Hari Raya Galungan

Sampah Organik Sisa Galungan Capai 15 Ton di Buleleng, Melanderat: Imbas dari Sosialisasi

saat Galungan kemarin sampah organik yang dihasilkan mencapai 15 ton di Buleleng

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Petugas DLH Buleleng mengumpulkan sampah organik hasil dari sisa Galungan - Sampah Organik Sisa Galungan Capai 15 Ton di Buleleng, Melanderat: Imbas dari Sosialisasi 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng mengumpulkan sebanyak 15 ton sampah organik yang sebagian besar berasal dari sisa sarana upakara saat Hari Raya Galungan.

Sampah-sampah itu akan diolah menjadi pupuk kompos di Komposting Plant Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Bali.

Kepala DLH Buleleng, Gede Melanderat pada Kamis 29 Februari 2024 mengatakan, sampah organik sisa Hari Raya Galungan ini meningkat bila dibandingkan hari-hari biasanya.

Di mana bila hari biasa, sampah organik yang dihasilkan di masing-masing desa hanya 5 ton.

Baca juga: Ribut Saat Hari Raya Galungan, Made L Hunuskan Pedang Ke Arah Wayan C

Sementara saat Galungan kemarin sampah organik yang dihasilkan mencapai 15 ton.

Sampah-sampah itu sebagian besar terdiri dari janur, buah-buahan serta daun pisang.

Meski dari segi jumlah cenderung meningkat, namun Melanderat menyambut baik hal tersebut.

Ini artinya masyarakat semakin sadar untuk mengurangi penggunaan sampah plastik saat hari raya.

"Ini imbas dari sosialisasi yang dilakukan oleh seluruh stakeholder agar masyarakat mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Saat Galungan kemarin sampah plastik yang dikumpulkan paling banyak hanya di sekitar Pasar Anyar. Itu sisa dari pedagang," katanya.

Meski volume sampah organik meningkat saat Galungan, Melanderat menyebut pihaknya tidak menambah armada untuk mengangkut sampah-sampah tersebut dari desa.

Pihaknya hanya mengoptimalkan 27 armada yang dimiliki, namun proses pengangkutan yang biasanya hanya dilakukan dua kali, kini ditambah menjadi tiga kali.

Sampah organik tersebut ditambahkan Melanderat langsung dikumpulkan di Komposting Plant Desa Jagaraga untuk diolah menjadi pupuk.

Selanjutnya pupuk tersebut akan dimanfaatkan untuk memupuk tanaman di perkotaan serta tanaman di kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Buleleng.

"Sampai saat ini kami belum melakukan jual-beli untuk pupuk yang dihasilkan dari Komposting Plant Desa Jagaraga. Pupuknya kami buat untuk suplai tanaman di kota, OPD dan sekolah," tandasnya. (rtu)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved