Penemuan Mayat Dosen di Sukoharjo

MOTIF Kuli Bangunan Habisi Bu Dosen Karena Sakit Hati Ditegur, Adik Korban Ungkap Hal Janggal Ini

Menanggapi motif pelaku habisi nyawa WDS, adik kandung korban, Fatin Nabila Fitri (22) memberikan kesaksian dan mengungkapkan beberapa kejanggalan

Editor: Mei Yuniken
TribunSolo/Anang Maruf
Pelaku pembunuh Wahyu Dian Silviani saat sesi jumpa pers Polres Sukoharjo di Mapolres Sukoharjo, Jumat (25/8/2023). 

TRIBUN-BALI.COM – MOTIF Kuli Bangunan Habisi Bu Dosen Karena Sakit Hati Ditegur, Adik Korban Ungkap Hal Janggal Ini

Pelaku pembunuhan seorang dosen salah satu universitas negeri di Jawa Tengah kini telah berhasil dibekuk kepolisian.

WDS (34), dosen UIN Raden Mas Said Surakarta ditemukan tak bernyawa di sebuah rumah di kawasan perumahan Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo pada Kamis, 24 Agustus 2023 pekan lalu.

Polisi mengungkapkan bahwa pelaku dengan inisial D merupakan kuli bangunan yang sedang bekerja dalam proses renovasi rumah korban.

Sakit hati karena mendapat teguran dari korban masalah pekerjaan, membuat D gelap mata ingin menghabisi nyawa WDS.

Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan, pihaknya mengungkap kasus ini setelah mencari beberapa petunjuk.

Dari petunjuk yang didapat mengarah ke pelaku D, yang merupakan kuli bangunan yang bekerja di rumah korban.

"Korban mengatakan hasil kerjanya (pelaku) jelek, juga dikatain tolol," kata AKBP Sigit, Jumat 25 Agustus 2023.

Berdasarkan kata inilah, pelaku lantas tak terima dan merencanakan untuk menghabisi korban.

Baca juga: TERUNGKAP! Pembunuh Dosen di Sukoharjo Adalah Kuli Bangunan yang Renovasi Rumah Korban

"Setelah tadi pagi dini hari kita cek dan ricek semuanya, ternyata bukan temen dekat, bukan pacar, dan bukan yang istilahnya kenal nomor HP gak," kata AKBP Sigit

"Ternyata, setelah selidiki, yaitu yang diduga (pelaku) kerja dengan korban juga, membangun, merehap rumahnya korban," tambahnya.

Kesaksian Keluarga Korban

Adik dan ayah dari WDS (34), dosen UIN RM Said yang menjadi korban pembunuhan.
Adik dan ayah dari WDS (34), dosen UIN RM Said yang menjadi korban pembunuhan. (Kompas.com/Idham Khalid)

Menanggapi motif pelaku habisi nyawa WDS, adik kandung korban, Fatin Nabila Fitri (22) memberikan kesaksian dan mengungkapkan beberapa kejanggalan sebelum insiden berdarah tersebut.

Sang adik ternyata sempat menemani kakaknya sebelum kejadian pembunuhan tersebut tepatnya pada periode waktu 2-17 Agustus 2023.

Nabila menuturkan terjadi peristiwa teror saat menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo.

Dikutip dari TribunSolo melansir Kompas.com, Nabila menuturkan pada minggu pertama ia menginap, ia mendengar ada suara langkah kaki manusia berjalan di atas atap tempat tinggalnya waktu itu.

Disampaikannya, langkah kaki itu didengarnya saat bangun untuk membersihkan muka sekitar pukul 00.30 WIB.

"Minggu pertama itu, saya lupa tanggalnya, kami waktu itu dengar suara langkah kaki di genteng. Saya nggak ngerti bahannya apa, kalau diinjak kaki itu kedengaran bunyi 'tek-tek' ," kata Nabila, Sabtu (26/8/2023).

Disampaikan Nabila, suara kaki itu terdengar tepat di atas kamar mandi, dan diyakini suara tersebut langkah kaki manusia bukan suara tikus kucing atau binatang lainnya.

"Kalau suara tikus atau kucing itu udah biasa dengar suaranya yang cepat. Tapi suaranya itu kayak langkah manusia, suara besar, sekali melangkah diam jeda, kemudian satu langkah lagi diem," kata Nabila.

Mendengar suara kaki itu, Nabila membangunkan kakaknya dan sama-sama mendengar suara tersebut. Untuk menghilangkan rasa takut, ia dan kakaknya pura-pura batuk dan membunyikan musik agar dianggapnya mereka masih bangun.

"Saya pura-pura batuk dan setel lagu. Saya mikir itu hanya pencuri. Jadi saya amanin laptop saya," kata Nabila.

Baca juga: Sejumlah FAKTA Temuan Mayat Dosen di Sukoharjo: Ditemukan oleh Mandor Tukang, Tubuh Tertutup Kasur

Saat itu mereka tidak bisa tidur, hingga suara tersebut hilang saat menjelang azan Subuh tiba. Kendati demikian suara itu telah hilang, kakaknya masih waswas dan mengambil pisau untuk jaga-jaga.

"Kakak saya waswas cari pisau. Saya cari cutter karena takut. Karena kami berdua di rumah itu," kata Nabila.

Nabila mengungkapkan, tidak percaya jika kakaknya berkata kasar kepada tukang bangunan berinisial DF (23) yang menjadi pelaku pembunuhan.

Nabila mengingat ada empat tukang termasuk pelaku yang mengerjakan renovasi rumah kakaknya. Saat siang hari kakaknya selalu perhatian untuk membeli makanan para tukang.

"Saya saksi, saya dua minggu di sana. Saya melihat mereka bekerja. Kakak saya sering cariin siang-siang itu es, cariin makanan gorengan. Itu pedulinya kakak saya," kata Nabila.

Pernah suatu ketika, kakaknya meminta pendapat dirinya soal sebuah tembok yang harus dihancurkan karena membuat sempit sebuah ruangan.

"Pas waktu saya di sana ada sebuah tembok yang rencana harus dirobohkan, karena membuat kamar terlalu sempit. Itu pun harus nanya ke saya dulu apa harus ditegur. Akhirnya selama dua minggu di sana kakak saya tidak jadi nanyain itu ke tukang," kata Nabila.

Nabila menyebutkan, kakaknya itu orang yang sopan. Hingga untuk menegur orang, kalau harus tanya pendapat orang dahulu, karena takut membuat orang tersinggung.

"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Saya enggak terima kakak saya dibilang gitu," kata Nabila.

Baca juga: Sejumlah FAKTA Temuan Mayat Dosen di Sukoharjo: Ditemukan oleh Mandor Tukang, Tubuh Tertutup Kasur

KOLASE FOTO : Potret semasa hidup dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (Kiri), sosok pelaku pembunuh Dian yang dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sukoharjo, Jumat (25/8/2023)
KOLASE FOTO : Potret semasa hidup dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (Kiri), sosok pelaku pembunuh Dian yang dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sukoharjo, Jumat (25/8/2023) (Kolase TribunSolo/Anang Ma'ruf)

Awal Penemuan Korban

Dilansir dari TribunSolo, Indriyono selaku mandor tukang menjelaskan, mayat itu ditemukan tergeletak disamping mini bar rumah itu.

"Ada teman yang mau mengecek rumah dari tadi tidak bisa. Lalu meminta kunci ke saya, karena rumah ini kan masih dalam perawatan saya," ujar Indriyono.

Lalu mandor tersebut memberikan kunci rumah tersebut kepada teman korban.

"Dari keterangan temannya, WDS ditemukan sudah ada bercak darahnya. Perasaan saya sudah gak enak, saya ketuk-ketuk pintunya saya panggil-panggil tidak ada respons," terangnya.

Ia menaruh curiga dan melihat dari atap, di bawah kasur itu ada sesuatu dan bercak darah di situ.

Korban saat ditemukan ada di bawah kasur lantai dekat mini bar, saat melihat jenazah ia melihat keanehan dan terus langsung keluar.

"Ada bau anyir darah," tandasnya.

Baca juga: SOSOK Dosen UIN RM Said Surakarta yang Ditemukan Tewas: Peraih LPDP, Disholatkan di Kampus Hari Ini

 (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kejanggalan Sebelum Tewasnya Dosen UIN Solo, Adik Korban: Dengar Langkah Kaki Malam Hari di Atap,

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved