Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka Halaman 54, 55, Ada Soal Akulturasi Budaya Hindu Buddha

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berikut kunci jawaban dan pembahasan soal IPS kelas 7 kurikulum merdeka halaman 54, 55 uji kompetensi.

Kunci jawaban di bawah ini diharapkan bisa membantu siswa sebagai alternatif jawaban untuk menyelesaikan soal pada halaman 54, 55 di buku siswa IPS kelas 7 kurikulum merdeka.

5. Perhatikan setiap pernyataan berikut!

(1) Sani meminum es degan di depan sekolah.

(2) Risa membuat kue untuk dijual dengan cara menitipkannya ke warung-warung.

(3) Rumi mengantarkan kue pesanan ke desa seberang.

Aktivitas yang mencerminkan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi secara berurutan adalah ….

A. (1), (2), dan (3)

B. (1), (3), dan (2)

C. (2), (3), dan (1)

D. (3), (1), dan (2)

Jawaban:

D. (3), (1), dan (2)

Pembahasan singkat:

Rumi membuat kue untuk dijual (produksi).

Rumi mengantarkan kue pesanan ke desa seberang (distribusi).

Sani meminum es degan (konsumsi).

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Kurikulum Merdeka Halaman 52, 53 Uji Kompetensi

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Candi Borobudur pada gambar di atas merupakan contoh dari bentuk interaksi sosial berupa ….

A. akomodasi

B. akulturasi

C. kerja sama

D. kontravensi

Jawaban:

B. akulturasi

Pembahasan singkat:

Akulturasi adalah proses pertukaran atau penerimaan unsur-unsur budaya antara dua budaya yang berbeda.

Candi Borobudur merupakan contoh akulturasi budaya Hindu dan Buddha di Indonesia, yang terlihat dari arsitektur dan reliefnya yang mencerminkan ajaran Buddha Mahayana namun juga memiliki beberapa unsur Hindu.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 154, Tugas: Metode Penelitian Proposal

7. Tawuran antarsuporter sepak bola yang menimbulkan korban jiwa merupakan contoh interaksi sosial berbentuk ….

A. asosiatif berupa konlik

B. disosiatif berupa persaingan

C. disosiatif berupa kontravensi

D. disosiatif berupa pertentangan

Jawaban:

C. disosiatif berupa kontravensi

Pembahasan singkat:

Interaksi sosial disosiatif adalah interaksi yang menyebabkan ketegangan, konflik, atau ketidakharmonisan antara individu atau kelompok.

Tawuran antarsuporter sepak bola yang menimbulkan korban jiwa merupakan contoh interaksi sosial disosiatif, karena menyebabkan konflik dan kontravensi yang merugikan banyak pihak.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 141 146, Kurikulum Merdeka: Mengulas Cerpen

8. Sejarah perlu dipelajari karena dapat memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Manusia, waktu, dan ruang memiliki keterkaitan dalam sejarah karena ....

A. memengaruhi kehidupan pada masa lalu

B. bagian dari unsur-unsur sejarah

C. waktu dan ruang menjadi kunci utama dalam sejarah

D. memengaruhi cara pandang terhadap sejarah

Jawaban:

B. bagian dari unsur-unsur sejarah

Pembahasan singkat:

Manusia, waktu, dan ruang adalah unsur-unsur dalam studi sejarah yang saling terkait.

9. Tradisi lisan lebih sulit untuk dianalisis karena ....

A. perlu menangkap kenyataan di balik ceritanya

B. disampaikan secara lengkap dan jelas

C. esensi cerita bersifat tetap

D. membutuhkan banyak narasumber

Jawaban:

A. perlu menangkap kenyataan di balik ceritanya

Pembahasan singkat:

Tradisi lisan mencakup beragam bentuk seperti cerita rakyat, legenda, dan nyanyian tradisional yang disampaikan dari generasi ke generasi secara lisan.

Analisis terhadap tradisi lisan seringkali lebih sulit karena memerlukan pemahaman mendalam terhadap konteks budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Semester 2 Halaman 162, Soal Collecting Information: States

10. Peristiwa sejarah dapat memengaruhi banyak orang sehingga orang dapat mengenang peristiwa tersebut merupakan ciri dari sejarah berupa ….

A. unik

B. abadi

C. penting

D. tidak terjadi dua kali

Jawaban:

B. abadi

Pembahasan singkat:

Sejarah memiliki sifat yang abadi karena peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dapat memengaruhi banyak orang dan terus diingat atau dikenang (tercatat) oleh generasi berikutnya.

(*)