Siswa SMA Akhiri Hidup di Karangasem

BREAKING NEWS: Dipicu Asmara, Jasad Siswa SMA Gede DS Ditemukan Tergantung di Karangasem Bali

BREAKING NEWS: Dipicu Asmara, Jasad Siswa SMA Gede DS Ditemukan Tergantung di Karangasem Bali

|
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Aloisius H Manggol
kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Seorang pelajar berinisial I Gede DS, asal Karangasem, Bali nekat akhiri hidup secara tragis.

Gede DS ditemukan dalam kondisi jenazah menggantung di palang pintu dapur rumahnya di Kecamatan Karangasem

Dugaannya korban mengalami depresi karena persoalan asmara lalu nekat mengakhiri hidup.

Kasi Humas Polres Karangasem, IPTU Gede Sukadana, seizin Kapolres Karangasem, AKBP Nengah Sadiarta, mengatakan, korban nekat mengakhiri hidup pada Jumat (19/4) pukul 03.00 WITA.

Baca juga: Selamat Jalan Hadi, Jadi Perjalanan Pulang Sekolah Terakhir, Siswa SMA Tewas Kecelakaan

Yang pertama menemukan jenazah korban dalam keadaan tergantung adalah ayahnya,

Saat proses evakuasi, telah dipastikan pria berusia 17 tahun itu sudah meninggal dunia.

"Awalnya orang tua dengar suara bunyi handphone berkali -kali dalam kamar korban.

Selanjutnya di cek ke kamar, tapi tak menemukan korban," ungkap Gede Sukadana, perwira pangkat balok dua.

Baca juga: Kecelakaan Tragis, Entah Apa yang Terjadi Saat Mendahului Truk, Korban Tewas Mengenaskan

Orang tua coba mencari ke luar rumah lantaran khawatir, tapi korban tidak kunjung ditemukan.

Karena kondisi gelap, saksi memutuskan kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah mereka curiga dengan lampu dapur. Biasanya lampu dapur nyala saat  malam. Sedangkan  saat  kejadian lampu  dapur padam, terlihat gelap.

"Setelah sampai di rumah saksi merasa curiga dengan  lampu dapur  dalam keadaan mati. Biasanya lampu di dapur hidup malamnya,"imbuh Sukadana.

Saksi langsung ke dapur dan melihat korban sudah dalam keadaan tergantung.

Selanjutnya ayah korban memanggil istrinya untuk membantu menurunkan dan memotong tali.

Kemudian korban dibawa ke kamar untuk di baringkan.

"Lalu  menghubungi kepala dusun (kadus), diteruskan ke  kepolisian,"tambah Sukadana.

Tim medis dari Puskesmas II Karangasem tak temukan ada tanda - tanda kekerasan saat pemeriksaan luar.

Yang bersangkutan diperkirakan meninggal dunia kurang dari 6 jam.

Pihak Keluarga mengikhlaskan kematian korban dan menolak untuk dilakukan autopsi.

Jenazah sudah dirumahnya untuk diupacarai

"Korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di duga karena depresi lantaran masalah asmara.

Keluarga sudah mengikhlaskan kematian korban dan menolak dilakukan otopsi,"kata Sukadana.

Kasus bunuh diri yang yang dilakukan pelajar di Karangasem capai 3 kasus di 2024.

Semuanya pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas / Kejuruan.

Motifnya bunuh diri bervariatif. Ada  dikarenakan permasalahan  asmara, dan karena masalah lain. Seperti masalah keluarga.

Data dihimpun Tribun Bali di lapangan, kasus pelajar bunuh diri terjadi di Kecamatan Bebandem. Yang  bersangkutan menghabisi diri diperkirakan karena adanya permasalahan asmara.

Sedangkan yang ke 2 di Kecamatan Manggis. Penyebabnya dikarenakan sakit hati diberitahu orang tua. Terkahir di Kecamatan Karangasem

Sebelumnya Kepala UPTD Perlindungan Perempuan  & Anak (PPA), Dinas  Sosial Kab. Karangasem, Ni Nyoman Budiartini, mengaku, ada beberapa kasus mengakhiri hidup yang dilakukan siswa.

Ini tak lepas dri mental yang bersangkutan karena alami permasalahan.

Sehingga memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Untuk menekan kasus bunuh diri, pemerintah telah melakukan berbagai upaya.

Satu diantaranya mengelar sosialisasi ke instansi sekolah.

"Pemerintah sudah melakukan  sosialisasi tentang perlindungan perempuan dan anak oleh instansi yang membidangi,"kata Budiartini. 

Dan yang terpenting, kata Budiartini, sentuhan  orang tua  sangat diperlukan agar anak dan remaja tidak lakukan langkah bertentangan dengan agama.

Waktu berkualitas berkumpul bersama anak sangat dibutuhkan di waktu luang. Harapannya agar ikatan  anak serta ibu semakin kuat.

"Kalau pagi orang tua  sibuk kerja, sedangkan anak sibuk  sekolah. Sekitar pukul 18.00  wita, orang tua sempatkan berkumpul bersama anak - anak. Tanyakan aktivitasnya seharian. Jangan dibiarkan sibuk memainkan handphone. Sentuhan ibu sama anak sangat diperlukan,"akui Budiartini. 

Mantan pegawai  Humas Setda Karangasem berharap keterlibatan keluarga dalam mengatasi masalah ini.

"Saya pribadi ketika berkunjung ke desa, tetap lakukan sosialisasi. Memberikan pemahaman pada masyarakat, serta menghimbau agar mengawasi anak. Sempatkan waktu kumpul dengan anak,"harap Budiartini
 

Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved