Berita Gianyar
PU Gianyar Pastikan Jembatan Singakerta Rampung Tahun 2023 Ini
perbaikan untuk jembatan Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, tak perlu menunggu anggaran APBD Induk 2024
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Setelah melakukan investigasi selama hampir dua pekan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gianyar, akhirnya bisa menyimpulkan hasil temuan dan langkah perbaikan untuk jembatan Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, Ubud, Gianyar, Bali.
Pada intinya, pengerjaan perbaikan dan penyelesaian akan dilakukan pada tahun 2023 ini.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar, I Made Astawiguna, Kamis 19 Oktober 2023 mengatakan, sebenarnya sampai saat ini pun pihaknya masih melakukan investigasi terkait bolongnya jembatan penghubung Tebongkang - Pengosekan tersebut.
Namun secara garis besar, diketahui bahwa kekuatan jembatan masih memadai.
Baca juga: Jalan Rusak di Dusun Bayad Buleleng akan Segera Diperbaiki, Adiptha: Waktu Perbaikan Hanya 3 Bulan
Karena itu, pihaknya pun telah bisa memperhitungkan anggaran perbaikan.
Kata dia, pengerjaannya nanti hanya perlu dilakukan perbaikan darurat, sehingga tak perlu menunggu anggaran APBD Induk 2024.
"Investigasi belum selesai, namun bisa disimpulkan kekuatan jembatan tersebut masih memadai dan hanya dilakukan perbaikan, tidak revitalisasi atau pembuatan jembatan baru," ujar Astawiguna.
Adapun pengerjaannya nanti, kata Astawiguna, selain melakukan perbaikan pada aspal, pihaknya juga akan memperbaiki terowongan irigasi di bawah jembatan.
Sebab, penyebab jembatan tersebut berlubang, dikarenakan kikisan air sungai yang meluap karena hujan akibat pondasi di bawah jalan hanya berupa tanah.
"Ini masih mencari rekanan yang akan menggarap perbaikan, polanya PL (Penunjukan Langsung) karena estimasi anggaran di bawah Rp 200 juta. Dipastikan, jembatan tersebut bisa selesai di tahun 2023 ini. Begitu selesai perhitungan RAB dan tandatangan kontrak, langsung dikerjakan. Tidak ada proses tender, langsung kerja," tandasnya.
Berdasarkan data Tribun Bali, sejak jembatan tersebut ditutup untuk kendaraan roda empat, pengendara memilih ke jalur-jalur lain, seperti ke Jalan Raya Sayan maupun Jalan Raya Kengetan.
Hal ini pun menyebabkan jalanan tersebut selalu padat, sehingga hampir semua pengendara berharap jembatan tersebut segera diperbaiki. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.