Sponsored Content

Petani Tambak Tabanan Diperkenalkan E-Feeding Oleh Kominfo RI

Petani tambak di Kabupaten Tabanan diperkenalkan tekhnologi digital yakni E-Feeding oleh Direktorat Ekonomi Digital

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/ I Made Ardhiangga Ismayana
Kegiatan Sosialisasi Ikan Go Digital di RM Nami Rasa yang diselenggarakan oleh Direktorat Digital Ekonomi, Kominfo RI. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Petani tambak di Kabupaten Tabanan diperkenalkan tekhnologi digital yakni E-Feeding oleh Direktorat Ekonomi Digital Kementrian Informasi dan Komuniaksi (Kominfo) RI.

Hal itu seperti nampak dalam sosialisasi yang dilakukan di RM Nami Rasa, Selasa 18 Juli 2023.

Puluhan petani tambak budidaya ikan itu diperkenalkan tekhnologi otomatis untuk pakan ternak ikan budidaya.

Direktur Digital Ekonomi Kominfo RI, Dr Nyoman Adhiarna mengatakan, bahwa kegiatan sosialisasi ini dalam rangka memperkenalkan program Kementrian Direktorat Ekonomi Digital dalam percontohan adopsi tekhnologi digital di sektor perikanan.

Dimana, dalam rencana strategis ke depan, ada enam adopsi tekhnologi digital yang akan dikembangkan di enam sektor oleh Kominfo RI.

Enam sektor itu ialah di sektor pertanian perikanan atau maritim, logistik pendidikan, kesehatan dan pariwisata.

“Di percontohan ini kami mengenalkan pada petambak (petani tambak) tekhnologi auto feeding. Memungkinkan petambak secara otomatis memberikan pakan pada budidaya ternaknya. Seperti pada ikan lele, nila atau udang. Dengan kerjasama dengan perusahaan start up yang mempunyai tekhnologi dan sudah dilakukan tiga tahun terakhir,” ucapnya.

Adhiarna mengaku, bahwa tujuan dari pengenal ini ialah memastikan dan membuktikan tekhnologi itu memberikan manfaat.

Yakni dengan mengukur dampak alat pakan tambak otomatis, yang memberikan efisiensi pakan hingga 30 persen.

Sehingga petani mendapatkan saving dari produktivitas ternak ikan. Kemudian, hasil dari ternak budidaya ikan itu relatif dengan ukuran ikan yang jauh lebih besar.

Baca juga: Sanggar Seni Tindak Alit, Bawakan Karya-karya Seniman Badung di Hari Terakhir PKB

“Jadi dalam memberikan pakan itu membutuhkan timing. Kami sudah tiga tahun ini memetakan mulai dari hulu hingga hilir. Dan dimana tekhnologi itu bisa digunakan,” ungkapnya.

Dalam tiga tahun ini, sambungnya, dirinya mengetahui bahwasanya di perikanan ada dua jenis yakni perikanan budidaya dan tangkap. Dan setiap jenis sektor ada rantai nilainya mulai dari penyiapan lahan hingga pemberian pakan, sampai penjualan. Karena itu, pihaknya menginisiasi untuk memasukkan tekhnologi. Nah, tahun ini ialah Peogram tekhnologi auto feeding, dan tahun sebelumnya ialah tekhnologi sensor yang dilakukan di Jembrana.

“Tahun ini tekhnologi auto feeding. Tahun lalu, kami membuat m sensor untuk mengukur kadar air dari tambak udang,” paparnya.

Menurut Adhiarna, saat ini memang sudah waktunya mengenalkan tekhnologi digital pertanian dan perikanan. Kominfo mendorong untuk mempercepat ke transformasi digital untuk meningkatkan perekonomian petani Indonesia. Dan di Tabanan dipilih karena memang kualifikasi petani tambak yang sesuai.

“Kita harus mendorong untuk mempercepat transformasi digital,” ungkapnya lagi.

Sementara itu, Ketua Tim Transformasi Digital Sektor Pertanian Perikanan dan Logistik Kominfo RI, Dikki Rukmana mengatakan, bahwa E-feeding ini adalah dorongan menuju ke ekonomi digital 2020 hingga 2024.

Pihaknya harus masuk ke kawasan prioritas, mulai dari kawasan ekonomi khusus hingga pariwisata prioritas.

Nah, Tabanan ini merupakan kawasan ekonomi khusus. Yang harus menjadi target menyelesaikan 45 dari 65 dari rencana strategis ekonomi digital.

“Jadi alat itu nantinya bisa dikendalikan dengan handphone. Yang terpenting di tempat budidaya harus ada jaringan internet,” bebernya.

Saat ini, sambungnya, di Tabanan sebagai pilot project ada dua kelompok dengan 20 petambak, yang membudidayakan ikan Lele dan Nila.

Tabanan itu menjadi tiga daerah untuk pengembangan budidaya ikan darat selain Banyumas dan Sleman.

“Kami akan fasilitasi selama tiga bulan, didampingi adaptasi supaya menggunakan terus menerus mulai dari masa tanam sampai masa panen,” pungkasnya. (*).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved