Ditahan Imbang, Pelatih Panama U17 Keluhkan Cuaca Panas Bak Neraka di Surabaya

TRIBUN-BALI.COM – Usai ditahan imbang Timnas Indonesia U17, pelatih Panama U17, Mike Stump ungkap alasan pasukannya gagal raih kemenangan.

Seperti yang diketahui, Panama U17 kembali gagal meraih kemenangan di laga kedua Grup A Piala Dunia U17 2023.

Menghadapi Timnas Indonesia U17, Panama U17 hanya mampu mengakhiri laga dengan hasil imbang 1-1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.

Sejatinya, Panama U17 sempat unggul lebih dulu di masa injury time babak pertama, tepatnya menit ke-45+3 lewat gol Castillo.

Namun sangat disayangkan, keunggulan tersebut tidak bertahan lama.

Baca juga: Inilah 3 Skenario Timnas Indonesia U17 Untuk Lolos Babak 16 Besar Piala Dunia U17 2023

Baca juga: Arkhan Kaka Disorot Usai Selamatkan Timnas Indonesia U17 Dari Kekalahan, Begini Pesan Sang Ayah

Bomber andalan Timnas Indonesia U17, Arkhan Kaka sukses membawa skuad Garuda menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-54.

Setelah gol penyama, para pemain Los Canaleros, julukan Panama, mencoba untuk mengincar gol kedua.

Namun, pertahanan solid yang ditunjukkan oleh para pemain muda Garuda mampu menahan segala serangan yang dilancarkan oleh Panama.

Alhasil, skor imbang 1-1 tetap bertahan hingga pertandingan kedua Grup A berakhir.

Seusai laga tersebut, Mike Stump mengakui bahwa menghadapi Timnas Indonesia U17 merupakan pertandingan berat.

Apalagi, cuaca panas Kota Surabaya menyelimuti laga tersebut yang menurutnya menjadi penghalang bagi para pemain Panama U17 untuk mengerahkan kemampuan terbaiknya.

Menurutnya cuaca panas Kota Surabaya mirip seperti neraka.

"Ini pertandingan yang berat," ujar Stump sambil menunjukkan pakaiannya yang basah karena keringat usai laga Indonesia vs Panama.

"Cuacanya di sini seperti neraka. Kita harus berlari, lihatlah saya," lanjutnya.

Baca juga: Hasil Akhir Timnas Indonesia U17 vs Panama U17: Garuda Kembali Ditahan Imbang 1-1

Cuaca panas di Stadion GBT tidak membuat Mike Stump melepas pakaian jas lengkapnya usai pertandingan.