Bali United
Selebrasi Toleransi Bali United Jadi Role Model Football For Unity
Selebrasi Pemain Bali United yang menampilkan toleransi keragaman mendapatkan respons positif dari warganet dan viral
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Selebrasi Pemain Bali United yang menampilkan toleransi keragaman mendapatkan respons positif dari warganet dan viral beberapa akun media sosial sepak bola mengunggah ulang postingan tersebut menyebarkan virus perdamaian.
Selebrassi tersebut menggambarkan warna dalam keindahan sepak bola Indonesia bahwa sepak bola merupakan alat pemersatu alias Football For Unity.
Hal terbaru yang terjadi adalah saat momentum perayaan gol yang dilakukan oleh sejumlah pemain Bali United di sudut garis lapangan setelah unggul atas Persis Solo di pekan ke 26 pada Kamis 29 Februari 2024.
Selebrasi toleransi ini kembali terulang di pekan ke 27 saat Irfan Jaya membuka keran gol Bali United menghadapi Barito Putera di Stadion Sultan Agung Bantul, pada Senin 4 Maret 2024.
Irfan Jaya, Eber Bessa, Jajang Mulyana, Kadek Agung, Spasojevic, Elias Dolah, Privat Mbarga dan Ricky Fajrin bersama-sama melakukan selebrasi ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Beberapa pemain melakukan ucap syukur sesuai kepercayaan atau agama yang dianut mereka tanpa membawa kepentingan pribadi dalam lapangan." ujar Media Officer Bali United, Alexander Mahaputra dalam keterangannya.
Beberapa pemain tersebut tertangkap kamera dari sudut lapangan dengan ungkapan syukur menurut kepercayaan masing-masing, ada yang bersujud, menengadah ke langit, dan mengatup kedua tangan yang disejajarkan di atas dahi mereka.
Dalam tangkapan kamera tersebut beberapa pemain yang berselebrasi ada Andhika Wijaya, Gede Sunu, Ilija Spasojevic, Mohammed Rashid, Elias Dolah, Privat mbarga, Ricky Fajrin, Irfan Jaya dan Kadek Agung serta Jajang Mulyana.
Sontak kedamaian terlihat dari cara mengucap syukur beberapa pemain Bali United tersebut menuai pujuian di kolom komentar sosial media.
Baca juga: Bali United Peduli Stunting, Owner Serdadu Tridatu Harap Anak Bali Sehat Jadi Pemain Masa Depan
"Selebrasi ini bukan kali pertama dan sudah sering dilakukan dalam beberapa kali momentum ketika suatu pertandingan dilakoni oleh Serdadu Tridatu," ujarnya.
Alex menyebut selebrasi toleransi ini juga pernah terjadi saat tahun 2017 silam.
"Saat itu Miftahul Hamdi, Yabes Roni dan Ngurah Nanak tertangkap kamera saat megucap syukur atas gol yang berhasil tercipta ke gawang Perseru Serui kala itu," ujar Alex.
Pasca selebrasi toleransi itu mendunia, beberapa momentum lainnya juga kerap terjadi baik di musim 2018 hingga musim 2023/2024 kali ini.
Toleransi memiliki makna sebagai sikap saling menghargai satu sama lain dengan saling pengertian tanpa menaruh stigma buruk terhadap SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan).
"Melalui selebrasi toleransi ini mengingatkan kita bahwa sepak bola bukan hanya sarana hiburan tetapi menjadi wadah mempersatukan sebagai sesama manusia yang saling menghargai," ujarnya.
"Mudah-mudahan bukan hanya melalui selebrasi sepak bola saja, dalam kehidupan bersosialisasi nilai toleransi ini mampu dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus yang akan datang," pungkas Alex. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.