Berita Karangasem

Bemula Dari Asam Lambung, Hingga Berbudidaya Madu Kale

I Wayan Hendrawan (32), pemuda asal Br. Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem sukses membudidayakan madu jenis kale

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Fenty Lilian Ariani
zoom-inlihat foto Bemula Dari Asam Lambung, Hingga Berbudidaya Madu Kale
Istimewa
Wayan Hendrawan saat memanen madu kale di rumahnya di Br. Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kab. Karangasem.

AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - I Wayan Hendrawan (32), pemuda asal Br. Pekarangan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem sukses membudidayakan madu jenis kale trigona itama.

Wawan sapaan akrab mampu meraup jutaan rupiah dalam sebulan dari pembudidayaan  madu kale.

Pria jebolan SMA Pariwisata Jasri menceritakan awal  mula berbudidaya  madu kale trigona. Inspirasi muncul saat derita asam lambung.

Bersangkutan rutin konsumsi madu kale dari Thn 2015, sebelum COVID.

Madu kale bermanfaat menghancurkan dan mengikat radikal bebas, serta  atasi asam lambung.

"Lama saya menderita asam lambung. Dapat informasi kalau madu kale bisa menghilangkan asam lambung. Akhirnya  dari 2015 saya konsumsi  madu kale sampai sekarang,"ungkap  Hendrawan saat dihubungi, Kamis (8/2/2024)

Biasanya bersangkutan menghabiskan madu sebotol ukuran 250 ml dalam 1 bulan.

Harganya bisa mencapai 200 - 250 ribu per botolnya.

"Saat  hendak beli madu ke peternak,kelihatan gampang budidaya madu. Nggak ribet. Perawatan tidak sulit.  Kemudian saya mencoba untuk ternak madu kale trigona,"imbuh Wawan.

Baca juga: Perumda Tirta Hita Akan Pasang Booster Spam Cegah Gangguan Layanan di Kota


"Saya beternak  madu kale tujuan awal untuk sarana  pengobatan, serta untuk  mengurangi pengeluaran perbulan. Coba hitung 200 x 12  bulan, berarti 2.4  juta biaya yang dikeluarkan untuk atasi asam lambung,"imbuh Hendrawan. 

Bapak 3 anak  langsung  beli bibit madu  kale 2  koloni di Jawa. Satu koloni harganya sekitar 2 juta.

Proses lancar, tak ada hambatan.

Perawatan tidak ribet, serta tak ganggu aktivitas utama. Hasilnya memuaskan. Bisa konsumsi madu lebih puas, tanpa mengeluarkan uang. Panen rutin setiap bulan sesuai kondisi.

"Satu koloni bisa  menghasilkan 250 sampai 1.000 ml. Sekarang saya sudah membudidayakan sekitar 16 koloni. Awalnya hanya untuk konsumsi pribadi. Saat ada  bantuan untuk UMKM, saya coba mendaftarkan memakai budidaya madu kale. Ternyata dapat. Sampai sekarang masih terdaftar UMKM,"tambahnya

Suami Dayu Dewi mengembangkan budidayanya.  Yang semula  untuk konsumsi sendiri, kini sudah merambah ke pasar sebagai bagian dari usaha.

Untuk permintaan madu cukup banyak di pasar.

Panen rutin tiap bulan."Astungkara sekarang  menghasilkan. Minimal 700 ribu perbulan,"imbuh Hendrawan.

Wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke lokasi untuk  panen madu  lumayan banyak.

Kadang wisatawan yang datang beli madu hingga 1 juta. Wisatawannya mengaku puas dengan wisata pondok madu kale.

Pihaknya rencana menambah koloni, sehingga madu kale yang dihasilkan  terus meningkat.

Pihaknya mengaku sering mengikuti pameran untuk  mempromosikan made kale. Terakhir ikut pameran festival di Nusa Penida, Klungkung.

Sebelumnya juga sempat ikut pameran di Candra Buana, Kab. Karangasem.

"Mangsa pasar sudah ada. Warga sekitar serta luar yang membeli madu lumayan banyak,"kata Wawan

"Rintis usaha madu tahun 2023. Karena didukung  pasar, akhirnya lanjut ke  usaha ini. Untuk sekarang panen terhambat dikarenakan musim hujan. Kalau musim hujan hasil panen  alami penurun karena sari bunga berguguran, dan kale tak mau keluar,"akui Wayan Hendrawan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved