Bisnis
Kenaikan Harga Jelang Idul Fitri, BI Bali: Perlu Kolaborasi Pemda Jaga Distribusi dan Stok Pangan
Kenaikan Harga Jelang Idul Fitri, BI Bali: Perlunya Kolaborasi Pemda Jaga Kelancaran Distribusi dan Stok Pangan
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menilai kenaikan harga kebutuhan pokok berdampak terhadap kemampuan masyarakat, terutama dalam menyambut bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
Di tengah kondisi tersebut diharapkan pula masyarakat belanja secara bijak.
Kepala KPw BI Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan perlunya kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan kota untuk menjaga kelancaran distribusi dan stok pangan di masyarakat.
Erwin menjelaskan bahwa penyebab melambungnya harga-harga kebutuhan pokok disebabkan oleh berkurangnya ketersediaan atau pasokan.
Namun demikian, dia optimis bahwa harga-harga akan kembali stabil seiring dengan datangnya musim panen.
BI Bali juga mendorong Perusahaan Daerah (Perumda) pangan yang ada di Bali untuk ikut serta dalam pengendalian inflasi.
Perumda pangan bersama jejaringnya diharapkan mampu mengembangkan produk dan komuditi yang ada sehingga mampu penyediaan pangan dan menekan terjadinya inflasi di Pulau Dewata.
Ekonomi Bali pada triwulan IV 2023 tumbuh menguat pada 5,86 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,36 persen (yoy).
Level pertumbuhan ekonomi Bali ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy) dan menempati peringkat 6 (enam) dari 34 Provinsi di Indonesia.
Baca juga: Kadis PUPR Bali Benarkan Pembangunan Tol Mengwi-Gilimanuk Mulai September 2024
Dari akomodasi, makanan, dan minuman pangsa 20,34 persen, tumbuh tetap tinggi seiring peningkatan kunjungan wisatawan, namun melambat akibat base effect. Kemudian, pertanian 14,06 persen.
“Tingginya pertumbuhan LU Pertanian sejalan dengan masuknya periode panen raya padi, perikanan tangkap, perairan umum daratan, dan budidaya,” ungkap Erwin.
Sementara, transportasi pangsa 9,85 persen, meningkat seiring dengan penambahan frekuensi dan rute penerbangan domestik maupun internasional.
Pada sektor kontruksi sebesar 9,68 persen. Hal ini menguat seiring dengan penyelesaian proyek- proyek strategis sebelum pemilu 2024.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.