Konflik Palestina VS Israel

Perdana Menteri Israel Didesak Lengser dari Jabatan, Buntut 3 Sandera Dibunuh Pasukan IDF

Penolakan bagi Netanyahu mulai muncul dari berbagai arah, masyarakat dan lawan politik desak untuk turun dari jabatan buntut tewasnya 3 sandera.

(Yonathan SINDEL/POOL/AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Knesset (Parlemen Israel) di Yerusalem pada 22 Desember 2020. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penolakan bagi Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel mulai muncul dari berbagai arah, masyarakat dan lawan politik desak untuk turun dari jabatan buntut dibunuhnya 3 sandera Israel oleh pasukan IDF.

Perdana Menteri Israel mulai mendapatkan tekanan dari berbagai arah imbas pembunuhan yang dilakukan tentara IDF terdahap ketiga sandera Israel.

Benjamin Netanyahu mulai mendapat penolakan keras dari berbagai pihak, usai pasukan IDF dianggap cuci tangan setelah diketahui membunuh 3 sandera Israel yang ditawan oleh Hamas.

Diketahui, berbagai pihak media mulai mengecam aksi pemerintah dan ingin Netanyahu yang duduk di kursi Perdana Menteri untuk turun dari jabatannya.

Baca juga: 73 Hari Sejak Perang Hamas Vs Israel, 19.804 Warga Palestina Tewas, Mayoritas Anak-Anak dan Wanita

Bukan hanya sindiran keras atas pemerintahannya di media, diketahui ia juga mulai mendapatkan tekanan politik dan kecaman tegas dari masyarakat dikutip laporan New York Times dilansir Tribunnews.com.

Ia dianggap gagal dalam upaya pembebasan 3 tahanan Israel di Gaza.

Sebelumnya, tentara IDF tertangkap basah menembak 3 orang tahanan Israel hingga tewas di Gaza.

Penolakan bagi Perdana Menteri Israel mulai muncul dari berbagai arah.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Netanyahu melakukan praktik politik selama masa perang untuk memastikan agar ia bisa mempertahankan posisinya selama mungkin.

Dia berambisi mengulur kekuasaannya sebagai Perdana Menteri Israel.

Kegagalan tujuan Israel untuk membebaskan tahanan yang ditahan oleh Hamas menempatkan Netanyahu dalam posisi yang harus menghadapi kritik internal.

Hal itu juga mendorong ketidakpercayaan dan tekanan terhadap karier politiknya.

Fakta ini diungkapkan oleh New York Times dan dikutip laporan tersebut, Israel dan Perdana Menteri sedang memasuki masa-masa yang sulit dalam hal kepercayaan yang kian melemah, dan diperburuk oleh tindakan tentara Israel yang semena-mena.

Baca juga: Ancang-Ancang Terbaru Israel, Siapkan Antiterowongan Bawah Tanah Gaza Untuk Halau Perlawanan Hamas

Surat kabar tersebut mengatakan bahwa Netanyahu sama sekali tidak memberi perhatian yang diperlukan terhadap insiden tersebut, dan malah lebih memprioritaskan cara untuk menghentikan pembentukan negara Palestina

The New York Times menyebutkan bahwa Netanyahu memiliki kepentingan lain, bersamaan dengan perang yang sedang berlangsung di Gaza dan isu pembebasan tahanan di sana, terkait dengan menggalang dukungan dari warga Israel yang tidak percaya pada prinsip solusi dua negara.

Hal ini menunjukkan bahwa dia sedang mencari langkah yang akan menjamin dukungan yang akan membuatnya bisa mempertahankan posisi Perdana Menteri.

Tentunya Netanyahu dianggap tidak memenuhi kriteria tersebut, jika dibandingkan dengan sangain terberatnya, mantan Menteri Pertahanan, Benny Gantz.

Di sisi lain, partai-partai politik Israel mulai berpaling darinnya, tak hanya itu, mereka juga menuduh Netanyahu melakukan praktik politik semala berlangsungnya perang Gaza.

Baca juga: Ancang-Ancang Terbaru Israel, Siapkan Antiterowongan Bawah Tanah Gaza Untuk Halau Perlawanan Hamas

Yang terbaru adalah ketidaksepakatan mengenai prinsip solusi dua negara.

Netanyahu menekankan bahwa perang yang dilancarkan Israel melawan Hamas di Gaza adalah perang eksistensial.

Tentara Israel Bunuh 3 Sandera di Gaza

Brigade al-Qassam sebut Israel dengan sengaja tembak mati tentaranya sendiri di Jalur Gaza.

Israel dengan sengaja membunuh ketiga tentaranya sendiri yang ditawan oleh Hamas.

Hal ini dijelaskan oleh pernyataan Hamas pada Sabtu (16/12/2023).

Diketahui tentara Israel yang ditawan di antaranya sengaja dieksekusi pada hari Jumat (15/12/2023).

“Ini adalah bagian dari upaya putus asa untuk menghilangkan beban masalah ini (konflik Israel vs Palestina),” terang Juru Bicara Brigade Al Qassam Abu Ubaida dalam sebuah keterangan.

Dan hal itu implikasinya sudah diketahui umum.

Baca juga: Ancang-Ancang Terbaru Israel, Siapkan Antiterowongan Bawah Tanah Gaza Untuk Halau Perlawanan Hamas

Pihaknya juga mengatakan musuh terus mempertaruhkan nyawa tentaranya yang ditahan di Gaza dan mengabaikan perasaan keluarga mereka, mengutip Anadolu Agency.

“Israel dengan sengaja mengeksekusi tiga tentaranya yang ditawan kemarin, memilih untuk membunuh mereka daripada membebaskan mereka,” lanjut Abu Ubaida.

Menurutnya, aksi itu adalah perilaku kriminal terang-terangan yang telah dilakukan dan terus dilakukan terhadap para tawanannya di Gaza.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved