World Water Forum 2024

TAK Dilirik Delegasi WWF, Nama Besar Tirta Empul Tampaksiring Tidak Masuk Daftar Kunjungan Resmi!

Bahkan karena saking terkenalnya, sesuai data Dinas Pariwisata Gianyar, jumlah wisatawan yang berkunjung per harinya, mencapai 1.870 orang pertahun.

Wayan Eri Gunarta-Tribun Bali
Wisatawan saat malukat di pancuran suci di objek wisata Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Senin 20 Mei 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Nama besar objek wisata Tirta Empul Tampaksiring, di Kecamatan Tampaksiring, yang dikelola Pemkab Gianyar, bersama desa adat setempat, rupanya tidak dilirik dalam acara World Water Forum (WWF) ke-10, yang sedang berlangsung di Bali.

Hal tersebut relatif ironis, mengingat selama ini Tirta Empul Tampaksiring menjadi salah satu kunjungan wajib baik bagi wisatawan mancanegara dan domestik, saat berwisata air ke Pulau Dewata.

Bahkan karena saking terkenalnya, sesuai data Dinas Pariwisata Gianyar, jumlah wisatawan yang berkunjung per harinya, mencapai 1.870 orang per tahun ini.

Padahal pula, agenda malukat sebelumnya dikatakan akan ada bagi delegasi WWF yang hadir ke Bali. Dan Pura Tirta Empul Tampaksiring, adalah lokasi malukat yang paling terkenal di Bali. 

Baca juga: 310 Penjor Meriahkan WWF ke-10 di Denpasar Bali, Penjor Biasa Seharga Rp800.000, Premium Rp2,5 Juta

Baca juga: MALUKAT Akan Jadi Agenda Bagi Delegasi WWF,  Sekolah Daring Saat WWF Masih Belum Jelas!

MALUKAT - Nama besar objek wisata Tirta Empul Tampaksiring, di Kecamatan Tampaksiring, yang dikelola Pemkab Gianyar, bersama desa adat setempat, rupanya tidak dilirik dalam acara World Water Forum (WWF) ke-10, yang sedang berlangsung di Bali.
MALUKAT - Nama besar objek wisata Tirta Empul Tampaksiring, di Kecamatan Tampaksiring, yang dikelola Pemkab Gianyar, bersama desa adat setempat, rupanya tidak dilirik dalam acara World Water Forum (WWF) ke-10, yang sedang berlangsung di Bali. (ISTIMEWA)

Selain itu, Pemkab Gianyar juga memiliki objek wisata air, yaitu Yeh Pulu di Kecamatan Blahbatuh yang sudah terdaftar dalam UNESCO.

Sementara dari sisi subak, Pemkab Gianyar banyak memiliki subak yang masih asri di Gianyar utara, yaitu di Kecamatan Tampaksiring, Tegalalang dan Payangan.

Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Senin 20 Mei 2024, jadwal WWF lebih mengarah ke Kabupaten Tabanan dengan mengunjungi Jatiluwih, Museum Subak Tabanan, dan Kebun Raya Bedugul.

Selain itu juga mereka akan ke Kabupaten Bangli, dengan mengunjungi Danau Batur di Kecamatan Kintamani.

Dalam daftar kunjungan yang diterima, terdapat satu tempat di Gianyar yang dikunjungi, yakni Cultural Village Ubud, dan itupun dijadwalkan paling terakhir, yakni 25 Mei 2024.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar, Wayan Gede Sedana Putra, membenarkan bahwa dalam kunjungan delegasi WWF, situs pemuliaan air di Kabupaten Gianyar, tidak satupun masuk dalam daftar kunjungan.

Dia menjelaskan, situs-situs yang dimiliki oleh Kabupaten Gianyar. Yakni, Obyek Wisata Yeh Pulu, yang mana situs ini sudah terdaftar dalam UNESCO.

Obyek ini memiliki sejarah panjang dalam pemuliaan air di Bali, yang berhubungan dengan kehidupan agraris di Bali Selatan.

Lalu ada Pura Tirta Empul Tampaksiring, yang setiap harinya dikunjungi ribuan wisatawan.

Baik mancanegara maupun domestik. Tirta Empul Tampaksiring dengan pancuran air sucinya ini, kata dia, juga memiliki sejarah panjang.

Sedangkan Wilayah Desa Taro juga memiliki obyek yang tidak kalah menariknya terkait dengan tata kelola air.

"Kami di Dispar Gianyar terus melakukan kontak dengan Dispar Provinsi Bali, apakah ada jadwal dan akan berkunjung ke situs di Gianyar," ujarnya.

Ditambahkan, dalam keadaan apa pun, Gianyar selalu siap menerima kunjungan delegasi WWF.

"Dalam keadaan darurat kami selalu siap menyambut kedatangan delegasi WWF di Gianyar, kami sudah terbiasa menyambut kedatangan delegasi internasional," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved