Konflik Palestina Vs Israel

Gagasan Benjamin Netanyahu Depak Warga Palestina ke Luar Negeri Dianggap Lelucon oleh Hamas

Gagasan Benjamin Netanyahu depak warga Palestina ke luar negeri dianggap lelucon konyol oleh Hamas.

AFP/MENAHEM KAHANA
PM Israel Benjamin Netanyahu. Biografi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Meski mendapat kecaman dari dunia internasional, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pihaknya tak akan menghentikan pengeboman mematikan di jalur Gaza. 

TRIBUN-BALI, DENPASAR - Gagasan Benjamin Netanyahu depak warga Palestina ke luar negeri dianggap lelucon konyol oleh Hamas.

Baru-baru ini Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mencetuskan ide yang dianggap kontroversial tentang nasib warga Palestina di Gaza.

Netanyahu dalam pernyataannya menyebutkan tentang gagasan agar komunitas internasional membantu migrasi warga Palestina ke luar negeri dengan sukarela.

Hamas menganggap usulan Netanyahu tersebut sebagai lelucon yang tak masuk akal.

Baca juga: Natal Dibatalkan Imbas Perang Hamas-Israel, Umat Nasrani Palestina di Betlehem Masih Ketakutan

Dalam unggahan Brigade Al-Qassam di Telegram pada Senin (25/12/2023), menyebut rencana PM Israel sebagai jika hal yang tak masuk akal.

“Apa yang dikatakan oleh penjahat perang Netanyahu tentang pekerjaannya dengan negara-negara untuk meloloskan rencana imigrasi sukarela bagi rakyat Palestina dari Jalur Gaza adalah rencana yang tidak masuk akal,” sebut sayap militan Brigade Al-Qassam dalam unggahan di Telegram, Senin (25/12/2023) dikutip Tribunnews.com.

Dilansir Tribunnews.com, Hamas menambahkan, apa yang disampaikan Netanyahu adalah upaya memasarkan ilusi untuk memperpanjang agresi setelah ia dan pasukan Israel gagal mencapai tujuan di Jalur Gaza.


"Rencana konyol (oleh Netanyahu) adalah upaya memasarkan ilusi karena kegagalan pasukannya di Jalur Gaza," lanjutnya.

"Netanyahu berpikir ia dapat melarikan diri dari hak untuk menghentikan agresi dan perang genosida," tambahnya.

“Orang-orang Palestina menegaskan posisi tegas mereka dalam menolak deportasi dan pengungsian. Tidak ada imigrasi dan pilihan selain tetap tinggal di tanah kami, dan tidak akan membiarkan musuh aneh ini mengganggu tanah kami untuk meloloskan rencana apapun yang melenyapkan tujuan kami atau menjauhkan rakyat kami dari tanah dan tempat suci kami,” lanjutnya.

Baca juga: 2 Tentara Israel Terbunuh dalam Pertempuran Terbaru di Gaza, 486 IDF Tewas Imbas Perang dengan Hamas

Selain Hamas, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina (PA) juga mengutuk posisi dan pernyataan Benjamin Netanyahu dan sejumlah pemimpin Partai Likud pada pertemuan partai baru-baru ini.

"Kami mengutuk upaya pemerintah Israel untuk memfasilitasi pengungsian warga Palestina dari Jalur Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri PA, dikutip dari WAFA, Senin.

Kementerian Luar Negeri PA menilai pernyataan Netanyahu adalah salah satu tujuan perang Israel untuk memindahkan penduduk Palestina dari Jalur Gaza dan menguasai wilayah tersebut.

“Ini adalah pengakuan jujur ​​dan jelas yang mengungkapkan kebenaran tentang tujuan perang genosida yang dipimpin oleh Netanyahu terhadap rakyat kami di Jalur Gaza,” lanjutnya.

Ia mengecam negara-negara yang mendukung Israel dan terus melakukannya untuk mengusir penduduk Palestina dengan dalih membela diri.

Sementara itu, Front Populer untuk Pembebasan Palestina juga mengomentari pernyataan Netanyahu.

"Palestina adalah tanah bangsa Palestina, nenek moyang, dan masa depan cucu-cucunya, dan kita akan kembali ke sana."

"Pengorbanan besar yang dilakukan rakyat kita dan kelompok perlawanan saat ini, di antara tujuan terpenting mereka, yaitu merebut wilayah kita," kata perwakilan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, Senin.

Baca juga: Korban Jiwa di Gaza Berjatuhan, Setidaknya 20.424 Warga Sipil Palestina Terbunuh dalam Perang

Joe Biden Tak Minta Israel Lakukan Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat memastikan tak ada permintaan khusus darinya agar Benjamin Netanyahu lakukan gencatan senjata di Gaza

Baru-baru ini, Presiden Amerikan Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan sempat mengobrol panjang. 

Salah satu topik yang Biden akui mereka sempat bicarakan adalah tentang kondisi peperangan di Gaza.

Menurut pengakuannya, Biden tak meminta atau menuntut PM Israel untuk melakukan gencatan senjata segera.

Ia mengatakan jika tak ada permintaan semacam itu yang dilontarkan pemimpin negeri Paman Sam tersebut.

Dilansir Tribunnews.com, Joe Biden menyebutkan jika pembicaraan mereka bersifat pribadi.

“Saya berbicara panjang lebar dengan Netanyahu hari ini, dan itu adalah percakapan pribadi,” kata Biden.

Ia pun menambahkan tentang salah satu isi dalam percakapan tersebut.

"Tidak meminta gencatan senjata,” tambah Biden kepada wartawan Sabtu (23/12/2023).

Baca juga: Ekonomi Israel Anjlok Sejak Perang, Angka Kemiskanan Melonjak Tinggi Imbas Aksi Boikot Dunia

Gedung Putih mengatakan Biden dan Netanyahu membahas perang Israel di Gaza terkait tujuan serta tahapannya.

"Presiden AS menekankan kebutuhan mendesak untuk melindungi penduduk sipil, termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan, dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk pindah dengan aman dari daerah pertempuran yang sedang berlangsung,” menurut pernyataan Gedung Putih.

Panggilan telepon Biden dilakukan satu hari setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi sederhana yang menyerukan peningkatan bantuan kemanusiaan tetapi gagal menuntut gencatan senjata segera.

Dewan Keamanan PBB diketahui telah mencoba merancang resolusi selama beberapa hari namun terpaksa melunakkan resolusi tersebut karena desakan para pejabat AS yang menentang seruan untuk “penghentian perang  yang mendesak dan berkelanjutan.”

AS dan Rusia abstain dalam pemungutan suara DK PBB.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Netanyahu akan Pindahkan Penduduk Palestina ke Luar Negeri, Hamas: Ide Konyol Israel

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved