Pria Tewas di Puncak Gunung Agung
TERUNGKAP Identitas Jenazah yang Ditemukan di Puncak Gunung Agung, Asli WNI Alamat di Semarang
TERUNGKAP Identitas Jenazah yang Ditemukan di Puncak Gunung Agung, Asli WNI Alamat di Semarang
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Kartika Viktriani
AMLAPURA, TRIBUN-BALI.COM - Jenazah yang ditemukan di Gunung Agung, Karangasem, Bali ternyata seorang Warga Negara Indonesia.
Sebelumnya diberitakan, jenazah tersebut merupakan seorang bule atau WNA.
Identitas jenazah adalah Alexander Bimo Haryo Tejo.
Pria kelahiran DI Yogyakarta can tinggal di Jl. Raya Kumudasmoro Utara, Desa Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah.
Korban ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa dengan mengenakan pakaian warna hitam, celana panjang dan sepatu serta mengendong tas.
Posisi jenazah terlungkup dengan posisi kepala mengarah ke atas, dan kaki ke bawah.
Belum dipastikan penyebab kematian korban.
Saat ini tim gabungan sedang mengevakuasi jenazah untuk di bawa turun menuju ke bawah.
Informasi dihimpun Tribun Bali, yang pertama menemukan adanya jenazah di atas Puncak Gunung Agung adalah pendaki mancanegara.
Hanya saja identitas pendaki belum diketahui.
Saat menemukan, si pendaki melihat korban sudah dalam kondisi tergeletak.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bukan WNA, Ini Identitas Pria Tewas di Puncak Gunung Agung, Asal Yogyakarta
Saksi akhirnya memfoto dan kemudian memposting ke Media Sosial.

Koordinator Pencarian dan Pertolongan (SAR) kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana, mengatakan, penemuan jenazahnya bermula dari informasi warga di media sosial.
Akhirnya petugas dan pemandu lokal mengecek kebenaran informasi tersebut.
Sesampainya di lokasi, benar ditemukan ada jenazah berjenis kelamin laki-laki yang memakai jaket warna hitam.
"Kita naik dari Jalur Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kab. Karangasem. Target ditemukan di koordinat atau ketinggian sekitar 2.800 MDPL. Sekarang masih dalam proses evakuasi oleh tim gabungan," ungkap Eka, Rabu 13 Maret 2024.

Personil yang diturunkan untuk mengevakuasi jenazah mencapai puluhan orang.
Terdiri dari SAR Karangasem, Kepolisian, TNI, BPBD Karangasem, dan guide pemandu lokal (warga sekitar).
Personil dibagi menjadi 3 tim. Tim pertama berjumlah 11 orang. Tim yang kedua 14 orang. Sedangkan sisanya masuk di tim ke tiga.
"Tim pertama terdiri sekitar 11 orang. Rinciannya yakni dari Tim SAR Karangasem sebanyak 5 orang. Tim SAR Polda Bali 3 orang. Sedangkan sisanya yakni 3 orang dari pemandu lokal. Tim 1 naik ke puncak diperkirakan sekitar pukul 03.45 wita," tambah Gusti Eka, sapaan akrabnya
Sedangkan untuk tim ke 2 naik ke atas sekitar pukul 07.00 Wita.
Untuk tim ketiga rencananya akan naik siang hari untuk membantu tim lainnya.
Mengingat cuaca di puncak Gunung Agung tidak bersahabat.
"Proses evakuasi lumayan sulit. Cuacanya gerimis. Medannya terjal, dan berkabut. Angin cukup kencang,"jelas Eka, pria asli Klungkung ini.
Saat ini tim sedang perjalanan menuju turun Gunung Agung.
Personil harus waspada dan hati - hati dalam mengevakuasi.
Mengingat kabut lumayan tebal, dan angin bertiup kencang.
Sedangkan cuaca di atas gerimis, sehingga jalan menjadi licin.
Pihaknya berharap proses evakuasi berjalan lancar, tidak ada hambatan dan cuaca sekitar segera bersahabat.
"Kendala yang kita hadapi saat mengevakuasi jenazah yakni kabutnya tebal, angin kencang, dan gerimis. Proses evakuasi membutuhkan waktu lumayan lama. Kita berharap proses evakuasi berjalan lancar, tak ada hambatan," harap Gusti Eka.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.