Berita Bali

Peternak Terus Merugi, GUPBI Bali Harap Harga Babi Saat Galungan Minimal Rp40 Ribu Per Kilogram

Dalam perayaan Galungan ini diharapkan harga babi akan menunjukkan tren positif, minimal Rp40.000 per kilogram.

Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi peternak babi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Awal Agustus 2023, umat Hindu di Bali merayakan hari raya Galungan.


Dalam perayaan Galungan ini diharapkan harga babi akan menunjukkan tren positif.


Minimal diharapkan, harga babi minimal Rp40.000 per kilogram hingga Rp45.000 per kilogram. 

Baca juga: Melestarikan Kura-kura Moncong Babi: Sebuah Kisah Konservasi dan Relokasi

Namun menurut Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) I Ketut Hari Suyasa hal itu memang cukup sulit.


Apalagi mengingat hingga saat ini belum terjadi pergerakan harga babi


"Kami memprediksi pergerakan tidak begitu besar, karena saat ini harga babi di peternak masih Rp35.000 per kilogram," katanya Kamis, 20 Juli 2023. 

Baca juga: Kisah Putu Wisnawa dan Dewa Oka, Buat Sambal Babi Kaleng, Dikirim Sampai ke Sulawesi dan Papua

Sehingga, sudah 3 bulan terakhir ini peternak merugi. 


Harga proses produksi (HPP) peternak saat ini mencapai Rp40.000 per kilogram, sementara harga jual jauh di bawah itu. 


Sementara itu, untuk ketersediaan saat ini, Hari Suyasa mengatakan sangat aman.

Baca juga: Inovasi Baru, Sambal Babi Kaleng Pertama di Indonesia Dibuat Semeton Bali


Dan hal ini aman untuk memenuhi kebutuhan Galungan dan Kuningan. 


Hanya saja nilai jual yang belum bisa memberi keuntungan bagi peternak


Selain harga jual yang rendah, Hari Suyasa juga mengatakan, peternak dihadapkan dengan HPP tinggi. 


Hal ini dipengaruhi oleh harga pakan yang terus melonjak. 


Ia mengatakan 75 persen nilai produksi babi dipengaruhi oleh harga pakan. 


"Mirisnya 90 persen bahan baku pakan babi adalah produk dalam negeri. Namun dengan itu juga belum mampu memberikan nilai yang layak untuk para peternak," terangnya. 


Jika harga pakan tidak bisa dikendalikan, dia berharap pemerintah bisa memberikan subsidi untuk menekan nilai produksi. 


Demikian pula pemerintah daerah diharapkan bisa memberikan perhatian bagi peternak babi. 


Setidaknya bisa mengintervensi harga babi


Menurutnya yang terjadi saat ini, babi di  Bali dibeli murah, namun dijual malah di luar Bali. (*)

 

 

Berita lainnya di Harga Babi

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved