Berita Klungkung
Sekolah Dibongkar, Siswa SD di Klungkung Belajar di Balai Banjar
Semua pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Desa Manduang, Kecamatan/Kabupaten Klungkung harus belajar di balai banjar.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Fenty Lilian Ariani
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Semua pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Desa Manduang, Kecamatan/Kabupaten Klungkung harus belajar di balai banjar.
Hal ini lantaran sekolah mereka harus dibongkar untuk renovasi. Diperkirakan mereka harus belajar di balai banjar selama lima bulan kedepan.
Kepala SDN Manduang, Ida Bagus Nyoman Tanaya menjelaskan, sebelumnya pihak sekolah sudah berkoordinasi dengan pihak desa adat untuk meminjam 3 banjar di Desa Manduang untuk menjadi tempat siswa belajar.
Banjar tersebut yakni Banjar Manduang Kaler, Manduang Tengah dan Jeroan.
"Seluruhnya ada 119 orang siswa yang dipindah belajarnya di balai banjar dari kelas 1 sampai kelas 6," ujar Ida Bagus Nyoman Tanaya, Jumat (14/7/2023).
Satu banjar dikemas menjadi tiga kelas. Misalnya di Banjar Manduang Tengah diisi oleh siswa kelas 1, 2, dan 3.
Lalu di Banjar Manduang Kaler menjadi tempat belajar kelas 4, 5, dan 6.
Sementara, Banjar Jeroan dipakai cadangan, jika sewaktu-waktu balai banjar digunakan untuk kegiatan adat dan keagamaan.
"Siapa tau dalam waktu lima bulan ini ada kegiatan di salah satu banjar yang dipakai, siswa bisa kami geser untuk belajar ke Banjar Jeroan," jelas Ida Bagus Nyoman Tanaya.
Karena sekolah pindah ke balai banjar, tentu siswa belajar dengan berbagai keterbatasan.
Mulai dari alas yang siswa bawa sendiri, karena lantai banjar hanya diplester.
Mereka duduk baralaskan tikar, dengan meja belajar kecil yang juga dibawa oleh siswa dari rumah.
Selain itu, mereka belajar dengan pembatas menggunakan karung plastik, yang berfungsi sebagai dinding untuk memisahkan siswa antar kelas.
Baca juga: Head to Head dan Prediksi Susunan Pemain Persikabo 1973 vs PSM Makassar: Kans Juku Eja Incar 3 Poin
Meskipun demikian, siswa tampak sangat antusias untuk belajar. Mereka tetap bisa mengikuti pembelajaran seperti layaknya belajar di kelas.
Mereka harus bersabar, sampai nanti sekolah mereka selesai diperbaiki dan mereka menempati ruang kelas baru yang lebih layak.
"Sarana minim, tapi tetap dimaksimalkan. Para guru tetap harus maksimal memberikan pelajaran, karena siswa harus belajar selama lima bulan di banjar ini. Siswa juga masih antusias belajar," ungkap dia.
SDN Manduang dibangun sejak tahun 1954 silam dan ukuran kelas juga kecil. Kelas di sekolah itu selama ini dianggap tidak sesuai standar, karena ruangannya yang kecil.
Selain itu sekokah tersebut juga masih kekurangan ruangan, yang membuat ruang perpustakaan harus dialihkan menjadi ruang guru.
"Ruangan kelas di sekolah kami kecil-kecil. Standarnya ruang kelas luasnya 7X8 meter, tapi kelas di sekolah kami 6×6 meter, bahkan ada yang 6×5 meter," ungkap Tanaya.
Dengan kondisi seperti itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung memprioritaskan rehab kepada SDN Manduang.
Proses pembangunan gedung sekolah setempat dianggarkan Rp1,291 Miliar dengan masa pengerjaan selama 150 hari kalender. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.