Berita Klungkung
Warga di Nusa Penida Resah, Hasil Kebun Habis Dimakan Monyet
Para petani di Nusa Penida kian diresahkan, dengan keberadaan segerombolan monyet yang merusak hasil perkebunan warga.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Para petani di Nusa Penida kian diresahkan, dengan keberadaan segerombolan monyet yang merusak hasil perkebunan warga.
Berbagai macam hasil kebun, seperti pisang, mangga, pepaya, hingga tanaman jagung warga habis dimakan oleh gerombolan kera liar.
Hal ini disampaikan oleh anggota dewan asal Nusa Penida, I Wayan Misna. Menurutnya hal ini sudah dikeluhkan warga sejak 6 bulan lalu.
Monyet liar yang awalnya berhabitat di hutan, justru turun ke perkebunan warga.
Kondisi ini terjadi di beberapa wilayah, seperti Desa Kutampi, di Desa Batununggul, serta di Desa Bunga Mekar.
Bahkan kera-kera liar juga banyak ditemui di destinasi unggulan Pantai Kelingking.
"Saya ketika reses, banyak warga yang mengeluhkan monyet liar ini. Hasil perkebunan dimakan semua, hingga warga merugi," ujar Misna, Selasa (20/6/2023).
Menurut Misna, monyet itu sampai ke perkebunan warga bukan karena imbas pembangunan yang kian marak di Nusa Penida.
Namun memang habitat monyet yang tidak terkontrol. Sementara dalam musim kemarau saat ini, kemungkinan makanan di habitat alami mereka berkurang.
Baca juga: Ramalan Zodiak Rabu 21 Juni 2023 untuk Capricorn, Aquarius dan Pisces: Karir, Cinta dan Kesehatan
"Hutan di Nusa Penida masih banyak, habitat mereka tidak terganggu. Tapi kemungkinan karena populasi kera yang terus bertambah, sementara makanan mereka yang sudah berkurang di hutan. Sampai akhirnya monyet ini mencari makan ke tegalan warga," ungkap Misna.
Misna kerap menerima keluhan dari masyarakat ini. Ada petani yang semua pisang di kebunnya habis dimakan oleh gerombolan monyet.
Bahkan lahan pertanian juga, ada jagung warga yang sudah siap panen. Justru semuanya dimakan dan dirusak oleh gerombolan monyet.
"Kadang warga harus seharian menjaga kebun atau lahan pertanian mereka, agar tidak dirusak monyet," ungkap dia.
Itupun terkadang warga tidak berani mengusir mereka, karena monyet yang datang bergerombol. Monyet itu justru menunjukan perilaku mengancam, saat diusir olah warga.
"Warga terkadang juga takut dengan monyet itu, karena mereka datang berkelompok. Saat diusir warga, mereka galak. Masyarakat banyak bertanya, bagaimana menangani monyet ini. Sehingga para warga bisa berkebun dengan tenang dan hasil perkebunan atau pertanian warga tidak dimakan kera," ungkap Misna. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.