Berita Bali

Bahas Sistem Peringatan Dini, Perwakilan Organisasi dan Lembaga Meteorologi Dunia Berkumpul di Bali

Bahas Sistem Peringatan Dini, Perwakilan Organisasi dan Lembaga Meteorologi Dunia Berkumpul di Bali

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Foto bersama seluruh peserta SERCOM-3 usai pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, didampingi Director of Services, World Meteorological Organization Dr. Johan Stander, dan President of SERCOM WMO Mr. Ian Lisk 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Untuk pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan The Third Session Of The Commission for Weather, Climate, Water and Related Environmental  Services  & Applications (SERCOM ke-3).

Dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi pelaksana SERCOM ke-3 dimana pertemuan ini berlangsung mulai 4 hingga 9 Maret 2024 di The Westin Resort Nusa Dua.

Pertemuan SERCOM ke-3 diikuti oleh 139 delegasi dari 94 negara dan dibuka secara resmi oleh Director of Services, World Meteorological Organization, Dr. Johan Stander; President of SERCOM WMO, Mr. Ian Lisk; dan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Dwikorita mengatakan bahwa kegiatan ini adalah acara yang diselenggarakan oleh organisasi meteorologi dunia (World Meteorological Organization) khususnya yang terkait dengan cuaca, iklim, air, laut dan berbagai aspek lain terkait lingkungan.


Dalam pertemuan ini membahas bagaimana dari sudut pandang aspek tersebut berpengaruh terhadap kehidupan dan keselamatan manusia, sehingga layanan atau services seperti apa yang perlu diberikan untuk kepentingan umat manusia di dunia.

"Ini adalah kepercayaan global atau dunia kepada Indonesia yang dipandang mampu tidak hanya sekedar meng-host tetapi me-lead pembahasan ini. Jadi harus kita jaga kepercayaan ini sehingga kapasitas kita dianggap mumpuni untuk hal itu," ucap Dwikorita.

Lebih lanjut, Dwikorita menyampaikan yang menjadi fokus pembahasan dalam pertemuan ini yaitu peringatan dini untuk semua pihak atau early warning system.

Dimana peringatan dini ini masih banyak ketimpangan bahkan injustice atau ketidakadilan, tidak semua mendapatkan akses yang equal terhadap early warning for all.

"Ini sedang di bahas bagaimana we solve that challenge for them," tambahnya.

Baca juga: Pleno Tingkat Kabupaten Dijaga Ketat Aparat Keamanan, Setiap Orang Masuk Venue Diperiksa Ketat


Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin yang turut hadir dalam pembukaan SERCOM-3 ini menyampaikan bahwa untuk Bali sudah ada dua early warning system.

Pertama adalah peringatan dini di Gunungapi Agung dan kedua peringatan dini tsunami.

Bali relatif kecil secara luas geografis baru memiliki 9 titik sirine peringatan dini tsunami dimana idealnya 34 titik peringatan dini tsunami.

"Sekarang baru ada 9 dan berada di titik selatan karena selatan Bali menghadapi ancaman mega trust nyata di hadapan oleh karena itu membangun kesiapsiagaan early warning system untuk semua," imbuh Made Rentin. 

Ia menambahkan tidak hanya bagi petugas tetapi private sector seluruh masyarakat Bali 4,3 juta jiwa harus seluruhnya memahami tentang peringatan dini tsunami, karena Bali berada di ring of fire atau cincin api yang memiliki ancaman potensi gempa berpotensi tsunami setiap saat mengancam kita.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved