Pemilu 2024

Jelang Pemilu 2024, Peredaran Uang Meningkat, Dikhawatirkan Jadi Inflasi

adanya berbagai kegiatan Pemilu ini diprediksi akan memicu peningkatan peredaran uang sehingga dikhawatirkan terjadi inflasi.

kompas.com
Ilustrasi uang - Jelang Pemilu 2024, Peredaran Uang Meningkat, Dikhawatirkan Jadi Inflasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemilihan Umum (Pemilu) akan kembali diadakan pada tahun 2024 mendatang.

Berbagai kegiatan jelang Pemilu seperti kampanye sudah mulai berlangsung usai pendaftaran Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres).

Dengan adanya berbagai kegiatan Pemilu ini diprediksi akan memicu peningkatan peredaran uang sehingga dikhawatirkan terjadi inflasi.

Menanggapi hal tersebut, Akademisi dari Undiknas Prof. IB Raka mengatakan, kebutuhan alat peraga kampanye mulai dipersiapkan akan memicu peningkatan peredaran uang.

“Secara teori jika perendaran uang lebih banyak, pasti akan terjadi peningkatan harga barang. Peserta Pemilu akan menarik uangnya di bank dan membelanjakannya sehingga dipastikan peredaran uang akan meningkat,” jelasnya, Sabtu 21 Oktober 2023.

Baca juga: Perang Palestina-Israel Berdampak pada Perekonomian Indonesia, Harga Beras Naik, Waspada Inflasi

Ditambah lagi, kata Prof Raka, uang yang selama ini tidak tersimpan di bank, dengan momen Pemilu akan digunakan untuk menyukseskan tujuannya, maka akan semakin meningkatkan potensi inflasi.

Uang yang digunakan tidak hanya untuk kampanye yang terlihat di publik, namun juga kampanye hitam dan kampanye negatif juga akan semakin meningkatkan peredaran uang.

“Serangan fajar, pembelian logistik pasti akan meningkatkan permintaan barang,” imbuhnya.

Kondisi perpolitikan di Indonesia yang akan memanas mendekati Pemilu ditambah dengan kondisi di luar negeri dengan adanya perang di Palestina dan masih berlangsungnya ketegangan di Ukraina, juga akan semakin meningkatkan potensi chaos di Indonesia.

“Kondisi ekonomi tidak bisa dipengaruhi dari faktor internal saja, juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, rupiah juga akan sedikit terganggu sekarang. Tentu ini berbahaya juga karena banyak barang-barang konsumsi yang bahan baku dari impor, tentu membuat harga meningkat. Sehingga banyak kebutuhan yang berasal dari impor yang akan berdampak pada inflasi,” ujarnya.

Sementara perang yang terjadi di Timur Tengah, namun perang antara Rusia dan Ukraina masih terjadi yang notabene pemasok gandum.

Meskipun Indonesia tidak mengimpor dari Rusia maupun Ukraina tapi Eropa yang mengalami hambatan, sehingga membeli di negara lain yang notabene mengganggu supply ke Indonesia.

“Itu yang menyebabkan harga terigu meningkat,” imbuhnya.

Kondisi Pemilu tahun ini dinilai lebih kondusif.

Meski demikian kontestasi politik yang akan diikuti 3 pasangan calon ini juga perlu diperhatikan dampak penggunaan sumber dayanya untuk meraih simpatisan.

“Jika 5 tahun lalu hanya 2 kontestan, tahun ini 3 kontestan, tentu akan berdampak kepada sumber daya yang ada sehingga semakin meningkatkan permintaan,” ujarnya.

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved