Bisnis
Tenun Endek Khas Bali Kini Telah Mendunia, Keinginan Hati Menjadi Nyata!
Komang Lusi juga salah satu penerima KUR BRI. Dengan bunga yang rendah, Komang Lusi meminjam KUR Rp 25 juta dengan tenor 2 tahun.
TRIBUN-BALI.COM - Tenun endek khas Bali kini telah mendunia. Salah satu desainer ternama dari Paris Christian Dior melihat langsung karya – karya desainer endek asal Bali, pada akhir tahun 2022 lalu, dalam sebuah fashion show. Komang Lusi Damayanti, salah satunya.
Komang Lusi menuturkan, sangat bangga dapat terlibat dalam fashion show berskala internasional tersebut.
Sejak kecil, ia memang lekat dengan dunia garmen, tukang jahit, berbagai jenis kain, mesin jahit, karena orang tuanya yang memiliki usaha garmen.
Namun tahun 1998, ketika pariwisata booming membuat kuliah jurusan kepariwisataan digemari. Ia pun tak ketinggalan. Ia melanjutkan pendidikan ke Mapindo dan setelahnya, bekerja di hotel bintang lima di Bali. Namun rupanya, pekerjaan tersebut tak membuatnya betah dan nyaman.
Baca juga: TERSANGKA Tragedi Lift Maut Ayu Terra Resort Ubud Diumumkan Besok! Ini Kata Polres Gianyar!
Baca juga: Viral Sejumlah Pemuda Lakukan Aksi Pengeroyokan di Lovina, Diduga Dipicu Masalah Perempuan
Ia pun mulai uring- uringan dan memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut. Komang Lusi diminta meneruskan usaha orang tuanya di bidang garmen.
Namun, kain – kain yang ada di gudang serta daya imajinasinya saat itu, memantik kreativitasnya untuk membuat pakaian dari endek.
Pada awalnya, pakaian buatannya hanya dijual ke teman – temannya, namun lama kelamaan, ia mulai memiliki jejaring pemasaran.
Hingga akhirnya ia memiliki brand sendiri, Lusi Damai untuk usaha yang dibangunnya tersebut. Dari temannya, ia mendapat tawaran untuk mengikuti pameran di Pesta Kesenian Bali (PKB).
Karena memang keinginan hatinya untuk menjalankan usaha garmen, ia pun mencoba mengikuti berbagai pameran.
Hingga kini, ia aktif mengikuti berbagai pameran, selain PKB juga pameran Bali Bangkit untuk memperkenalkan karya – karya terbarunya.
Bahan baku kain tenun endek yang awalnya diperoleh dari hunting di pasar Klungkung, seiring bertambahnya permintaan, ia pun mulai menelusuri perajin kain tenun endek.
Menurutnya setiap perajin tenun memiliki ciri khas motif sendiri – sendiri. Hal itulah yang membuat pakaian endeknya juga memiliki ciri khas.
“Dalam setiap price tag pakaian kami selalu tulis nama pengrajinnya. Tujuannya agar penenun lokal juga dapat terangkat,” kata Komang Lusi.

Berbagai model pakaian berbahan endek ia ciptakan mulai dari blazer, dress, kemeja, dan model lainnya.
Bahkan pengalaman yang berharga baginya adalah saat pandemi, Anang dan Ashanty menggunakan wardrobe darinya selama syuting program pencarian bakat, terutama untuk model jaket bomber.
TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras & Daging Naik |
![]() |
---|
Industri Furnitur Diprediksi Tumbuh Moderat, Simak Alasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
RUPIAH Anjlok ke Rp16.601 Per Dolar AS, Simak Alasannya! |
![]() |
---|
Motor Listrik Harapan Masa Depan & Ramah Lingkungan, Maka Motors Liat Potensi Pasar Tinggi di Bali |
![]() |
---|
Gabungkan Konsep Skandinavia, Jepang dan Bali dalam Sebuah Hunian, Hadirkan Nuansa Rumah Nyaman! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.