Bali United

Tiket Turun Harga! Tribun Utara Stadion Dipta Siap Kembali Bergema, NSB Resmi Cabut Boikot!

NSB menyampaikan, bahwa pencabutan boikot tersebut dari hasil pertemuan dengan pihak manajemen Bali United

TRIBUN-BALI.COM/ Wayan Diky Setiawan
Skuad Bali United - Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali bakal kembali bergetar, saat Bali United menggelar laga kandang, setelah komunitas suporter fanatiknya North Side Boys (NSB) resmi memcabut boikotnya. 

Sebelumnya kenaikan harga tiket reguler dari Rp 60 ribu menjadi Rp 100 ribu mendapatkan protes keras dari suporter yang berujung boikot laga kandang BU.

Sedangkan harga tiket VVIP naik dari sebelumnya seharga Rp 300 ribu menjadi Rp 400 ribu.
Namun yang menimbulkan gejolak adalah kenaikan di tiket reguler, karena mayoritas suporter fanatik menghuni Tribun Utara, Timur dan Selatan yang merupakan tribun bagi pemilik tiket reguler.

Sekitar 10 komunitas supporter Bali United (BU) menggelar pertemuan dengan manajemen BU di Cafe Bali United, Stadion Dipta, Gianyar, Minggu 30 Juli 2023.
Sekitar 10 komunitas supporter Bali United (BU) menggelar pertemuan dengan manajemen BU di Cafe Bali United, Stadion Dipta, Gianyar, Minggu 30 Juli 2023. (Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta)

Dalam pertemuan dengan perwakilan 10 komunitas suporter Bali United (BU) itu, hadir langsung Yabes Tanuri dan Pieter Tanuri.

Dalam pembukaan pertemuan, Pieter merespon kegaduhan suporter yang terjadi di media sosial (medsos).

"Mungkin kesalahan dari kita kurang komunikasi dan kurang memberikan informasi. Mungkin komunikasi belum sepenuhnya dua arah," ujarnya.

Dia pun meminta perwakilan komunitas suporter mengerucutkan isu yang harus dibahas dalam pertemuan ini. Sebab ia relatif kesulitan menyaring usul saran di media sosial.

"Zaman sekarang, zaman sosial media, yang diisukan apa. Tiket, pemain muda, atau apa? Terkait harga tiket naik, ada yang bilang manajemen cari duit," ujar Pieter.

Mengenai tudingan itu, Pieter pun membeberkan pendapatan BU di tahun 2022 lalu. Ia mengungkapkan, pendapatan dari TV sebesar Rp 5 miliar, sponsor Rp 20 miliar, tiketing Rp 2 miliar.

"Jadi artinya, sebetulnya tidak ada satu pun klub di Indonesia yang profit dari kegiatan bola. Saya sampai hari ini belum profit. Karena belanja pemain dan pendapatan tak seimbang. Tiap tahun saya rugi Rp 30-50 miliar. Kenapa saya mau rugi, karena saya ingin menang," tandas Pieter.

Pieter mengatakan, dirinya masih mensubsidi BU sebesar Rp 30-40 miliar per tahun. Karena keterbatasan anggaran itu pula, ia beberapa kali harus melepas pemain karena tak sanggup menggaji.

"Saat ini saya masih mensubsidi Rp 30-40 miliar, disubsidi dari bisnis yang lain. Mohon maaf jika nanti saya tak sanggup lagi mensubsidi, saya akan memainkan semua pemain muda dan mencari pemain asing harganya bisa menyesuaikan," ujarnya.

"Tiket, kita bersedia menurunkan. Tapi saya minta, tolong dijaga agar tidak berantem kayak gini. Kalau kita begini, yang diuntungkan, yang senang adalah orang lain. Saya berharap tak ada lagi hal seperti ini hanya gara-gara tiket. Harga tiket Rp 75 ribu, dan Rp 5.000-nya kita sumbangkan untuk Bali," imbuh Pieter.

 

Soal Teco

Kini sumbatan yang sudah terbuka antara manjemen BU dan suporter diharapkan memberikan situasi yang lebih cair antar kedua belah pihak. Diharapkan pula, situasi yang kembali harmonis ini bakal berdampak pada performa Bali United yang semakin melejit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved