Seputar Bali

Harga Cabai Rawit Melonjak Capai Rp 75 Ribu per Kilo, Andalkan Pasokan dari Luar Bali

Harga cabai mengalami lonjakan sejak dua hari lalu. Kenaikan ini terjadi lantaran pasokannya minim sebab musim panen di petani lokal sudah lewat

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Pedagang di Pasar Anyar Buleleng menyebut harga cabai saat ini melonjak hingga Rp 75 ribu per kilogram 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Harga cabai mengalami lonjakan sejak dua hari lalu. 

Kenaikan ini terjadi lantaran pasokannya minim sebab musim panen di petani lokal saat ini sudah lewat.

Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pedagang hanya mengandalkan kiriman cabai dari luar Bali.

Salah satu pedagang Pasar Anyar Buleleng bernama Desak Putu Widiartini menyebut harga cabai rawit saat ini tembus di angka Rp 75 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 55 ribu per kilo. 

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Bonaventura Surya Hasilkan Karya Lukis Digital Bertemakan Nasionalisme

Sementara cabai besar saat ini dijual seharga Rp 48 ribu per kilo dari sebelumnya Rp 30 ribu.

Dengan kenaikan harga ini, praktis jumlah pembeli pun menjadi menurun. 

Sehingga Widiartini mengaku tidak berani menambah stok cabai, karena khawatir busuk dan membuat dirinya merugi. 

"Modalnya itu Rp 70 ribu per kilogram, dijual Rp 75 ribu. Pembeli ada cuma karena harganya mahal mereka tidak berani beli banyak,”

“Kalau sepi pembeli kami juga bisa rugi karena banyak yang busuk," ungkapnya Rabu (8/11).

Baca juga: Satpol PP Gianyar Akhirnya Tertibkan Alat Peraga Kampanye

Pedagang lainnya bernama Made Sudeni mengatakan, kenaikan cabai ini sudah terjadi sejak dua hari terakhir.

Bahkan satu harinya, kenaikan terjadi hingga Rp10 ribu per kilogram. 

Hal ini terjadi lantaran stok cabai lokal kosong, sehingga ia harus membeli cabai yang didatangkan dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

 "Harganya naik terus karena stoknya kosong," terangnya.

Sementara Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan UKM (Disdagperinkop-UKM) Buleleng, Dewa Made Sudiarta membenarkan terjadi kenaikan pada harga cabai rawit dan cabai besar. 

Dari pemantauan pihaknya, kenaikan sudah terjadi sejak beberapa minggu belakangan.

Kenaikan ini kata Sudiarta terjadi karena cabai yang ditanam oleh petani lokal sudah habis panen, sehingga stok di pedagang berkurang. 

Baca juga: Empat Pelaku Rudapaksa Siswi SD di Buleleng Ditetapkan Tersangka, Satu Ditahan, Sisanya Wajib Lapor

Selain itu juga terjadi lantaran musim kemarau berkepanjangan akibat dampak fenomena El Nino. 

"Pasokan lokal terbatas, pasokan dari luar juga berkurang," ucapnya.

Untuk mengantisipasi harga terus melonjak, Sudiarta mengaku pihaknya memaksimalkan pasokan yang ada. 

Selain itu, PD Pasar juga saat ini tengah melakukan intervensi untuk menstabilkan harga pasar.

"Melalui PD Pasar kita maksimalkan, untuk mengendalikan harga. Ambil cabai dari Jawa dan lokal untuk bersaing harga,”

“Kalau masyarakat ingin kualitas 1 harga yang mahal, nanti dicampur untuk harga yang terjangkau," jelasnya. (rtu)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved