PJ Gubernur Bali Terpilih
Jadi Pj Gubernur Bali, Sang Ibu Doakan yang Terbaik bagi Made Mahendra: Ini Karma yang Harus Dilalui
Irjen Sang Made Mahendra Jaya ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Pejabat atau Pj Gubernur Bali untuk menggantikan I Wayan Koster
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Jadi Pj Gubernur Bali, Sang Ibu Doakan yang Terbaik bagi Made Mahendra: Ini Karma yang Harus Dilalui
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Irjen Sang Made Mahendra Jaya ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Pejabat atau Pj Gubernur Bali untuk menggantikan I Wayan Koster yang masa jabatannya akan berakhir pada hari ini, Selasa 5 September 2023.
Pelantikan Irjen Sang Made Mahendra Jaya sebagai Pj Gubernur Bali akan digelar hari ini, Selasa 5 September 2023 di Gedung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jalan Merdeka Utara Nomor 7, Blok B Lantai 6, Gambir, Jakarta Pusat.
Nantinya, pelantikan Irjen Sang Made Mahendra Jaya digelar di Jakarta akan bersamaan dengan pelantikan sembilan Pj Gubernur lainnya.
Baca juga: Dilantik Pj Gubernur Bali, Setiap Hari Made Mahendra Telepon Keluarga: Semoga Jadi Pemimpin Baik
Di balik kesuksesan seorang pria, terdapat sosok perempuan yang hebat.
Kata tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan Desak Made Subiksi, ibu dari Made Mahendra Jaya.
Desak Made Subiksi mempunyai andil besar dalam membingbing sang Made kecil hingga seperti saat ini.
"Saya seorang ibu, hanya mendoakan agar anak-anak saya sehat. Saya mendidik dengan keikhlasan saja. Ibu yang kewajibannya merestui jalan anak-anaknya. Kami sama-sama saling mengisi. Saya hanya mendoakan yang terbaik nak," ujar Desak Made Subiksi dari layar video call, saat Tribun Bali mengunjungi rumah keluarga tersebut di di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Senin 4 September 2023.
Ucapan itu membuat lima anaknya yang ada di panggilan bersama, terdiam sejenak.
Mereka mengucapkan terima kasih atas kasih sayang tak bersyarat itu. Mereka meminta doa agar Irjen Mahendra bisa mengemban tugasnya yang baru dengan penuh amanah.
Kemudian Sang Ayu Kompyang Maharini mengambil alih pembicaraan. Ia kakak yang tutur katanya terdengar bijaksana.
Ia mengingatkan, jabatan sebagai pemimpin daerah bukan hal yang mudah. Ada nama baik yang harus dijaga.
Baca juga: PROFIL Sang Made Mahendra Jaya, PJ Gubernur Bali Terpilih yang Akan Dilantik Hari Ini
"Ini sebuah karma yang harus dilalui, karma mengabdi di tanah leluhur. Dumogi adik saya sehat dan bisa melaksanakan tugas dengan baik. Karena bagaimanapun ini sesuatu yang tidak gampang, ini sulit," tuturnya.
"Apalagi di tanah leluhur, harus benar-benar jaga nama baik keluarga, nama baik semuanya. Berpijaklah ke bumi sebelum melihat ke langit," ujar Sang Ayu Kompyang Maharini. Pesan itu menjadi penutup obrolan mereka kali ini lewat video call. Satu sama lain melambaikan tangan melanjutkan aktivitas.
Sosok Sang Made Dimata Sang Adik
Lebih lanjut, Irjen Mahendra Jaya adalah anak kedua dari enam saudara.
Ia lahir dari pasangan Sang Made Wisaya dan Desak Made Subiksi. Sang Made Wisaya adalah PNS dan Desak Made Subiksi adalah ibu rumah tangga.
Setelah pensiun, Sang Made Wisaya memantapkan diri ngayah sebagai Jro Mangku di Pura Giri Jaya Natha, Balikpapan. Kakak pertama Irjen Mahendra bernama Sang Ayu Kompyang Maharini. Sedangkan adik-adiknya adalah, Sang Ayu Nyoman Mahadewi, Sang Ketut Mahadewa, Sang Putu Mahardika, dan Sang Ayu Made Mahartini.

Sejak ayahnya meninggal dunia, Mahendra Jaya yang menggantikan peran sebagai ayah. Ia membimbing adik-adiknya, mengarahkan, dan menasehati. Bahkan tak jarang juga memarahi. Namun semua itu untuk kasih sayang, terlebih mereka tinggal berbagai belahan kota di Indonesia.
"Sosok kakak di mata saya bener-bener sebagai pengganti ayah setelah ayah saya meninggal. Kakak saya lah yang mengambil peran itu, yang memarahi, menasehati, mengarahkan adik-adiknya," ujar Sang Ketut Mahadewa kepada Tribun Bali
Baca juga: BREAKING NEWS: Pelantikan PJ Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Ini Link Live Streamingnya
Pria yang akrab disapa Sang Kecuk ini selalu mendapat panggilan lebih dulu jika Irjen Mahendra pulang ke Desa Temesi, Gianyar. Biasanya Perwira Tinggi Polri itu pulang untuk sembahyang, bahkan saat sesibuk apapun.
"Kecuk, saya kal mulih (saya mau pulang), mau sembahyang," demikian Sang Kecuk meniru ucapan kakaknya saat akan datang.
"Kalau ke Bali, sesibuk apapun acaranya di Denpasar, pasti menyempatkan diri pulang untuk sembahyang. Kadang Pak Tito mengingatkan untuk pulang," sambungnya.
Meski tak lama, namun waktu kebersamaan satu sampai dua jam sangat berarti untuk keluarga ini. "Setelah sembahyang, kami ngopi dan ngobrol-ngobrol dan tentu makan be guling, makanan kesukaan kakak saya, kemudian balik setelah sejam dua jam kami bertemu," kata Sang Kecuk.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.