Berita Bali
Pertamina Angkat Suara Soal Bule Pakai Gas Melon di Bali
Sempat sulit dicari, gas melon atau LPG 3 Kilogram di Bali mengalami kelangkaan menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sempat sulit dicari, gas melon atau LPG 3 Kilogram di Bali mengalami kelangkaan menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.
Bahkan gas melon yang tabungnya mudah dibawa kemana-mana dan harganya terjanhkau ini juga diminati wisatawan asing atau bule yang menetap di Bali.
Saat ditemui Tribun Bali pada kesempatan sidak suplay dan penyaluran LPG 3 kilogram lalu pada (30/7) lalu, Anggota Komisi VI DPR RI I Nyoman Parta menyebutkan ada warga negara asing (WNA) ikut membeli elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram di Bali.
“Orang asing yang punya rumah sendiri, vila, pondok sendiri ternyata mereka memanfaatkan. Saya lihat sendiri di lapangan,” kata Parta ketika meninjau distribusi elpiji subsidi.
Menurut dia, WNA yang ikut membeli elpiji subsidi itu diperkirakan karena penjual enggan berdebat dengan orang asing tersebut.
“Iya dia ambil juga kan dikasih juga. Orang juga tidak bisa berdebat dia (WNA) boleh atau tidak (membeli),” ujarnya pula.
Menurutnya, gas melon itu hanya diperuntukkan bagi masyarakat miskij yanh sudah tertulis di gas LPG tersebut.
Menanggapi hal ini, Tribun Bali melakukan konfirmasi kepada Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi pada Senin (7/8/2023).
Ahad menuturkan wisman tidak diperuntukkan membeli gas melon karena layak secara finansial, apalagi wisman / bule yang memiliki usaha di Bali.
Baca juga: Formasi CPNS 2023 Untuk Lulusan SMA/SMK: Kemenkumham Urutan Teratas, Simak Detailnya Disini
"Mayoritas kan sudah mampu membeli, mereka bisa berlibur di Bali atau menetap secara tidak langsung kan finansialnya cukup. Gas melon itu hanya diperuntukkan untuk orang miskin yang layak menerima subsidi dari pemerintah," ujar Ahad.
Ahad juga menambahkan bagi pangkalan atau agen yang menyuplai gas melon, harus tegas untuk mengarahkan bule tersebut untuk membeli gas 5,5 kilogram.
Adapun harga elpiji subsidi ukuran tiga kilogram di Bali mencapai Rp18 ribu per tabung sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 63 Tahun 2022.
Terlebih, bagi masyarakat yang membeli gas melon diwajibkan melakukan registrasi berupa No KK dan NIK agar nantinya Pertamina dapat mempertanggung jawabkan siapa saja masyarakat yang merasakan gas bersubsidi ini.
“Kami harus pertanggungjawabkan kepada negara siapa saja yang ambil (elpiji subsidi), jumlah penduduk di Bali yang sudah melakukan registrasi pembelian elpiji subsidi tiga kilogram sudah mencapai 108 ribu dan akan terus bertambah," tutup Ahad.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.