bali

Gas Melon Langka di Bali, Pertamina: Pangkalan Resmi Apa Tidak

LPG 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon kini mengalami kelangkaan di sejumlah warung bahkan pangkalan resmi Pertamina. 

Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TB/ Arini Valentya Chusni
LPG 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon kini mengalami kelangkaan di sejumlah warung bahkan pangkalan resmi Pertamina. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - LPG 3 kilogram atau yang biasa disebut gas melon kini mengalami kelangkaan di sejumlah warung bahkan pangkalan resmi Pertamina

Pantauan Tribun Bali pada Senin (5/6), di pangkalan LPG 3 Toko Yani yang berlokasi di Jalan Lempuyang No.21 Banjar Buana Mertha Denpasar Barat, stock LPG 3 Kg juga mengalami kelangkaan stock dan keterlambatan pengiriman. 

"Biasanya sehari ada 2 kali pengiriman. Pagi dan sore, kadang jam 11 siang sudah diantar tapi ini sampai jam 13.00 WITA belum juga dikirim yang kloter pertama," ujar April, pegawai Toko Yani.

April juga menambahkan, masyarakat rela mengantre dan menunggu dari pagi untuk bisa mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. 

"Saya dari pagi, sampai anak saya yang mengantre. Karena saya ada bisnis cathering, sudah dibayar oleh konsumen kan enggak enak kalau dibatalkan, sedangkan saya juga susah cari gas untuk masak," tambah Yuni, salah satu warga Denpasar. 

Tak hanya itu, saat dikonfirmasi Tribun Bali di hari yang sama, Tika salah seorang warga Jimbaran Badung, Bali juga mengeluhkan hal yang sama yaitu langkanya stock gas melon.

"Saya sampai 3 hari gak masak loh, udah gitu harganya melambung naik sampai Rp 30 Ribu, gimana ini," ujar Tika.

Dalam hal ini, Tribun Bali melakukan konfirmasi kepada Pertamina Jatimbalinus kepada Area Manager Comm, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi.

Ahad mengatakan stock elpiji 3 kilogram di pusat aman, namun terjadinya kelangkaan stock karena terjadinya kelambatan pengiriman.

"Pengiriman sudah diestimasikan sesuai waktu namun kondisi di jalan kadang tidak sesuai dengan perkiraan awal. Imbas dari aspek traffic di Bali yang mengalami kepadatan berujung pada pendistribusian yang terlambat akibat long weekend dari kemarin," ungkap Ahad pada Tribun Bali.

Ahad memastikan, pangkalan resmi LPG dari Pertamina tak berani menaikkan harga diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"HET kita tetapkan 18 Ribu. Kalau ada yang matok harga lebih dari itu kita pastikan bukan dari pangkalan resmi Pertamina," tambah Ahad. 

Pertamina Jatimbalinus melakukan pemantauansupply dan kebutuhan sampai dengan pangkalan resmi. Jika terjadi kelangkaan stock perlu ditanyakan kembali apakah swalayan termasuk pangkalan resmi atau tidak.

Sebelumnya Pemerintah Provinsi Bali resmi menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogram. Kenaikan harga LPG 3 kilogram itu ditetapkan sejak Senin 16 Januari 2023.

Kenaikan tersebut diatur dalam Peraturan Gubernur Bali No 63 Tahun 2022 terkait Perubahan Ketiga atas Peraturan Gubernur No 48 Tahun 2014 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogram. Dalam Pergub tersebut ditetapkan HET LPG 3 kilogram menjadi Rp 18 ribu dari sebelumnya Rp 14.500 pada 2014.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved