Bisnis

4 Jam Transaksi Tembus Rp 330 Miliar! Bali Masih Perlu Pasokan Bahan Pangan dari Jatim

Bali disebut masih sangat bergantung kepada provinsi lain, khususnya Jawa Timur untuk memberikan pasokan bahan pangan.

Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
Acara Misi Dagang dan Investasi di Bali, Selasa 25 Juni 2024. 

TRIBUN-BALI.COM Bali disebut masih sangat bergantung kepada provinsi lain, khususnya Jawa Timur untuk memberikan pasokan bahan pangan.

Karena produk dari dalam Bali belum mencukupi kebutuhan masyarakat. “Pemprov Bali sangat mengapresiasi dan merespons luar biasa terhadap misi dagang. Karena kami sangat bergantung pada Jawa Timur.

Dengan misi dagang ini kami berharap kerjasama antar sesama pengusaha sehingga kita bisa potong rantai distribusi,” jelas Kepala Disperindag Bali, I Wayan Jarta saat ditemui pada acara Misi Dagang dan Investasi di Bali, Selasa (25/6).

Ia berharap, dengan misi dagang ini, Bali mendapatkan kepastian untuk menjaga supply pasok terhadap kebutuhan, khususnya pangan.

Jarta mengakui memang selama ini neraca dagang Bali defisit dan Jawa Timur mengalami surplus. Maka dari itu perlu adanya kerjasama untuk memenuhi kebutuhan pangan di Bali.

Baca juga: STT Ditawari Kerja Luar Negeri, Jembrana Kerja Sama dengan Beberapa Negara Tujuan dan Kapal Pesiar

Baca juga: 1.919 Lowongan Kerja di 22 Perusahaan, Disnaker Buleleng Buka Job Fair Hingga Kamis Besok!

Acara Misi Dagang dan Investasi di Bali, Selasa 25 Juni 2024.
Acara Misi Dagang dan Investasi di Bali, Selasa 25 Juni 2024. (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

Disinggung apakah kerjasama misi dagang dengan Jawa Timur ini akan membuat produk Bali jadi tak terpakai, Jarta menegaskan, tentunya hal tersebut tak mempengaruhi produk pangan asli Bali.

“Saya kira tidak, karena segmen pasar kemudian kualitas produk dan perlu perubahan juga sehingga menjadi prioritas. Dan ketika menjadi prioritas sesuai dengan Pergub Nomor 99 kami upayakan agar produk lokal Bali jadi tuan rumah di negeri sendiri tetapi realitanya kan kita masih kekurangan,” bebernya.

Kata Jarta, untuk menjaga inflasi dan mengantisipasi kelangkaan, mau tidak mau Bali harus bekerjasama dengan provinsi lain, khususnya Jawa Timur.

Penyebab Bali mengalami kekurangan pasokan bahan pangan, kata Jarta, karena Bali tidak hanya dipenuhi masyarakat saja tapi juga wisatawan.

Selain itu, lahan pertanian yang ada di Bali tidak mencukupi untuk menanam bahan pangan dan tidak seluas daerah Jawa Timur.

Kalaupun dilakukan peningkatan produktivitas yakni dengan memproduksi dari dua bahan sekaligus, sangat sulit dilakukan.

Sehingga agar harga terjaga, jalan satu-satunya adalah dengan bekerjasama dengan Pemprov Jatim. Komoditas paling banyak dibutuhkan dari Jawa Timur untuk Bali yakni pada sektor perikanan dan pertanian.

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono yang turut hadir pada acara Misi Dagang dan Investasi di Bali mengatakan, selain melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama, dalam misi dagang kali ini juga dibuka beberapa stand UMKM dari kabupaten yang ada di Jawa Timur.

“Dalam empat jam ini sudah menghasilkan transaksi Rp 330 miliar dan itu sebetulnya transaksi yang menurut kami sudah sangat besar dibandingkan misi dagang yang sebelumnya. Ini baru 4 jam kami berusaha sampai nanti jam 17.00 menutup transaksi semoga melebihi dari Rp 500 miliar,” kata Adhy.

Adhy juga mengatakan, meskipun penduduk Bali kurang lebih berjumlah 4 juta, namun jumlahnya akan bertambah sebab ada wisatawan yang datang.

“Intinya pergerakan ini terus kita masifkan. Karena produk Jawa Timur bahan pokok pangan strategis ya ada buah-buahan, beras, kemudian ayam daging sapi, bebek dan produk dari industri kopi, serta bahan-bahan pakaian,” tutupnya. (sar)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved