Berita Jembrana
Belasan Desa di Jembrana Berpotensi Kekeringan, Dampak Banjir Bandang
Belasan Desa di Jembrana Berpotensi Kekeringan *Dampak Banjir Bandang, Ada Desa Baru Kesulitan Air Bersih
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana telah memetekan sejumlah wilayah yang berpotensi kekeringan.
Selain memang wilayah yang rutin berpotensi selama musim kemarau berkepanjangan, ternyata ada beberapa desa yang kesulitan air bersih karena dampak banjir bandang Oktober 2022 lalu.
Salah satunya adalah warga Desa Penyaringan dan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo.
"Kami telah memetakan wilayah mana yang berpotensi. Memang ada tambahan karena dampak banjir bandang kemarin (2022)," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Rabu 7 Juni 2023.
Dia melanjutkan, untuk mengantisipasi kesulitan warga mendapat air bersih, pihaknya telah menggandeng instansi seperti Satpol PP dan PMI hingga Perumda Tirta Amerta Jati untuk melalukan mitigasi terhadap ancaman kekeringan tersebut.
"Karena ada armada yang masih perlu diperbaiki, kita bekerjasama dengan instansi terkait untuk pemenuhan air bersih kepada warga. Artinya bisa menggunakan mobil tangki milik damkar untuk penyaluran air bersih," jelas Agus.
Sementara itu, Perbekel Yehembang, I Made Semadi mengatakan, sedikitnya ada 400 KK warganya yang belum memperoleh air bersih pasca banjir bandang 2022 lalu.
Sejak banjir bandang, warga terpaksa mencari air di sungai atau sumber air yang ada di dekat pemukiman.
Sebagiannya juga ada yang memilih menampung air dengan tempat darurat.
"Ratusan warga kami terdampak dan terpaksa mencari air bersih baik dari sungai atau sumber air yang ada di sekitar pemukiman," ungkap Semadi saat dikonfirmasi.
Dirinya mengakui, selain memanfaatkan air bersih yang ada di sekitar, ada sejumlah warga yang memilih untuk membuat sumur bor. Hanya saja, karena airnya mengandung kapur.
Selain itu, terdapat pompa hydram yang kondisinya belum maksimal mengingat debit air yang menurun saat ini.
"Mungkin solusinua dengan air gravitasi baru, ini bersama Perumda Tirta Amerta Jati Jembrana. Namun masih belum bisa dilakukan karena garus ada pemasangan pipa lagi. Kami harap tahun ini proposal anggaran untuk sumber air bersih ini disetujui dan dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga," harapnya.
Terpisah, Direktur Perumda Tirta Amerta Jati Jembrana, I Gede Puriawan mengakui bahwa ada dua lokasi yang masih kesulitan air bersih di Jembrana. Dua wilayah Desa Penyaringan dan Yehembang ini terdampak karena aliran pipa air bersih disapu bankir bandang 2022 lalu.
"Tapi untuk di Yehembang sudah berupaya untuk mencari sumber air gravitasi baru hanya saja lokasinya lebih jauh daripada sebelumnya. Kami sebenarnua sudau melakukan survei dan kalkulasi biaya untuk pipanisasi serta bak penampungan. Kira-kira anggaranya Rp1,5 Miliar, dan ini masih diajukan. Semoga saja disetujui sehingga ratusan warga yang terdampak bisa mendapat air bersih kedepannya," tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.