Berita Karangasem
Sepi, Aset Tanah di Pasar Yadnya Dikembalikan ke Provinsi Bali
Aset tanah di Pasar Yadnya di Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kab. Karangasem dikembalikan ke Pemprov Bali.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Fenty Lilian Ariani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Aset tanah di Pasar Yadnya di Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kab. Karangasem dikembalikan ke Pemprov Bali.
Tanah seluas hampir satu hektare dikembalikan dikarenakan kondisi pasar sepi. Kurang diminati pembeli serta pedagang yang jualan sarana upacara dan hasil kebun.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Karangasem, I Gede Loka Santika, mengaku, pengembalian asset dilakukan lantaran pasar yang dibangun mangkrak.
Peminatnya sepi. Pedagang enggan berjualan. Kemungkinan dikarenakan berdekatan Pasar Tradisional Menanga, Menanga.
"Dari mulai dibangun sepi. Makanya aset tanahnya kita kembalikan ke Provinsi. Untuk bangunannya tetap milik Kabupaten Karangasem. Seandainya kita menggunakannya kembali diperbolehkn oleh Provinsi Bali,"jelas Loka Santika.
Ditambahkan, pasar yang dibangun di Jalan Raya Rendang - Besakih mangkrak sejak beberapa tahun lalu.
Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan serta perbaikan mencapai 3 milliar lebih.
Pemerintah tak miliki rencana memperbaiki. Mengingat tak ada dagang yang mau berjualan sekitar Pasar Yadnya.
"Kita sudah berusaha maksimal untuk membangkitkan, tapi tak berhasil. Kita belum memiliki rencana untuk memperbaikinya. Makanya aset kita kembalikan untuk sementara. Selain itu Pasar Yadnya belum menghasilkan,"tambah Santika.
Baca juga: Kota Denpasar Mulai Panen Padi pada Lahan Seluas 490,33 Hektare Maret 2024
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah daerah untuk menghidupkan pasar, sayangnya tidak berhasil.
Seperti membuat pasar malam di lokasi dengan mendatangkan berbagai arena permainan, mendatangkan petani supaya hasil pertanian dijual di pasar Yadnya, serta menggratiskan retribusi harian.
Untuk diketahui, Pasar Yadnya dibangun untuk menampung hasil pertanian masyarakat sekitar.
Mengingat Kec. Rendang dikenal dengan hasil pertanian.
Karena peminat sepi, pasar terpaksa dialihkan untuk nampung perlengkapan upacara, & souvenir. Tetap kunjungan sepi. Akhirnya pasar di tutup hingga sekarang.
Selain Pasar Yadnya, dua pasar tradisional di Karangasem juga mangkrak. Yakni Pasar Manggis, Desa Manggis, Kecamatan Manggis dan Pasar Hewan, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang. Pasar yang menghabiskan anggaran milliaran belum memberikan pemasukan ke Pemda lantaran belum ada pedagang berjualan.
Pasar Hewan di Pempatan tak operasi maksimal. Pasar yang dibangun tahun 2007 hampir tak ada aktivitas jual beli.
Kebanyakan peternak yang hendak menjual ternaknya sama sekali tak ada, juga pembelinya.
"Rata - rata peternak jual belinya di rumah. Mereka malas membawa ternaknya ke pasar,"imbuhnya.
Sedangkan Pasar Seni Manggis terbengkalai dikarenakan tak ada pedagang. Pasar ini sudah terbengkalai belasan tahun.
Penyebabnya belum diketahui. Padahal lokasi Pasar Seni Manggis lumayan strategis, tepat di pinggir jalan utama. Cuma berdekatan dengan setra. Sekarang kondisi pasar cukup memprihatinkan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.