Seputar Bali

Pembangunan 283 Unit Rumah Warga Miskin Ekstrim di Buleleng Ditarget Tuntas Januari 2024

Program pembangunan 283 unit rumah untuk warga miskin ekstrim di Buleleng ditargetkan tuntas paling lama hingga akhir Januari 2024 mendatang

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Istimewa
Warga bergotong royong membangun rumah untuk warga miskin ekstrim di Buleleng. Pembangunan ditargetkan tuntas paling lama hingga akhir Januari 2024 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Program pembangunan 283 unit rumah untuk warga miskin ekstrim di Buleleng ditargetkan tuntas paling lama hingga akhir Januari 2024 mendatang. 

Pembangunan ini dilakukan atas instruksi Presiden RI untuk mengentaskan angka kemiskinan ekstrim hingga nol persen. 

Kepala Dinas Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng Ni Nyoman Surattini pada Kamis (14/12) mengatakan, pembangunan ratusan unit rumah tidak layak huni ini mulai dikerjakan sejak September lalu secara gotong royong antara warga penerima bantuan dan aparat Kodim 1609/Buleleng. 

Dimana pembangunan yang anggarannya dicover dari APBD Buleleng sebanyak 152 unit, dari pusat 68 unit serta dari CSR sebanyak 63 unit. 

Baca juga: Jembrana Umumkan Hasil Seleksi PPPK 2023 Nakes dan Teknis, 165 Formasi PPPK Tak Terisi

Masing-masing rumah diberi bantuan senilai Rp 20 juta, dengan ukuran 3x5 meter berisi satu kamar tidur. 

Surattini menyebut rumah yang dibangun ini bersifat rumah tumbuh. Konstruksinya sudah didesain agar kedepan rumah tersebut dapat disambung atau dikembangan secara mandiri oleh penerima bantuan. 

"Rumahnya hanya satu kamar, agar mereka tidak kehujanan saja. Nanti kalau punya rezeki, bisa dikembangkan secara mandiri," katanya. 

Sejak pembangunan dimulai pada September lalu, progres pengerjaan untuk rumah yang dicover melalui CSR sudah mencapai 50 persen. 

Sementara yang dicover oleh APBD Buleleng baru 30 persen. 

Surattini pun optimis pembangunannya tuntas dilakukan paling lambat hingga akhir Januari mendatang. 

Baca juga: Gramedia Buka Cabang Keempat di Teuku Umar Denpasar, Sediakan Ribuan Judul Buku

Sebab untuk masing-masing unit, pembangunan sejatinya hanya membutuhkan waktu selama 10 hari. 

Pihaknya pun rutin melakukan monitoring untuk melihat apakah ada kendala yang dialami oleh penerima bantuan dalam pembangunan tersebut. 

"Sejauh ini tidak ada kendala. Meski lokasi rumah ada di medan terjal,  penerima bantuan sudah siap mengerjakan secara gotong royong dibantu warga di desa,”

“Rata-rata sudah membuat pondasi. Kalau ada kendala dalam pembangunan, penerima bantuan bisa menggunakan dananya Rp 4 juta untuk ongkos tukang, sisanya untuk beli bahan bangunan," jelasnya. 

Surattini tidak menampik sebelumnya pembangunan rumah tidak layak huni ini ditargetkan tuntas hingga akhir Desember. 

Namun mengingat bantuan yang diberikan dalam bentuk bansos, maka progres pengerjaan bisa dilakukan hingga batas waktu akhir Januari 2024. 

"Karena ini bansos boleh lewat dari Desember, tidak harus selesai tahun ini. Uangnya kan juga sudah cair, jadi tanggung jawab ada di penerima bantuan,”

“Lewat tahun tidak apa-apa, asalkan jangan lebih dari akhir Januari 2024," tandasnya. (rtu)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved