Kebakaran di Bali

Dimana Sukojin? 7 Orang Tewas, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar

Dimana Sukojin? 7 Orang Tewas, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar

|
istimewa
Dimana Sukojin? 7 Orang Tewas, Polisi Belum Tetapkan Tersangka Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar 

TRIBUN-BALI.COM - Buntut peristiwa kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo, Denpasar, sebanyak 7 orang meninggal dunia.

Saat ini masih terbaring dalam kondisi kritis sebanyak 11 korban luka bakar di RSUP Prof Ngoerah Denpasar.

Sungguh tragis, peristiwa kebakaran di gudang elpiji yang diduga sebagai tempat pengoplosan gas elpiji ilegal itu.

Baca juga: Sukojin Pemilik Gudang Elpiji yang Kebakaran di Denpasar Belum Muncul, Ini Daftar 7 Korban Tewas

Disisi lain, Polresta Denpasar dan Polda Bali yang menangani kasus kebakaran masih terus melakukan penyelidikan dan penyidikan.

Belum ada tersangka setelah hampir sepekan peristiwa kebakaran gudang elpiji itu terjadi.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Pandjaitan menyebut bahwa gudang elpiji tersebut pernah digerebek.

Baca juga: Selamat Jalan Yoga, Jadi Korban Tewas Keenam Kebakaran Gudang Elpiji di Denpasar

Namun, nyatanya gudang elpiji itu tetap beroperasi hingga terjadi kebakaran hebat.

Lalu siapa sosok pemilik gudang elpiji yang mengalami kebakaran?

Pemiliknya diketahui bernama Sukojin, yang hingga saat ini belum juga memberikan keterangan resmi terkait kebakaran di gudang elpiji miliknya.

Lewat media sosial, begitu banyak warga yang bertanya terkait sosok yang bertanggung jawab dari peristiwa kebakaran gudang elpiji itu.

Tak munculnya Sukojin ke publik tentu menimbulkan spekulasi.

Kini muncul Siswo Sumarto, pengacara yang mengaku mendapatkan kuasa dari Sukojin.

Kepada Tribun Bali, pria yang akrab disapa Bowo ini mengaku, Sukojin saat ini sedang dalam keadaan syok berat.

"Komunikasi saya dengan klien (Sukojin) saat ini beliau lagi syok, jadi kita ajak bicara jawabannya agak tidak nyambung, saat ini kita komunikasi lewat istri," ungkap Bowo.

Disisi lain, Sukojin diketahui sempat menjalani pemeriksaan di Polresta Denpasar.

Hal itu diakui Bowo, yang mengaku mendampingi Sukojin saat pemeriksaan di Polresta Denpasar.

Karena alasan sedang syok, Bowo mengaku diminta Sukojin menyampaikan permintaan maaf pada masyarakat dan ucapan bela sungkawa.

"Klien kami mohon maaf atas keresahan selama ini di masyarakat. Kami berbela sungkawa terhadap almarhum," ucap Bowo mewakili Sukojin, Kamis 13 Juni 2024.

Bowo mengatakan, Sukojin berkomitmen membiayai sepenuhnya korban yang masih dirawat di rumah sakit.

Menurut Bowo, Sukojin juga akan memberikan santunan kepada seluruh korban meninggal dunia, termasuk membiayai anak istri bagi mereka yang berkeluarga sampai pemulihan terpenuhi.

Siapa yang Tak Jujur?

Bowo membantah adanya dugaan praktik pengoplosan gas elpiji di gudang milik Sukojin

Siswo menegaskan bahwa gudang tersebut memiliki izin resmi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar.

“Di sana tidak ada kegiatan pengoplosan. Peristiwa itu murni kebakaran. Legalitas dari perusahaan itu ada semua. Izin yang dikantongi dikeluarkan dari Disperindag Kota Denpasar," ujar Siswo pada Rabu 12 Juni 2024. 

Pernyataan Bowo pun dibantah langsung Kepala Disperindag Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari.

Menurutnya, Disperindag tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan izin bagi agen dan pangkalan elpiji.

"Kewenangan kami memonitoring kelancaran pendistribusian dan ketersediaan stok elpiji," tegas Sri Utari.

Sementara itu, Manager Commrel and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan, dari hasil pengecekan disampaikan bahwa Gudang elpiji 3 kg yang diduga menjadi tempat pengoplosan tersebut bukan merupakan agen atau pangkalan elpiji Pertamina.

Saat ini pihak Pertamina menunggu hasil investigasi dan rilis resmi dari kepolisian.

Berikut Tribun Bali himpun data sementara korban meninggal dalam tragedi kebakaran gudang elpiji di Jalan Cargo, Denpasar:

 1. Edy Herwanto / laki-laki / 43 thpasien meninggal pada tanggal 10 Juni 2024 pukul 02.00 wita*jenazah diambil oleh kakak kandung korban a.n Hariyanto

2. Purwanto/43 thPasien meninggal pada tanggal 10 Juni 2024 Pukul 13.45 wita*jenazah diambil oleh Ibu Win adik kandung korban 

3. Yudis Aldyanto / 33 thluka bakar II AB -III 88 persen (ventilator)Pasien meninggal dunia pada tgl 11 Juni 2024 pukul 03.10 Wita*jenazah sudah diambil saudara korban a.n Vina 

4. Petrinus Jewarut / ttl : Mompol, 18-01-2001,umur 23 thn, laki - laki, kristen katolik, swasta, alamat : Golo Lajang luka bakar grade II AB 87 persen (ventilator)korban meninggal dunia tanggal 11 juni 2024 pukul 21.30 wita

5. KATIRAN, Ttl. Banyuwangi 05 Juli 1962, Laki, Islam, swasta, alamat Ktp : Dusun Krajan, RT 002/ RW 001, Desa Tembokrejo Muncar, Kab. Banyuwangi, Prov. Jawa Timur dan alamat sementara : Kos-kosan Jalan Pidada IX No 45 Denpasar.Korban meninggal dunia pada tanggal 12 Juni 2024 pukul 06.15 wita di RS Wangayajenazah dijemput oleh Ibu Santi Anak kandung korban.

6. Robi Aprianus Amput / ttl : Mompol, 18-01-2001,umur 23 thn, laki - laki, kristen katolik, tidak bekerja, alamat : Golo Lajang RT/RW 002/003 Kel/Ds Golo Lajang Kec. Pacarluka bakar grade II AB 80 persen (ventilator)korban meninggal dunia tanggal 12 juni 2024 pukul 11.00 wita

7. Yoga Wahyu Pratama / ttl : Banyuwangi, 09-04-2000,umur 24 thn, laki - laki, islam, swasta, alamat : Dsn Muncar Baru Rt/Rw 001/005 Banyuwangi . HP : -luka bakar grade II AB - III 81 persen(ventilator)korban meninggal dunia tanggal 12 juni 2024 pukul 19.14 wita.

Apa aktivitas 18 korban saat kebakaran?

Bowo menyampaikan, bahwa saat kejadian, Sukojin sedang berada di rumahnya.

Mendengar laporan terjadi kebakaran di gudangnya, Sukojin langsung bergegas menuju TKP untuk mengecek kondisi yang terjadi.

Nahas 18 dari 20 karyawannya menjadi korban luka bakar, dan hingga kini 7 diantaranya dinyatakan meninggal dunia. 

"Jumlah pekerja kurang lebih 20 orang. Mereka shift-shiftan tapi untuk pastinya coba kami nanti gali ke admin karena belum bisa kita minta keterangan dan para korban semua kondisi dalam keadaan sakit jadi informasi kita masih terbatas," tuturnya. 

"(Aktivitas karyawan saat kejadian,-Red) Itu juga saya belum dapat. Karena korban semua tidak bisa diminta keterangan," sambungnya.

Nyoman Parta Geram

Anggota DPR RI, I Nyoman Parta pun meminta kasus kebakaran gudang elpiji diusut tuntas. Apalagi saat ini kondisi sungguh ironi dimana terjadi kelangkaan elpiji 3 Kg, sementara dikabarkan ada pengoplosan yang jelas-jelas merugikan. 

Parta menduga ada puluhan titik pengoplos Liquified Petroleum Gas (LPG) atau elpiji di Bali.

Hal ini disampaikannya seusai melakukan pertemuan dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DPC Bali di Jalan Kepundung, Denpasar, Selasa (11/6).

Tak tanggung-tanggung, jumlah dugaan pengoplos elpiji itu dikatakan mencapai 21 titik yang tersebar di Bali. Bahkan, Parta mengaku telah mengantongi sejumlah data terkait dugaan pengoplosan elpiji di Bali.

Data titik dugaan pengoplosan elpiji juga telah disampaikan Parta kepada pihak Pertamina di pusat. Kendati demikian, Parta menuturkan data yang dikantonginya tersebut perlu diverifikasi kembali kepada pihak terkait.

“Saya dapat informasi ada 21 titik tempat pengoplosan. Cuma kan harus diverifikasi. Beberapa data ada saya simpan. Saya juga sudah kirim ke Pertamina pusat,” ungkapnya kepada Tribun Bali.

Parta memandang pengoplosan elpiji ini dapat merugikan negara. Sebab, elpiji subsidi 3 kg yang seharusnya untuk masyarakat, tak dapat tersalurkan lantaran ulah para pengoplos.

Selain itu, pengoplosan elpiji dinilai Parta juga dapat merusak iklim usaha. Skenarionya, dalam usaha di bidang yang sama, namun menggunakan elpiji yang berbeda. Satu usaha menggunakan elpiji resmi Pertamina, sementara usaha lainnya menggunakan elpiji oplosan dengan harga yang terpaut cukup jauh.

“Pengoplosan ini bukan saja merugikan negara, karena subsidi tidak jatuh kepada rakyat yang membutuhkan, tetapi juga merusak iklim usaha. 1 usaha yang resmi, menggunakan gas resmi, sama-sama restoran, misalnya. Ada yang menggunakan gas tidak resmi, oplosan. Bagaimana mau bersaing. Bagaimana membuat iklim usaha yang sehat,” katanya.

Parta berharap polisi segera mengungkap kasus pengoplosan elpiji di Bali. Salah satu yang disorotnya, kejadian terbakarnya sebuah “gudang” elpiji di Jalan Cargo Taman I, Denpasar, Minggu (9/6). Pasalnya, Parta mendapati sejumlah kejanggalan dari gudang tersebut.

Seperti misalnya kerja karyawan yang terbagi dalam dua shift dan mempekerjakan belasan karyawan. Selain itu, truk pengangkut pada gudang tersebut juga tak terdapat identitas.

“Saya mohon agar pihak kepolisian membuka kasus ini karena prasyaratnya hampir terpenuhi semua. Terang benderang kok kasusnya. Tidak punya outlet. Kedua, mobil truk tidak ada tulisan. Kerjanya malam hari. Kerjanya dua shift, 18 orang. Sudah terang benderang urusannya. Tinggal polisi tangkap otak dari pengoplosan itu,” tegasnya.

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved