Pria Tewas di Puncak Gunung Agung
Seorang Pria Ditemukan Meninggal di Puncak Gunung Agung Bali, Mangku Kayun: Naik Tanpa Pemandu
Ketua Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung membenarkan info itu, hanya saja belum dipastikan identitas pria yang meninggal, serta penyebabnya.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Seorang pendaki meninggal dunia di Puncak Gunung Agung, Karangasem, Bali, Selasa 12 Maret 2024.
Pendaki tersebut diduga warga negara asing (WNA) dengan ciri-ciri memiliki rambut dan kulit putih.
Mengenakan jaket serta celana warna hitam. Membawa tas gendong dan memakai sepatu berwarna hitam.
Informasi dihimpun Tribun Bali, yang pertama kali menemukan pria tersebut di Puncak Gunung Agung yakni seorang pendaki yang belum diketahui identitasnya.
Baca juga: Pendaki Wanita Tersesat di Gunung Batukaru Ditemukan Selamat, Sempat Hubungi Keluarga Namun Terputus
Saat itu pendaki melihat korban sudah dalam kondisi tergeletak, tidak sadarkan diri.
Saksi akhirnya memfoto serta memposting di media sosial (medsos).
Ketua Forum Pemandu Wisata Pendakian Gunung Agung, Ketut Mudiada, membenarkan info itu, hanya saja belum dipastikan identitas WNA yang meninggal, serta penyebabnya.
"Yang meninggal diduga WNA. Petugas serta pemandu sedang mempersiapkan untuk mengevakuasi,"kata Mudiada, Selasa 12 Maret 2024.
Dilihat dari foto yang beredar di medsos, diperkirakan WNA meninggal dunia diketinggian sekitar 2.800 MDPL.
Untuk titik koordinat sudah ditemukan.
Beberapa pemandu juga sudah naik ke atas untuk memastikannya.
Infonya, petugas gabungan bersama pemandu naik lewat jalur Pengubengan, Besakih.
Mangku Komang Kayun, guide pendakian dari Jalur Temukus, Desa Besakih, membenarkan informasi itu.
Pria asli Banjar Temukus mengaku jika WNA itu naik ke puncak tanpa pemandu.
Diperkirakan korban naik seorang diri.
"Yang meninggal diperkirakan WNA. Dia naik tanpa pemandu lokal,"kata Mangku Kayun.
Terbaru, berita ini telah diupdate Pukul 15:26 Wita. Pendaki yang meninggal dunia diketahui WNI, bukan WNA. Baca updatenya di link berikut:
Baca juga: BREAKING NEWS: Bukan WNA, Ini Identitas Pria Tewas di Puncak Gunung Agung, Asal Yogyakarta
Pendakian Gunung Agung Ditutup 29 Hari, Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih Bali
Aktivitas pendakian ke Gunung Agung Kabupaten Karangasem ditutup untuk sementara selama 29 hari, terhitung mulai 17 Maret sampai 14 April 2024.
Penutupan itu dilakukan terkait upacara Tawur Tabuh Gentuh serta Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih.
Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, mengatakan, penutupan pendakian dilakukan untuk memperlancar upacara dari awal hingga akhir.
Dan yang terpenting menjaga kesucian Pura Agung Besakih mengingat Ida Bhatara berstana di Gunung Agung sehingga harus disterilkan selama dilakukan karya Ida Batara Turun Kabeh.
"Penutupan sudah kesepakatan bersama. Oleh karena itu saya mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan pendakian selama karya dilaksanakan. Masyarakat juga harus menghormati. Surat imbauan sudah disebar," kata Jro Mangku, Kamis 29 Februari 2024.
Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh sudah memberitahu ke guide untuk menunda pendakian jika ada wisatawan yang hendak mendaki.
Pihaknya meminta kepada pemandu untuk ikut menjaga jalur pendakian ke puncak gunung.
Seandainya ada wisatawan yang mendaki, agar diberitahu supaya tidak mendaki hingga ke puncak.
"Saya berharap semua mengerti dan paham terkait imbauan yang sudah diedarkan tentang penutupan pendakian selama karya Ida Bhatara Turun Kabeh. Ayo jaga kesucian Pura Besakih,” imbau Jro Mangku Widiarta, pria asli dari Besakih.
Seandainya ada masyarakat atau wisatawan yang nekat mendaki secara sembunyi-sembunyi dan terjadi sesuatu, yang bersangkutan harus bertanggung jawab sepenuhnya dengan menanggung konsekuensi sesuai peraturan yang berlaku.
"Mari bersama menyukseskan karya ini hingga selesai," kata Jro Mangku.
Untuk diketahui, ada lima jalur pendakian ke puncak Gunung Agung. Pertama Jalur Pengubengan, Desa Besakih.
Kedua Jalur Temukus Banjar Temukus Besakih. Ketiga Jalur Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat.
Dan keempat Jalur Sibetan, Kecamatan Bebandem. Terakhir Jalur Pempatan, Kecamatan Rendang.
Rangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih dimulai 29 Februari 2024, tepatnya Wrehaspati Umanis Dunggulan.
Sedangkan sarana dan prasarana persembahyangannya telah disiapkan beberapa hari sebelum acara dilaksanakan.
Jro Mangku mengatakan, berbagai persiapan dilaksanakan menjelang Karya Ida Bhatara Turun Kabeh.
Pada 29 Februari, Panitia Karya akan menggelar Ngaturang Pemiyut, Negtegang, Ngunggahang Sanuri, sedangkan terakhir yakni Pengrajeg lan Pengemit Karya yang digelar di Pura Besakih.
"Kegiatan hari ini (kemarin, Red) bertujuan untuk mempersiapkan upacara. Menyeimbangkan alam semesta. Sehingga karya yang dilaksanakan bisa berjalan lancar, tidak ada hambatan dari awal hingga akhir karya," kata Jro Mangku.
Pada 7 Maret 2024 digelar piuning mider. Penyangranya yakni panitia karya di Pura Besakih.
Sedangkan tanggal 9 Maret digelar Mepepade lan Bhumi Suda serta dilaksanakan Memben.
Sedangkan pada 10 Maret 2024 digelar Tawur Tabuh Gentuh. Penyanggra kegiatan adalah panitia kegiatan.
"Puncak karya Ida Bhatara Turun Kabeh dilaksanakan 24 Maret 2024, tepatnya di Redite Kliwon Pujut atau Purnama Sasih Kedasa. Karya nantinya dipuput beberapa sulinggih," kata Jro Mangku.
Sedangkan untuk penganyar digelar selama 21 hari, 25 Maret hingga 14 April 2024. Sedangkan penyineban pada 14 April 2024.
"Prosesi nedunan Ida Bhatara dilakukan 21 Maret 2024. Sehari setelah itu dilaksanakan prosesi melasti ke tegal suci oleh panitia karya. Lalu dilanjutkan Mepepada serta Memben," kata Jro Mangku. (ful)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.