Erupsi Gunung Marapi
Erupsi Gunung Marapi: Pendaki Tewas Bertambah jadi 23 Orang, Salah Satunya Ada Anggota Polda Sumbar
Tim SAR dan para relawan terus melakukan pencairan dan evakuasi para pendaki yang sempat terjebak di Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
TRIBUN-BALI.COM – Erupsi Gunung Marapi: Pendaki Tewas Bertambah jadi 23 Orang, Salah Satunya Ada Anggota Polda Sumbar
Update erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, korban yang dilaporkan tewas bertambah menjadi 23 orang.
Tim SAR dan para relawan terus melakukan pencairan dan evakuasi para pendaki yang sempat terjebak di Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
Pada laporan terbaru, sebanyak 23 pendaki dinyatakan meninggal dunia, termasuk salah satunya ada seorang polisi dari Polda Sumbar.
Dimana dari 23 korban tewas tersebut, sebanyak 20 jenazah sudah berhasil dievakuasi sementara 3 lainnya masih berada di lokasi Gunung Marapi.
Seperti melansir dari Serambinews, informasi ini merupakan terusan dari Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono.
"Dari sebanyak 23 orang ini, sudah berhasil dievakuasi sebanyak 20 orang," kata Suharyono, Selasa 5 Desember 2023.
Suharyono menyebut, ada dua polisi anggota Polda Sumbar ikut menjadi korban erupsi Gunung Marapi, seorang di antaranya meninggal dunia.
"Saya nyatakan ada, memang ada. Polisi kan manusia juga, pengen liburan mungkin, ya. Ada dua orang, satu orang selamat," kata Irjen Pol Suharyono.
Dirinya menyebutkan, dua personel yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi ini berasal dari Direktorat Sabhara Polda Sumbar.
Baca juga: Gunung Marapi di Sumatera Barat Erupsi, 11 Orang Meninggal, Beredar Video Pendaki Minta Tolong
13 Jenazah Teridentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat telah mengidentifikasi delapan jenazah tambahan korban erupsi Gunung Marapi.
Total jenazah yang sudah diidentifikasi berjumlah 13 orang.
"Delapan jenazah susulan tadi malam sudah berhasil kita identifikasi semua. Totalnya sudah 13 orang jenazah," kata Ketua Tim DVI Polda Sumbar Kombes Pol Lisda Cancer, Rabu (6/12/2023), dikutip dari Kompas.com.
Lisda menyebutkan, dari 13 korban yang telah teridentifikasi, dua orang adalah perempuan dan sisanya laki-laki.
Sementara untuk asalnya, tiga orang berasal dari Riau dan sisanya dari Sumbar.
"Mayoritas dari korban adalah mahasiswa, yaitu 10 orang. Sisanya adalah swasta," kata Lisda menjelaskan.
Berikut daftar nama korban erupsi Gunung Marapi yang telah teridentifikasi:
1. Muhammad Adan, laki-laki, 21 tahun, mahasiswa, Riau
2. Muhammad Teguh Amanda, laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang Pariaman
3. Nazatra Adzin Mufadha, laki-laki, 22 tahun, mahasiswa, Riau
4. Muhammad Alfikri, laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang
5. Nurfa Afitri, Perempuan, 27 tahun, Ex-mahasiswa, Padang Pariaman
6. Irfandi Putra, laki-laki, 21 tahun, mahasiswa, Solok
7. Muhammad Wilki Syaputra, Laki-laki, 20 tahun, mahasiswa, Riau
8. Aditya Prasetyo, Laki-laki, 20 Tahun, mahasiswa, Padang
9. Afranda Junaidi, Laki-laki, 26 tahun, Swasta, Padang Pariaman
10. Yusirli Amri, Perempuan, 20 tahun, mahasiswa, Tanah Datar
11. Divo Suhandra, Laki-laki, 26 tahun, Swasta, Padang Pariaman
12. Filhan Alfiqh, Laki-laki, 18 tahun, mahasiswa, Padang
13. Wahlul Alde Putra, Laki-laki, 19 tahun, mahasiswa, Padang
Baca juga: Gunung Marapi di Sumbar Meletus, Puluhan Pendaki Sempat Terjebak, 11 Dilaporkan Tewas
Banjir Lahar Dingin Terjang Tanah Datar Pasca-erupsi Gunung Marapi
Kabupaten Tanah Datar diterjang banjir lahar dingin pasca-erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023) malam.
Banjir terjadi di sejumlah Nagari (setingkat desa), di antaranya, Nagari Pariangan dan Batubasa, Kecamatan Pariangan dan Baringin, Kecamatan Limo Kaum.
Bupati Tanah Datar, Eka Putra mengatakan, di Nagari Pariangan, banjir menghantam lokasi pemandian air panas yang berada di kawasan Masjid Ishlah.
Sementara, di Nagari Batubasa, banjir menghantam masjid dan rumah warga, persisnya di Jorong Sialahan.
Di Nagari Baringin, banjir menyebabkan jembatan terban di kedua sisinya, sehingga tidak bisa dilalui mobil bertonase besar. Jembatan itu berlokasi kawasan Koto Baranjak.
"Jangan panik. Dengarkan instruksi dari yang berwenang. Jangan termakan isu, apalagi menyebarkan isu yang bisa membuat panik masyarakat," kata Eka Putra dikutip dari laman resmi Pemkab Tanah Datar, Rabu (6/12/2023).
Eka Putra menyampaikan, banjir terjadi setelah debit air meningkat drastis di Batang Air Sigarungguang, Nagari Baringin dan Batang Air Lona, Nagari Parambahan.
Kedua sungai tersebut memang berada dekat dengan pemukiman penduduk setempat.
"Semoga tidak memberikan dampak yang besar dan tidak menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda bagi warga. Mari kita sama-sama berdoa," ujar Eka.
Untuk diketahui, erupsi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB itu melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.
Tak hanya dampak abu vulkanik dan banjir lahar dingin, erupsi yang terjadi memakan korban jiwa yang cukup banyak, yakni 23 orang meninggal dunia.
Saat erupsi terjadi, sebanyak 75 pendaki yang berasal dari berbagai daerah tengah beraktifitas di di atasnya. Sebab, pendakian ke Gunung Marapi memang dibuka.
Dari jumlah itu, sebanyak 57 orang dievakuasi selamat. Mereka dievakuasi pada hari erupsi itu terjadi hingga esoknya (Senin).
Dari puluhan pendaki yang selamat itu, beberapa di antaranya masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka yang cukup parah.
Sementara sisanya, 22 pendaki lainnya ditemukan meninggal dunia dan satu orang masih dalam proses evakuasi hari ini.
Di antara korban meninggal itu, sebanyak 16 orang telah teridentifikasi dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Adapun proses pencarian berlangsung hingga kemarin, Selasa (5/12/2023). Petugas baru menemukan semua pendaki paginya setelah melakukan penyirisan.
Petugas menghadapi kendala evakuasi erupsi yang masih terjadi. Setidaknya 300 petugas gabungan dari berbagai intansi bahu mambahu menbantu evakuasi.
Pasca-erupsi, PVMBG mengimbau masyarakat disekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung api Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak.
Hingga pagi ini, erupsi dikabarkan masuh terjadi. Gunung itu masih mengengbuskan abu vulkanik.
(*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 23 Pendaki Tewas akibat Erupsi Gunung Marapi Sumbar, 20 Jenazah Berhasil Dievakuasi,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.