Berita Bali
The Land of Art, Rasakan Energi Seni Kontemporer di The Apurva Kempinski Bali
The Land of Art, Rasakan Energi Seni Kontemporer di The Apurva Kempinski Bali
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - The Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan Kita Art Friends 'October Section' menghadirkan pameran karya dalam sebuah studio seni yang bisa disaksikan publik.
Art Studio Exhibition berada di lobi area The Kempinski Bali ini mengusung tajuk Indonesia The Land of Art.
Diskusi dan pameran lukisan ini menghadirkan empat seniman, Kun Adnyana, Sutjipto Adi, Lugas Syllabus dan Made A Palguna.
Sebanyak 8 karya seni Lukis Kun Adnyana ditampilkan untuk dinikmati publik tamu pengunjung The Apurva Kempinski Bali.
Director of Marketing, The Apurva Kempinski Bali, Melody Siagian, menjelaskan, The Land of Arts merupakan rangkaian dari event Powerfull Indonesian Festival yang digelar sejak bulan Agustus lalu.
“Kami menonjolkan 5 pilar kolaborasi lintas disiplin, seperti dengan seniman, musikus hingga craftmenship, tidak hanya satu ranah saja, kerja sama dengan berbagai macam talenta tanah air mengharumkan Indonesia di mata dunia,” kata Melodi dijumpai Tribun Bali, pada Kamis 12 Oktober 2023.
Selanjutnya, dia menjelaskan The Apurva Kempinski Bali juga mengusung pilar sustaianability menggandeng Samsara Living Museum Agriculture, himgga program untuk inclusivity.
“Kempinski juga bekerjasama dengan beberapa Yayasan di Bali untuk edukasi dan program training. Land of Art ini lintas disiplin, bersama Kita Art Friends menghadirkan seni lebih dekat dengan tamu, apalagi banyak turis asing, kami bangga menghadirka kreasi seniman,” ujar dia.
Sementara itu, Seniman Kun Adnyana menuturkan, bahwa pameran yang dihadirkan di The Apurva Kempinski Bali ini dibangun atas konsep kuratorial yang otentik.
Baca juga: Diskerpus Badung Terima Penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Kategori Pegiat Literasi
“Karya yang ditampilkan otentik dan berlangsung di studio, apapun yang terjadi diciptakan, artinya muncul hasrat seniman menciptakan sesuatu bukan atas giringan atau tawaran curator,” tuturnya
“Ada kemungkinan karya yang dilahirkan seniman tidak selalu popular dari imajinasi publik, ada sesuatu yang tidak atau belum dituangkan seniman dalam karyanya,” sambung dia.
Karena baginya, seni adalah eskpresi kebebasan tanpa pegorbanan sebagai pemuas hasrat yang artinya memenuhi kebutuhan manusia untuk bebas memahami alam dan naluri, cita-cita, mimpi, asa tanpa batas
“Bisa dipuaskan oleh karya seni karena tidak ada batasan,” tuturnya.
Menurutnya, keunikan dari event ini adalah membawa hal privat di dalam studio diekspresikan langsung ke publik.
“Ini tantangan luar biasa. ide visioner mengejawantahkan spirit Kita Art Friends,” jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.