Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Kurikulum Merdeka Halaman 4 5 6 7, Kegiatan 1: Ide Pokok

Simak nih, inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 Kurikulum Merdeka halaman 4 5 6 7, Kegiatan 1: Ide Pokok Paragraf

Buku siswa Bahasa Indonesia Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Kurikulum Merdeka Halaman 4 5 6 7 cover 

Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satu pun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak ku kenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku.

This is it. Cukup sudah. Aku tidak tahan lagi. Aku harus bicara. Akan ku tegur mereka. Seenaknya saja menggunjingkan orang yang ada di depannya. Kemarahan tiba-tiba memenuhi dadaku. Aku berdiri sambil menghentakkan kaki. Derit nyaring kursi besi tua membuat beberapa orang menoleh.

Baca juga: Soal dan Jawaban Bahasa Inggris Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Halaman 8 9 10: Write the Activity

Kudekati sumber suara gaduh itu.

“Maaf. Apa aku mengganggu kalian?” Aku sendiri terkejut mendengar nada suaraku.

Aku benar-benar sedang kesal.

“Eh, ada apa?” tanya Edo. Dia anak Om Samsudin, kakak ayahku. Aku dan Edo seumur, tetapi kami tidak pernah cocok.

Bahar berdiri, “Iya. Ada apa? Mengganggu bagaimana?”

Ku Kepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup.

“Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang.”

“Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi,” sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.

Ku Kepalkan tangan, aku berbicara di antara gigi yang terkatup.

“Aku tahu, tadi kalian membicarakan aku. Maaf kalau aku tidak bisa ikut mengobrol. Aku memilih membaca karena aku ingin tenang.”

“Siapa yang membicarakanmu? Kami bicara sendiri dari tadi,” sahut Marlina yang disambut anggukan oleh yang lain. Mereka bersahutan cukup ramai sehingga beberapa pasang mata mengamati kami.

Amarah mencengkeramku. Aku benar-benar siap meledak. Aku merasa deru jantungku kian kencang. Kepalanku kian kuat. Aku bisa merasakan ujung kuku menekan telapak tanganku. Kemarahan menguasaiku.

Tepat pada saat itu, pintu geser kehijauan itu terbuka.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved