Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan
Bentuk Tim Investigasi, Flight Data Recorder Super Tucano TNI AU yang Jatuh di Pasuruan Ditemukan
Dalam mengusut penyebab jatuhnya pesawat jenis EMB 314 Super Tucano dengan nomor ekor TT-3103 dan TT-3111 itu, TNI AU membentuk tim investigasi.
"Perlu kami sampaikan bahwa data dari Flight Data Recorder, khususnya Flight Data Recorder sudah berada di Lanud Abdulrachman Saleh. Mudah-mudahan bisa kami baca untuk bisa memberi penjelasan lebih lanjut apa yang terjadi dalam penerbangan ini," kata Agung.
Untuk proses investigasi, kata Agung, sementara ini sudah dapat dilaksanakan oleh internal TNI AU.
TNI AU, kata Agung, memiliki personel yang merupakan lulusan dari sekolah-sekolah investigasi di luar negeri yang cukup handal khususnya di bidang penerbangan militer.
Baca juga: 4 Jenazah Perwira TNI AU Korban Jatuhnya Pesawat Super Tucano Dimakamkan Hari Ini di Malang & Madiun
Baca juga: Sorotan Media Asing soal Jatuhnya Pesawat Super Tucano Milik TNI AU di Lereng Gunung Bromo
Saat ini, kata dia, pesawat militer khususnya seperti Super Tucano, sudah dilengkapi dengan FDR di mana biasanya pesawat militer tidak dilengkapi dengan FDR
Dengan demikian, kata dia, hal itu diharapkan dapat memudahkan proses investigasi.
"Tentu, kita akan gunakan bantuan (pihak) luar apabila kita kesulitan untuk mengungkap. Tetapi mestinya kami sementara masih bisa melaksanakan investigasi sendiri. Karena kita juga memiliki ahli-ahlinya, tentunya kita akan berupaya sendiri dulu. Baru setelah itu, kita minta bantuan dari luar," kata dia.
Agung mengatakan selain FDR, video-video yang beredar terkait kecelakaan pesawat tersebut dan keterangan warga juga akan jadi bahan investigasi.
Hal yang terpenting dalam proses investigasi tersebut, kata dia, adalah perbaikan dari prosedur saat pesawat tempur mengalami kondisi blind atau pilot tidak dapat melihat akibat awan tebal atau cuaca buruk saat sedang latihan terbang formasi.
Dengan demikian, kata dia, diharapkan seluruh pesawat yang terlibat dalam latihan terbang formasi dapat selamat bila mengalami kondisi tersebut.
"Jadi, tujuan daripada investigasi adalah memperbaiki prosedur, menambah prosedur, atau mengurangi hal-hal yang tujuannya untuk keselamatan penerbangan dan keselamatan misi," kata Agung.
Diketahui, kotak hitam pada pesawat terdiri dari dua peranti, yakni FDR (Flight Data Recorder) atau perekam data penerbangan dan CVR (Cockpit Voice Recorder) atau perekam percakapan pilot.
Baca juga: Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan: Diduga Cuaca Buruk jadi Penyebab, Ini Sosok 4 Perwira yang Tewas
Empat Perwira Gugur

Sebanyak empat prajurit terbaik TNI Angkatan Udara gugur dalam kecelakaan pesawat EMB 314 Super Tucano TT-3103 dan TT-3111 pada Kamis 16 November 2023.
Pesawat Super Tucano TT-3111 diawaki oleh Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono.
Sedangkan pesawat Super Tucano TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda Anggara Seta dan Kolonel Pnb Subhan.
pesawat tempur
pesawat jatuh
TNI AU
tim investigasi
Super Tucano
Pasuruan
Gunung Bromo
Lanud Abdulrachman Saleh
FDR
Flight Data Recorder
4 Jenazah Perwira TNI AU Korban Jatuhnya Pesawat Super Tucano Dimakamkan Hari Ini di Malang & Madiun |
![]() |
---|
Sorotan Media Asing soal Jatuhnya Pesawat Super Tucano Milik TNI AU di Lereng Gunung Bromo |
![]() |
---|
Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan: Diduga Cuaca Buruk jadi Penyebab, Ini Sosok 4 Perwira yang Tewas |
![]() |
---|
2 Pesawat Tempur Sempat Hilang Kontak, Ditemukan Jatuh di Kawasan Gunung Bromo, 4 TNI Jadi Korban? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.