Berita Bali

Siswi Berprestasi asal Singaraja Bali Dian Pratiwi Siap Bawa Isu Penting Ini ke Simulasi Sidang PBB

Siswi Berprestasi asal Singaraja Bali Dian Pratiwi Siap Bawa Isu Penting Ini ke Simulasi Sidang PBB

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
ist
Siswi Berprestasi asal Singaraja Bali Dian Pratiwi Siap Bawa Isu Penting Ini ke Simulasi Sidang PBB 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Salah satu siswi berprestasi dari SMA Negeri 1 Singaraja, Bali, Made Ayu Dian Pratiwi siap membawa isu dampak perundungan di sekolah terhadap kondisi kesehatan mental remaja di Indonesia ke forum international Model United Nations.

Menurut Dian, perundungan merupakan masalah nyata yang dampak negatifnya semakin terasa hari demi hari. 

"Perasaan tidak aman, rendah diri, dan ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan sosial adalah beberapa dampak negatif dari perundungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja," ungkap siswi kelas 2 tersebut kepada Tribun Bali

Dian menuturkan, dirinya menjadi saksi hidup bagaimana kondisi kesehatan mentalnya sedikit demi sedikit terdampak oleh perundungan, bahkan ia sendiri pernah mengalami saat duduk di bangku sekolah.

“Seringkali orang masih salah paham, bahkan memberi stigma negatif saat mendiskusikan kesehatan mental padahal masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi atau stress dapat mengganggu produktivitas kita di sekolah," kata Dian

"Bahkan, kondisi ini dapat mendorong kecenderungan remaja untuk bunuh diri dan takut untuk pergi ke sekolah,” sambung perempuan yang pernah menjadi juara 1 lomba fotografi nasional ini.

Baca juga: Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Asal Jembrana Tahap II Tahun 2023 Cair

Kendati masih berusia 17 tahun, dengan pengalaman buruk yang ia alami justru membuat Dian terpanggil untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap kondisi kesehatan mental mereka. 

Di tahap inilah dirinya kemudian mempelajari bahwa diplomasi internasional memegang peranan penting dalam melakukan hal tersebut.

“Saya jadi paham bahwa diplomasi memiliki peran yang krusial dalam menemukan solusi untuk mengatasi masalah sosial seperti perundungan," ujar Dian.

"Kita bisa bekerja sama dengan negara-negara lain untuk membagikan praktik dan menangani kasus perundungan remaja di sekolah,” imbuhnya. 

Siswi yang pernah menjadi juara 2 Olimpiade IPS Nasional ini menyebut bahwa kesadaran ini pula yang mendorongnya bercita-cita untuk menjadi psikolog di masa depannya. 

Menurutnya, dengan menjalani profesi tersebut, ia dapat memberikan bantuan dan dukungan kepada individu yang membutuhkan dalam mengatasi masalah mental dan emosional mereka.

“Saya sangat tertarik untuk mendalami ilmu psikologi dan menjadi seorang psikolog memberikan saya kesempatan untuk membantu orang lain dalam mengatasi masalah mental dan emosional mereka,” ujarnya.

Dian saat ini terpilih sebagai salah satu perwakilan Indonesia di acara Model United Nations (MUN) yang diselenggarakan pada 2-5 Agustus 2024 mendatang di Malaysia.

Ia pun ingin memanfaatkan ajang tersebut untuk mewujudkan mimpinya untuk mengurangi tindakan perundungan dan menjaga kesehatan mental remaja.

“Dengan terlibat dalam debat, negosiasi, dan kegiatan pemecahan masalah, saya akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan kemampuan saya untuk mengartikulasikan ide-ide saya secara efektif,” jelasnya. 

MUN merupakan acara simulasi sidang PBB yang menjadi ajang di mana pesertanya berperan sebagai delegasi dari berbagai negara dan membahas isu-isu global. 

Kegiatan tersebut menawarkan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum, negosiasi, dan pemecahan masalah melalui debat dan diskusi tentang topik-topik internasional.

“Setelah berpartisipasi di MUN, saya berencana untuk aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada remaja yang menjadi korban perundungan," ucapnya.

"Saya percaya bahwa dengan memberikan perhatian dan support, kita dapat membantu mereka pulih dari trauma yang dialami akibat tindakan tersebut," sambung Dian. 

Namun demikian, Dian saat ini dihadapkan dengan kendala kondisi keuangan orang tuanya yang belum memungkinkan untuk menyediakan biaya bagi Dian mengikuti acara MUN. 

Tetapi hal tersebut tidak membuat Dian patah semangat. Justru, ia sedang giat-giatnya mencari dukungan, baik moral dan finansial, dari pemerintah setempat dan lembaga terkait lainnya.

“Saat ini saya sedang mencari sponsor yang dapat membiayai keperluan saya mengikuti MUN agar saya dapat berpartisipasi dalam acara tersebut dan satu langkah lebih dekat untuk mewujudkan cita-cita saya,” pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved