WNA Meninggal di Puncak Gunung Agung

Jenazah di Gunung Agung Bali Dievakuasi, Dia Adalah Alexander Bimo Haryotejo, Warga Semarang

Korban ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa mengenakan pakaian warna hitam

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
istimewa
Proses evakuasi jenazah yang ditemukan di puncak Gunung Agung pada 13 Maret 2024 - Jenazah di Gunung Agung Bali Dievakuasi, Dia Adalah Alexander Bimo Haryotejo, Warga Semarang 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Jenazah yang ditemukan di Gunung Agung, Karangasem ternyata bukan WNA, melainkan seorang Warga Negara Indonesia. Identitas jenazah Alexander Bimo Haryotejo.

Pria kelahiran DI Yogyakarta tinggal di Jalan Raya Kumudasmoro Utara, Desa Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah.

Korban ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa mengenakan pakaian warna hitam, celana panjang dan sepatu, menggendong tas.

Posisi jenazah telungkup. Kepala mengarah ke atas, dan kaki ke bawah. Belum dipastikan penyebab kematian korban.

Baca juga: Aneh! Saat Nyepi, Takafumi Bisa Lakukan Perjalanan Wisata dari Ubud, Kintamani, hingga Besakih

Tim gabungan sedang mengevakuasi jenazah menuju ke bawah.

Informasi dihimpun Tribun Bali, yang pertama menemukan adanya jenazah di atas Puncak Gunung Agung adalah pendaki wisatawan mancanegara (Wisman). Hanya saja identitas pendaki belum diketahui.

Saat menemukan, si pendaki melihat korban sudah dalam kondisi tergeletak. Saksi akhirnya memfoto. Kemudian memposting ke media sosial.

Koordinator Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kabupaten Karangasem, I Gusti Ngurah Eka Widnyana, Rabu 13 Maet 2024, mengatakan, penemuan jenazahnya bermula dari informasi warga di media sosial.

Akhirnya petugas dan pemandu lokal mengecek informasi itu.

Sesampainya di lokasi dan benar ada jenazah berkelamin laki-laki. Pakai jaket warna hitam.

"Kita naik dari Jalur Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem. Target ditemukan di koordinat atau ketinggian sekitar 2.800 MDPL. Proses evakuasi oleh tim gabungan," ungkap Eka, Rabu 13 Maret 2024.

Personel yang diturunkan untuk mengevakuasi jenazah sebanyak puluhan orang.

Terdiri dari SAR Karangasem, Kepolisian, TNI, BPBD Karangasem, dan guide pemandu lokal (warga sekitar). Personel dibagi menjadi 3 tim.

Tim pertama berjumlah 11 orang. Tim yang kedua 14 orang. Sedangkan sisanya masuk di tim ke tiga.

"Proses evakuasi lumayan sulit. Cuacanya gerimis. Medannya terjal, dan berkabut. Angin cukup kencang. Kendala yang kita hadapi saat mengevakuasi jenazah yakni kabutnya tebal, angin kencang, dan gerimis. Proses evakuasi membutuhkan waktu lumayan lama," jelas Eka, pria asli Klungkung.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), I Nyoman Sidakarya, mengatakan jenis kelamin jenazah tersebut laki-laki dan kondisi jenazah masih baik.

Mengenai identitas didapatkan jenazah itu seorang WNI asal Yogyakarta.

"Identitas atas nama Alexander Bimo Haryotejo, usia 60 tahun, wiraswasta, asal kelahiran DI Yogyakarta, alamat domisili Desa Bongsari, Semarang Barat," ungkap Nyoman Sidakarya.

"Info detail belum ada terkait barang-barang apa saja yang ditemukan, tim fokus dulu mengevakuasi korban," ucapnya.

Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang akan menggelar pecaruan serta prayascita pasca ditemukan jenazah di Puncak Gunung Agung, Selasa 12 Maret 2024 sore.

Upacara rencana digelar 2 atau 3 hari usai petugas mengevakuasi jenazah ke bawah, dan dilaksanakan di Pengubengan, Desa Besakih.

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta, mengaku, penemuan jenazah di Puncak Gunung sudah dirapatkan bersama prajuru di Besakih.

Hasilnya, desa adat berencana melaksanakan pecaruan dan prayascita untuk membersihkan lokasi di Kawasan area Pura Agung Besakih sebelum dilaksanakannya Ida Bhatara Turun Kabeh.

"Upacara pembersihan rencana dilaksanakan 2 atau 3 hari pasca evakuasi. Lokasi rencana dipusatkan di Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Semoga upacara pembersihan jalan lancar, tidak ada hambatan," harap Jro Mangku.

Pihaknya meminta wisatawan domestik dan mancanegara tidak melakukan pendakian selama dilakukan karya Ida Bhatara Turun Kabeh.

"3 hari sebelum nedunang Ida Bhatara jalur pendakian harus steril. Tidak boleh ada pendakian. Wisatawan harus menghormati karena adanya upacara," kata Jro Mangku Widiarta.

Aktivitas pendakian ke Gunung Agung, Rendang Karangasem ditutup sementara selama 29 hari, 17 Maret sampai 14 April 2024 karena upacara Tawur Tabuh Gentuh serta Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Penataran Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Penutupan pendakian dilakukan untuk memperlancar upacara dari awal hingga akhir. Yang terpenting untuk menjaga kesucian Pura Besakih.

"Penutupan sudah kesepakatan bersama. Oleh karena itu saya mengimbau warga tak lakukan pendakian selama karya. Warga harus menghormati," kata Jro Mangku Widiarta.

Panitia Karya Ida Bhatara Turun Kabeh sudah memberitahu ke guide untuk menunda pendakian jika ada wisatawan yang hendak mendaki.

Pihaknya meminta pemandu untuk ikut menjaga jalur pendakian ke puncak gunung.

Seandainya ada wisatawan mendaki untuk diberitahu supaya tidak melakukan pendakian hingga puncak.

Untuk diketahui, ada lima jalur pendakian ke puncak Gunung Agung. Pertama Jalur Pengubengan, Desa Besakih.

Kedua Jalur Temukus, Banjar Temukus, Besakih. Ketiga, Jalur Pura Pasar Agung, Sebudi, Kecamatan Selat.

Keempat, Jalur Sibetan, Kecamatan Bebandem. Kelima, Jalur Pempatan, Kecamatan Rendang. (ful/zae)

Kumpulan Artikel Karangsaem

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved