Kebakaran di Bali

KASUS Dugaan Pengoplosan LPG 3 Kg di Denpasar, Anggota DPR RI Nyoman Parta Dorong Polisi Ungkap!

Hal ini sebagai buntut dari terbakarnya sebuah gudang gas LPG di Jl. Cargo Taman I, Denpasar pada Minggu 9 Juni 2024 kemarin.

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ISTIMEWA
KOBARAN API - Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar saat memadamkan kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo Taman Denpasar, Minggu (9/6). Dalam peristiwa itu, ada 18 korban terluka bakar. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota DPR RI, I Nyoman Parta, mendorong aparat kepolisian untuk mengungkap kasus dugaan pengoplosan Liquified Petroleum Gas (LPG) di Denpasar.

 

Bahkan, politikus PDIP itu meminta agar petugas segera mengungkap sosok yang menjadi dalang pengoplosan LPG.

 

Hal ini sebagai buntut dari terbakarnya sebuah gudang gas LPG di Jl. Cargo Taman I, Denpasar pada Minggu 9 Juni 2024 kemarin.

 

“Polisi harus membuka kasus menjadi terang-benderang. Polisi harus ungkap otak pengoplosan,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali pada Senin 10 Juni 2024.

 

Bukan tanpa alasan, sejumlah kejanggalan muncul terkait kebakaran tersebut. Mulai dari Kelihan Banjar Adat Uma Sari, I Gusti Nyoman Sudana, yang tak diperbolehkan melakukan sidak oleh karyawan gudang, hingga terpasangnya sejumlah CCTV di seputar TKP.

Baca juga: LUKA Bakar Akibat Kebakaran Gudang LPG Milik Sukojin Capai 18 Orang, Ini daftar Korban Luka Bakar!

Baca juga: TEWAS 1 Orang Korban Kebakaran Gudang LPG, Luka Bakar 45 Persen, 13 Korban Dirawat di RSUP Sanglah

Foto tangkapan layar media sosial kebakaran gudang gas di Jalan Cargo Permai, Denpasar, pada Minggu 9 Juni 2024 pagi - BREAKING NEWS: Gudang Gas di Kawasan Cargo Permai Denpasar Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan
Foto tangkapan layar media sosial kebakaran gudang gas di Jalan Cargo Permai, Denpasar, pada Minggu 9 Juni 2024 pagi - BREAKING NEWS: Gudang Gas di Kawasan Cargo Permai Denpasar Terbakar, Warga Dengar Suara Ledakan (Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro)

 

Bahkan, pihak Pertamina dikabarkan telah terjun ke TKP guna memeriksa kejadian tersebut.

 

Manager Commrel and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan, dari hasil pengecekan, disampaikan bahwa gudang LPG 3 kilogram yang diduga menjadi tempat pengoplosan tersebut bukan merupakan agen atau Pangkalan LPG Pertamina.

 

Nyoman Parta menduga, kasus dugaan pengoplosan LPG ini termasuk kategori pengoplos besar.

 

Dari informasi yang diperolehnya, gudang tersebut memperkerjakan karyawan yang bahkan diatur dalam sejumlah sift kerja.

 

“Itu pengoplos besar sampai ada sift pekerjaannya,” terang pria asal Gianyar, Bali itu.

 

Di akhir, Nyoman Parta memandang kasus dugaan pengoplosan LPG ini perlu mendapat atensi khusus.

 

Sebab, masyarakat di Bali kini disebut kesulitan mencari LPG. Sementara itu, kata Parta, ada pihak yang justru mengoplos LPG demi keuntungan pribadi.

 

“Kasihan rakyat menjerit keliling cari gas, gasnya malah dioplos,” pungkasnya.

 

Sebelumnya, sebuah “gudang” LPG di Jl. Cargo Taman I, Denpasar terbakar pada Minggu 9 Juni 2024 pagi.

 

Pantauan Tribun Bali, tampak pepohonan di seputar TKP telah layu lantaran terkena hawa panas api.

Anggota DPR RI I Nyoman Parta beberapa waktu lalu. Terbaru, dorong polisi ungkap kasus dugaan pengoplosan LPG di Denpasar.
Anggota DPR RI I Nyoman Parta beberapa waktu lalu. Terbaru, dorong polisi ungkap kasus dugaan pengoplosan LPG di Denpasar. ((Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra))

 

 

Kondisi di dalam gudang tak dapat terpantau secara rinci lantaran telah dipasangi garis polisi atau police line.

 

Pasalnya, kebakaran tersebut dikatakan cukup dahysat. Bahkan, ketinggian api dikatakan mencapai lebih dari tinggi bangunan lantai II yang ada di seputar TKP.

 

Seperti yang diterangkan oleh saksi Made Narka (53). Kepada Tribun Bali, Narka mengaku melihat api membumbung tinggi di TKP.

 

Bahkan, ketinggian api diperkirakannya mencapai lebih dari 20 meter. “Lebih tinggi dari gedung itu. Lebih dari 20 meter,” ungkapnya saat ditemui Tribun Bali di depan TKP.

 

Sebelum peristiwa kebakaran, Narka yang kala itu tengah berada di sebuah warung yang tak jauh dari TKP sempat mendengar suara ledakan sekitar pukul 05.30 Wita.

 

Mulanya, Narka mengira suara ledakan itu berasal dari ban truk yang pecah. “Yang jelas, pertama meledak. Kurang lebih 5.30 (Wita). Saya kira ban truk. Saya lagi di warung, kurang lebih 100 meter (lokasi warung dari TKP),” ujarnya.

 

Kecurigaan Narka mulai muncul lantaran banyaknya warga yang melintas untuk menuju TKP. Menindaklanjuti hal tersebut, Narka kemudian menyambangi TKP guna memeriksa situasi.

 

Selang 15 menit di TKP usai ledakan, barulah muncul kobaran api yang cukup tinggi. “Baru ledakan itu belum (muncul kobaran api). Sekitar 15 menit, baru mulai yang besar-besar (api). Lebih tinggi dari gedung itu. Lebih dari 20 meter,” terangnya.

 

Tak hanya melalap “gudang” gas LPG, api juga dikatakan menyambar sebuah gudang pipa yang berada di sebelah TKP.

 

Bahkan, pemadaman api disebut lebih lama berlangsung di gudang pipa tersebut yang disinyalir banyak terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar. “Gudang pipa. Itu yang lama apinya tadi. Asap juga tebal,” kata Narka.

 

Sekitar pukul 07.30-08.00 Wita, pemadam kebarakan tiba di TKP dan langsung melakukan pemadaman api. Api dapat dipadamkan di “gudang” gas elpiji tersebut sekitar 30 menit dengan menerjunkan 6 unit armada pemadam kebakaran.

 

“Di sini sekitar 6 (armada pemadam kebakaran). Paling sekitar 30 menit api sudah padam,” pungkasnya. Sementara itu, Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Uma Sari, Bhimantara Ari Sugandi menerangkan, setidaknya ada 18 korban luka bakar dari peristiwa tersebut.

 

“Jadi sekitar ada 18 (korban),” ungkap Bhimantara saat ditemui Tribun Bali di seputar TKP kebakaran. Pasalnya, mereka dievakuasi ke sejumlah rumah sakit yang berada di daerah Badung dan Denpasar.

 

Bhimantara menuturkan, sebanyak 4 orang dievakuasi ke RSD Mangusada Badung, 1 orang di RSUD Wangaya Denpasar, dan 2 orang divekuasi ke RS BaliMed Denpasar.

 

Sementara itu, 3 orang dievakuasi ke RS Surya Husadha Ubung, dan 8 orang dilarikan ke RSUP IGNG Ngoerah. “Yang saat ini saya dapat di rumah sakit, RS Kapal ada 4. RSUD Wangaya ada 1. Balimed ada 2.

 

Sanglah 8. Surya Husada masih konfirmasi. Ada dapat informasi 3. Tapi saya pastikan langsung ke rumah sakit,” bebernya.

 

Pasalnya, korban dengan luka bakar yang cukup parah dievakuasi ke RSUP IGNG Ngoerah. Bahkan, 1 korban yang sebelumnya dievakuasi di RSUD Wangaya, dikatakan Bhimantara akan dirujuk ke RSUP IGNG Ngoerah lantaran mengalami luka bakar yang cukup serius.

 

“Semua ke Sanglah (RSUP IGNG Ngoerah). Yang sudah parah itu. Informasi tadi, dari Wangaya mau dirujuk juga (ke Sanglah). Mungkin tingkat luka bakarnya agak parah,” imbuhnya.

 

Informasi terbaru yang diperoleh dari Humas Kasubag Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, 1 orang meninggal dunia atas kejadian tersebut.

 

“Meninggal dunia 1 orang atas nama Purwanto. Detail besok akan ada jumpa pers dari dokter yang merawat,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin 10 Juni 2024.

 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved