Kemacetan Parah di Bali
Mulai 2 Januari 2024 Ada Shuttle Bus Gratis, Antar Jemput Penumpang dari dan ke Bandara Ngurah Rai
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama stakeholder menyediakan shuttle bus gratis dari dan ke Bandara International I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Awalnya bus ini juga digratiskan bagi penumpang, dan kemudian dipungut tarif. Namun hingga saat ini keterisian bus berwarna merah ini sangat minim, dan justru menambah kepadatan lalu lintas.
Apakah kebijakan shuttle bus gratis akan menjadi solusi efektif, atau justru kembali memperparah kemacetan menuju bandara?
Flyover dan LRT
Untuk solusi jangka menengah yang akan dilakukan adalah perbaikan layanan di Bandara Ngurah Rai.
Perbaikan di area bandara dilakukan oleh Angkasa Pura yaitu berupa penambahan kapasitas parkir dan penambahan jalur keluar masuk kendaraan menjadi 4 jalur.
Kemudian, mengupayakan dibangun flyover untuk akses jalan menuju bandara yang akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR.
"Parkir (kendaraan di bandara) ditambah, dan nanti juga akan ada flyover yang nanti kita minta bantuan dari Kementerian PU. Dan di Canggu harus ada membangun jalan-jalan alternatif lain seperti di Sunset Road atau Gatot Subroto Barat, nanti kita koordinasi dengan Kementerian PU," papar Menhub Budi.
Sedangkan untuk solusi jangka panjang, pemerintah akan membangun kereta LRT dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat seperti di Sunset Road, Legian, serta Canggu.
Bali sebagai tempat showcasenya dan citra pariwisata Indonesia, kata Menhub, harus serius mempersiapkan LRT yang merupakan angkutan massal perkotaan.
"Untuk jangka panjang, satu keharusan Bali ini harus memiliki angkutan massal perkotaan (LRT), tidak bisa lagi hanya menggunakan angkutan pribadi. Dan insyallah tahun depan sudah mulai mengadakan groundbreaking," tegas Menhub.
Menurutnya rencana pembangunan LRT sudah matang dan juga ada kemampuan pemerintah daerah untuk anggaran pembangunan sehingga tinggal dilakukan penandatanganan MoU.
"Jadi ini sudah klik, jadi tinggal tandatangani MoU. Namun demikian, kita tidak saja membicarakan solusi jangka panjang, kita bicara juga jangka pendek dan jangka menengah," tambah Menhub.
Menhub Budi mengungkapkan, untuk membangun LRT membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 tahun.
"Minggu lalu kami sudah bertemu pihak dari Korea Selatan yang memberikan grant untuk Feasibility Study (FS) dan akan memberikan Official Development Assistance (ODA) Loan, untuk pembangunan LRT Tahap 1 dari bandara sampai Sunset Road," jelasnya.
Kehadiran LRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Bali yang seringkali terjadi, khususnya di hari libur nasional dan keagamaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.