Berita Bali
Pengerupukan Disertai Cuaca Ekstrem, BBMKG Wilayah III Denpasar Minta Waspada Tiga hari Kedepan
Hari Raya Pengerupukan Disertai Cuaca Ekstrem, BBMKG Wilayah III Denpasar Minta Waspada Tiga hari Kedepan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perayaan Pengerupukan diwarnai dengan cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang di Kota Denpasar dan sekitarnya Bali hingga menyebabkan terjadinya beberapa pohon tumbang.
Namun hal itu tak menyurutkan animo masyarakat untuk berduyun-duyun menyaksikan pawai ogoh-ogoh, baik Sekaa Teruna-Teruni (STT) Banjar pembuat ogoh-ogoh yang telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk pawai ogoh-ogoh, pun masyarakat yang antusias menyaksikan.Â
Bahkan sejak pagi hingga siang hari, masyarakat anusias melihat ogoh-ogoh yang masih dipersiapkan dengan berfoto-foto di depan karya ogoh-ogoh.
Kembali ke cuaca ekstrem, berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali dari sumber instansi terkait terdapat kejadian pohon tumbang di jalan menuju ke Desa Serangan, Denpasar Selatan
Pohon tumbang tersebut menimpa sebuah mobil berwarna putih hingga mengalami penyok pada bagian body atap kiri depan, selain itu pohon tumbang juga terjadi di kawasan Taman Pancing, Pemogan, Denpasar Selatan.Â
Kemudian, pohon tumbang juga dilaporkan terjadi di Simpang Buagan dan wilayah Ubung.
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar melaporkan adanya potensi terjadinya hujan ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Bali pada pagi hingga malam hari yang disertai kilat/petir dan angin kencang.Â
"Cuaca 3 hari kedepan 10-12 maret 2024 terdapat potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayh Bali bagian Utara, Tengah, Selatan dan Timur," terang Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, pada Minggu 10 Maret 2024.Â
"Kecepatan angin berkisar 8-54 kilometer/jam, waspada juga gelombang tinggi dapat mencapai 2 meter atau lebih di Laut Bali, Selat Bali bagian Selatan, Selat Badung, Selat Lombok hingga Samudera Hindia selatan Bali" imbuhnya.Â
Baca juga: Lebur Bhuta Kala Dalam Tradisi Perang Api di Desa Adat Nagi saat Pengerupakan
Cahyo menjelaskan, bahwa berdasarkan Osiliasi Madden-Julian (OMJ) dalam fase 4 di Samudera Hindia hal ini berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
"Terdapat daerah pertemuan angin atau konvergensi di sekitar wilayah Bali sehingga mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif," jelasnya.Â
Pihaknnya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longor dan pohon tumbang. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.