Netizen Cibir Pemain Keturunan Timnas Indonesia Downgrade Main di Liga 1, Teco Lihat Sisi Positif

TRIBUN-BALI.COM - Kritik dari warganet terhadap pemain keturunan Timnas Indonesia yang bermain di Liga 1 Indonesia menyoroti kekhawatiran bahwa hal ini bisa menurunkan level permainan mereka.

Salah satu pemain yang sempat dibicarakan adalah Ragnar Oratmangoen, pemain FC Groningen yang dipinjamkan ke Fortuna Sittard.

Meskipun FC Groningen kembali ke Eredivisie, mereka tampaknya tidak membutuhkan jasa Ragnar, yang kontraknya masih berlaku hingga 2025.

Rumor bahwa Ragnar akan bergabung dengan Bali United pun telah beredar di media sosial.

CEO Bali United, Yabes Tanuri, telah membantah adanya negosiasi dengan Ragnar atau agennya.

Meskipun Yabes sempat bertemu Ragnar saat menonton pertandingan antara Bali United dan Borneo FC, namun tidak ada pembicaraan lebih lanjut mengenai transfer tersebut.

Di sisi lain, perkembangan Liga 1 Indonesia mendapat sorotan positif dari Pelatih Bali United, Stefano Cugurra atau yang akrab disapa Coach Teco.

Baca juga: Rekap Transfer Liga 1: Semen Padang FC Total Rekrut 11 Pemain Baru, 8 Pemain Lama Dipertahankan

Menurutnya, sejak kedatangannya di Indonesia pada tahun 2003, banyak kemajuan telah dicapai dalam hal fasilitas dan organisasi sepak bola.

Teco menyebutkan bahwa beberapa klub, termasuk Bali United dan Dewa United, telah membangun fasilitas pelatihan yang sangat baik.

Bali United bahkan memiliki Training Center yang diakui sebagai yang terbaik di Indonesia oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

"Ya, saya bisa bicara soal Liga menurut saya, saya datang di Indonesia dari tahun 2003 di Persebaya, Liga lebih punya organisasi lebih bagus, ada fasilitas lebih bagus, mayoritas kondisi lebih bagus dari waktu saya datang awal di sini," kata Coach Teco  di Gianyar Bali, pada Selasa 25 Juni 2024

Teco menekankan pentingnya fasilitas tersebut untuk pengembangan sepak bola usia dini melalui turnamen-turnamen, yang dapat membantu menghasilkan pemain profesional di masa depan.

"Terus juga seperti Bali United, ada training center, ini bukan Bali saja, ada Dewa United juga. Beda dengan tahun 2003 lalu yang kurang di fasilitas," bebernya.

Ia juga menyebutkan bahwa ketika ia pertama kali datang ke Bali United, ia sering memberikan masukan kepada manajemen tentang pentingnya memiliki tempat latihan sendiri.