Berita Buleleng

Lahan di Banyuasri Buleleng Mulai Ditanami 12 Ribu Bibit Cabai

Lahan milik aset Pemkab Buleleng seluas 1,9 hektar di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng mulai dimanfaatkan menjadi city farming

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
Ratu Ayu Astri Desiani
Penanaman bibit cabai di lahan Kelurahan Banyuasri, Jumat (1/3) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Lahan milik aset Pemkab Buleleng seluas 1,9 hektar di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng mulai dimanfaatkan menjadi city farming.

Sebagai langkah awal ada sebanyak 12 ribu bibit cabai yang mulai ditanam di lahan tersebut pada Jumat (1/3).

Dari pantauan di lokasi, proses penanaman dilakukan oleh sejumlah pegawai di lingkup Pemkab Buleleng serta sejumlah aparat Kodim 1609/Buleleng.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekda Provinsi Bali  Dewa Made Indra, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali R Erwin Soeriadimadja, serta Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Kristianti Puji Rahayu.

Ditemui usai menanam bibit cabai, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, lahan tersebut sebelumnya semak belukar.

Tidak ada akses masuk, lantaran jalurnya terputus dengan Sungai Banyumala.

Pihaknya pun dibantu Kodim 1609/Buleleng untuk membuka akses jalan dengan membangun jembatan bailey sepanjang 29 meter.

Kodim juga membantu menata lahan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan menjadi city farming.

Ada beberapa komoditas seperti cabai dan bawang yang akan ditanam, sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi terjadinya inflasi.

Baca juga: Telkom Smart Office Siap Percepat Digitalisasi di Kawasan IKN

Untuk bibit cabai yang ditanam saat ini merupakan CSR dari BI Bali. Seluruh komoditas yang ditanam nantinya akan dirawat oleh Kelompok Tani dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.

Selanjutnya hasilnya akan diserap oleh Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra untuk kemudian disalurkan ke pasar di Buleleng, sehingga harga kebutuhan pokok tetap stabil.

Sementara Sekda Bali Dewa Made Indra mengatakan beras, cabai dan bawang memang kerap memicu inflasi.

Hal ini terjadi lantaran produksinya berkurang, sementara kebutuhannya meningkat terutama jelang hari raya.

Dewa Indra menyebut khusus untuk beras, produksi gabah di Bali sejatinya cukup.

Namun gabah tersebut kebanyakan  dikirim ke luar Bali untuk digiling menjadi beras. Sebab jumlah penggilingan gabah di Bali diakui Dewa Indra masih sedikit.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved