Berita Gianyar

Tangkapan Pindang Kucing Melimpah, Harga Turun 50 Persen

Ikan lemuru atau biasa disebut pindang kucing oleh masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali,

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Suasana Pantai Lebih, Gianyar, Bali di sore hari beberapa hari lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ikan lemuru atau biasa disebut pindang kucing oleh masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali, saat ini menjadi hasil tangkapan melimpah para nelayan di Gianyar.

Seperti halnya hukum pasar, di saat stok melimpah harganya justru mengalami penurunan. 

Hal ini dialami nelayan Pantai Lebih, Desa Lebih, Gianyar.

Dimana ikan lemuru yang biasanya dijual Rp 40 ribu per kilogram (Kg), kini hanya bisa dijual dengan harga Rp 20 ribu.

Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan semangat para nelayan untuk melaut.


Sebab, tangkapan para nelayan Pantai Lebih bukan hanya ikan lemuru.

Namun mereka juga mendapatkan ikan tongkol atau biasa disebut pindang cekal oleh masyarakat Gianyar.

Ikan tongkol selain menjadi laut favorit warga selain ikan lemuru, kini restauran di Ubud juga banyak memesan ikan tongkol ini.

Dimana saat ini harga ikan tongkol dijual Rp 60 ribu per Kg.

Baca juga: Gas Elpiji 3 Kg Langka di Gianyar: Diduga Ulah Oknum Pedagang, Warga Disarankan Beli ke Pangkalan 


Kasat Balawista Pantai Lebih yang juga keluarga nelayan, Wayan Hermanto, membenarkan hal tersebut. "Hasil tangkapan kini sebagian besar ikan lemuru dan tongkol. Hanya saja harga ikan lemuru harganya lebih murah, dari Rp 40 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram," ujar Join, Kamis 22 Februari 2024. 

Kendati harga turun sampai 50 persen, para nelayan masih tetap bersemangat melaut.

Sebab, sekali melaut mereka bisa menghasilkan keuntungan sebesar Rp 600 ribu. 

"Tetap semangatnya karena tangkapan ikan tongkol juga bagus. Ikannya diminta restoran di Ubud. Harganya Rp 60 ribu per kilogram," ujarnya. 

"Ini berkah sejak awal tahun, semoga hal ini berlangsung agak lama, sehingga nelayan bisa melunasi hutang tahun sebelumnya," ujar Join yang juga keluarga nelayan.

Join mengatakan, kondisi ombak secara umum dari dini hari sampai menjelang siang cukup normal.

"Gelombang mulai meninggi mulai siang sampai sore, sedangkan nelayan sangat jarang melaut di sore hari." jelasnya. (*)
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved