Korupsi SPI Unud
Hasil Sidang Dugaan Korupsi SPI Unud, Yusnantara Akui Terima Draft SPI dari Saksi Antara
Teka teki mengenai sosok yang menyerahkan, lalu menerima draf SPI maba seleksi jalur mandiri Unud perlahan mulai terkuak
Penulis: Putu Candra | Editor: Ngurah Adi Kusuma
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Teka teki mengenai siapa yang menyerahkan, lalu menerima draf Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) maba seleksi jalur mandiri Universitas Udayana (Unud) perlahan mulai terkuak.
Ini diakui, terdakwa I Made Yusnantara saat menanggapi keterangan saksi I Wayan Antara di persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Denpasar, Jumat, 17 November 2023.
Wayan Antara merupakan satu dari tiga saksi yang dihadirkan tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) I Nengah Astawa dkk untuk diperiksa keterangan di persidangan dalam perkara dugaan korupsi dana Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) maba seleksi jalur mandiri Unud tahun 2018-2022.
Wayan Antara sendiri adalah mantan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan. Pernah menjabat sebagai wakil ketua tim penyusun SPI Unud, staf khusus pengelolaan aset, dan sekarang menjadi staf ahli rektor Unud bidang pemberdayaan.
Baca juga: Ditlantas Polda Bali Analisis Kecelakaan Mini Bus Pamedek Di Desa Nongan dengan Alat TAA
Dalam tanggapannya, terdakwa Yusnantara menyatakan, dirinya menerima draf SPI dari saksi Wayan Antara.
"Memang benar draf SPI, saksi (I Wayan Antara) yang menyerahkan ke saya. Memang benar bukan dibuat, diketik di bidang akademik," ungkapnya saat menanggapi keterangan saksi I Wayan Antara.
Hal itu juga diperkuat oleh pernyataan terdakwa I Ketut Budiartawan. "Saya tidak membuat draf itu. Saya mendapat draf dari atasan saya, Pak Yusnantara," akunya.
Sementara itu, ditanya terkait landasan hukum SPI oleh JPU, saksi Wayan Antara mengatakan, landasan yuridis mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan SK Rektor Unud.
"Landasan yuridis, Permendikbud. Yang terbawah yang menjadi dasar pungutan SPI adalah SK Rektor," jawabnya.
Tim JPU pun mengejar saksi Wayan Antara perihal aset Unud berupa sejumlah mobil yang diberikan oleh pihak bank. Namun pihaknya mengaku tidak mengetahui.
Baca juga: Disbud Badung Beri Penghargaan Seni Kerti Budaya Bagi Seniman Yang Terus Berkesenian di Badung
"Tahu saksi, Unud mendapat bantuan mobil dari bank," tanya JPU Nengah Astawa.
"Tidak tahu," jawabnya.
Namun kemudian, saksi Wayan Antara mengaku pernah mendengar adanya bantuan dari bank berupa CSR.
"Unud mendapat manfaat untuk penempatan uang di bank melalui CSR," jelasnya.
"CSR nya dalam bentuk apa," kejar JPU Nengah Astawa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.