Berita Bali

Bersama MKP, UPP Kelas II Nusa Penida Dorong Penerapan E-Ticketing di Pelabuhan

Bersama MKP, UPP Kelas II Nusa Penida Dorong Penerapan E-Ticketing di Pelabuhan

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Penandatanganan PKS antara UPP Kelas II Nusa Penida dengan PT MKP dalam kerjasama e-ticketing. 

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Nusa Penida, Nusa Ceningan, dan Nusa Lembongan kini tengah menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal, domestik hingga mancanegara. 

Penataan terus dilakukan mulai dari pembangunan pelabuhan hingga infrastruktur penerapan e-ticketing di pelabuhan digencarkan.

Dan untuk menggencarkan penerapan e-ticketing, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida menambah aplikator dengan melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Mitra Kasih Perkasa, atau lebih dikenal dengan sebutan MKP.

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Kepala Kantor UPP Kelas II Nusa Penida, Ni Luh Putu Eka Suyasmin dengan CEO & Co. Founder PT MKP Nicholas Anggada, pada Kamis 25 Januari 2024 di Puri Santrian Resort Bali.

Turut hadir dalam penandatanganan PKS, Perwakilan Kepala Bagian Hukum Dan Kerja Sama Luar Negeri Ditjen. Hubla, Koordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan Sampalan dan Bias Munjul, Robert Taufan, Bendesa Desa Adat Serangan Made Sedana, Branch Manager PT. Mitra Kasih Perkasa Yosi Nur Arianto serta perwakilan sejumlah operator kapal cepat.

MKP fokus pada digitalisasi Pelabuhan, perusahaan teknologi lokal pertama dan satu-satunya yang mendigitalkan Pelabuhan ini telah mengelola lebih dari Rp 2.2 Triliun Total Processing Value dan 60 juta transaksi. 

Jajaran Pelabuhan yang telah mengimplementasikan sistem e-ticketing diantaranya adalah Pelabuhan penumpang domestik Punggur, Pelabuhan Sekupang, Pelabuhan Sri Bintan Tanjungpinang, dan masih banyak Pelabuhan lain di Indonesia.  
 
Kepala Kantor UPP Kelas II Nusa Penida, Ni Luh Putu Eka Suyasmin mengatakan, penerapan e-ticketing ini sebagai upaya untuk penertiban terkait aktivitas di pelabuhan baik keberangkatan (embarkasi) dan penurunan (debarkasi) penumpang. 

“Kita harus meyakini semua penumpang sudah memiliki tiket (saat menyeberang). Kedepan kita harapkan agar sudah online, tidak manual lagi,” kata Eka Suyasmin. 
 

Baca juga: Kasus Kekerasan Terhadap Anak Diselesaikan Dengan RJ, Pelaku dan Korban Berdamai, Diamini Orang Tua

Untuk di Nusa Penida sendiri dikatakannya, di beberapa tempat sudah menerapkan e- ticketing dengan menggunakan kerjasama dengan aplikator. 

Dan pihaknya tetap membuka Kerjasama jika ada aplikator lain yang ingin bekerjasama. 

Kedepan secara perlahan akan dialihkan agar tiket terbiasa didapatkan secara online.  
 
Eka Suyasmin menambahkan, jika pembelian tiket kedepannya sudah bisa dilakukan secara online, jumlah penumpang akan bisa diketahui sebelumnya. 

Hal ini akan membantu mencegah terjadinya overload (kepenuhan) penumpang dalam setiap keberangkatan, namun hal ini masih membutuhkan pembiasaan untuk para penumpang. 
 
“Kalau seperti di bandara pembelian tiket secara e-tiket sudah pasti berapa penumpang lebih awal kita tahu dan terintegrasi dengan sistem kita. Berapa manifes penumpang sudah lebih awal tahu dari aplikasi. Jadi, tidak perlu lagi tanya operator tapi bisa melihat langsung melalui aplikasi berapa jumlah penumpang yang ada,” ungkapnya. 
 
Sementara itu, CEO & co-Founder MKP, Nicholas Anggada mengatakan, bersiap untuk mendukung e-ticketing bahkan untuk pembelian secara tiket secara online. 

Implementasi Sistem e-ticketing pelabuhan MKP sendiri dikatakannya terbagi menjadi 3 tahap, yakni Perubahan dari karcis manual menjadi e-ticket untuk memastikan one man - one ticket berlaku di area pelabuhan. 

Selanjutnya inventarisasi ketersediaan tempat duduk penumpang dengan cara setiap jadwal dan kapal terkoneksi dengan e-ticketing, sehingga output yang di hasilkan one man - one ticket - one seat. 

Dan omnichannel distribution yaitu ticket dapat terdistribusi di platform seperti mobile banking - web booking, dan online travel agent (OTA). 
 
“MKP saat ini sudah terhubung ke empat mobile banking global distribution system di Singapore. Nantinya tiket dari rekan-rekan operator ini bisa kami distribusikan sampai sana jadi menjangkau puluhan juta user baru yang selama ini mungkin didapatkan melalui whatsapp untuk melakukan pemesanan atau website milik sendiri,” ucap Nicholas Anggada.

Eka Suyasmin memaparkan, saat periode libur Nataru 2023/2024 kemarin Pelabuhan Banjar Nyuh  termasuk pelabuhan terpadat nomor dua di seluruh Indonesia terkait kedatangan penumpang di Nusa Penida.

Dimana tercatat pada tanggal 30 Desember 2023 mencapai angka tertinggi yakni sampai 5.540 orang khusus di Pelabuhan Banjar Nyuh.

Dan jika dibandingkan dengan kedatangan periode Nataru sebelumnya (2022/2023) terjadi peningkatan sebesar 51 persen.

Sementara rata-rata harian diluar periode Nataru hanya 1.500 hingga 2.000 orang kedatangan saja.

Menurutnya banyak kedatangan ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Banjar Nyuh dikarenakan banyaknya keberangkatan kapal cepat dari Pelabuhan Sanur.

"Destinasi dari Pelabuhan Sanur itu sebagian besar ke Pelabuhan Banjar Nyuh selain ke Lembongan dan Jungut Batu. Kalau dari Kusamba kan khusus Sampalan saja," imbuh Eka Suyasmin.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved