Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri
Kisah Abu Fatih Alias Abdullah Anshori, Diminta Pimpin Jamaah Islamiyah Wilayah Jawa
Sekurangnya 160 orang ditangkap aparat keamanan segera sesudah kejadian tragis itu, termasuk Abu Fatih alias Ibnu Muhammad Toyib.
TRIBUN-BALI.COM, SOLO – Sosok Abu Fatih alias Abdullah Anshori terlihat sangat dihormati di kalangan tokoh-tokoh utama eks Jamaah Islamiyah (JI).
Ini tampak ketika Tribun mendapat kesempatan dan akses beberapa kali menemui mereka di pinggiran Kota Solo, sepanjang Rabu 17 Juli hingga Jumat 19 Juli 2024.
Semua yang hadir dan bertemu Abu Fatih di lokasi terlihat segan.
Beruntungnya, Tribun mendapat kesempatan pertama melakukan wawancara khusus dengan tokoh asal Magetan Jatim ini.
Baca juga: Menyerah Usai 10 Tahun Buron Densus, Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri, Abu Fatih: Kami Minta Maaf
Sepintas Abu Fatih tampak orang yang tak banyak bicara, tenang, atau istilahnya klemar-klemer. Usianya kini 66 tahun, dan tinggal di Sukoharjo.
Kesibukannya sehari-hari di kebun, mengurus kebun pisangnya yang luasnya sekira 8.000 meter persegi.
Tapi setelah berbicara, Abu Fatih menunjukkan kemampuan verbalnya yang sangat bagus.
Artikulasi bicaranya runtut, lugas, jelas meski ia sempat berseloroh dirinya orang tua yang ompong.
Gigi atas Abu Fatih memang sudah nyaris semuanya tanggal.
Sebelum diwawancarai, Abu Fatih menegaskan ia tidak membuat batasan apapun terkait isu yang ditanyakan.
Ia akan menjawab semua yang ditanyakan, sesuai kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.
Ia juga menjelaskan di awal, aktif di Jamaah Islamiyah hanya sampai 2001.
Sesudah itu ia pasif, tidak ikut apapun yang dilakukan jamaah.
Abu Fatih berusaha benar-benar di luar organisasi walau tidak berlepas diri.
Keterlibatan Abu Fatih di gerakan berbasis keagamaan ini dimulai dari beberapa dekade lalu, ketika ia masih muda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.