Berita Nasional
Bahan Makanan Akan Impor! Penjelasan Bapanas Soal Program Makan dan Susu Gratis
Edhy merinci, pihaknya telah meracik strategi untuk menggelontorkan dana yang berkurang tersebut ke sejumlah pos belanja Bapanas.
TRIBUN-BALI.COM - Badan Pangan Nasional (Bapanas) tidak menampik pemerintah bakal melakukan impor demi memuluskan program makan siang gratis alias makan bergizi gratis yang digagas Presiden terpilih Prabowo – Gibran.
Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy menjelaskan, pihaknya mendukung penuh program makan siang gratis tersebut. Menurutnya, bila bahan pangan hingga susu yang dibutuhkan untuk program tersebut dirasa kurang, ada kemungkinan untuk melakukan impor.
“Program makan gratis mungkin logikanya kalau produksinya kurang ya pasti impor, hanya besarannya belum tahu karena memang masih dihitung berapa jumlahnya,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (29/7).
Edhy mengungkapkan, pihaknya bakal melakukan pengoptimalan anggaran untuk program makan siang dan susu gratis ini. di mana saat ini, pemerintah juga tengah menghitung berapa jumlah yang akan diberikan dan siapa targetnya.
“Masih dihitung berapa jumlah yang akan diberikan apakah itu mulai dari TK, SD, SMP, SMA, atau mungkin hanya untuk SD atau SMP, tentunya disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di pemerintah,” ungkap dia.
Edhy menuturkan, program makan siang gratis ini sejalan dengan program yang digagas Bapanas yakni program beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) serta program Genius di mana program ini memberikan makan kepada siswa SD dan SMP di sejumlah daerah.
“Untuk 2025 ini kita akan lakukan untuk 350 sekolahan, tentunya yang tersebar di Kabupaten/Kota yang telah terinventarisir, itu juga makan siang gratis tapi polanya B2SA,” tuturnya.
Baca juga: KEBAKARAN Kandang Ayam di Jembrana, 12.000 Terpanggang Hidup-hidup, Kerugian Ditaksir Capai Rp1,4 M
Baca juga: TRAGEDI Helikopter Terlilit Tali Layangan! Membahayakan Penerbangan Bisa Dipidana & Denda Miliaran

Diberitakan sebelumnya, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mengungkapkan kekhawatiran terhadap rencana program susu gratis.
Ketua Umum Gapmmi, Andhi Lukman, program itu berpotensi mengandalkan impor susu akibat penyerapan produksi lokal yang belum memadai.
"Saat ini, produksi susu lokal sudah mampu mencukupi 100 persen kebutuhan dalam negeri, namun masih belum optimal," ujarnya beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Bapanas akan memperpanjang program bantuan pangan berupa daging dan telur ayam hingga 7 Oktober 2024.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, pihaknya telah memerintahkan ID Food untuk menyalurkan 1 kilogram daging ayam dan telur ayam ke 1,6 juta keluarga penerima pekan ini.
“Kita perpanjang sampai 7 Oktober, 7 Oktober akan selesai (penyaluran daging dan telur ayam),” ujarnya di Jakarta, Minggu (28/7).
Dalam program itu, lanjut Arif, ID Food telah mendapatkan bantuan skema komersial lewat Kementerian Keuangan dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk lantaran tahun ini ID Food tidak mendapatkan modal dari pemerintah.
“Jadi tidak ada pemberian injeksi tahun ini sehingga kita menggunakan skema komersial, tetapi dibantu oleh Kementerian Keuangan dengan subsidi bunga,” jelasnya.
Adapun berdasarkan catatan Kompas.com, penyaluran bantuan pangan penanganan stunting telah memasuki tahun kedua.
Penyaluran bantuan akan terus ditingkatkan secara bertahap untuk memenuhi target penyaluran kepada 1,6 juta keluarga penerima di 7 provinsi di Indonesia.
Dalam program ini, setiap keluarga menerima satu paket bantuan berisi 10 butir telur dan 1 kilogram daging ayam beku sebanyak tiga kali. (kontan)

Pagu Anggaran Turun 25,45 Persen
BADAN Pangan Nasional (Bapanas) mengaku pagu anggaran di tahun 2025 mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2024. Ini disinyalir adanya program makan siang gratis alias makan bergizi gratis gagasan Presiden terpilih Prabowo – Gibran.
Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy menjelaskan, pagu indikatif Bapanas di tahun 2025 sebesar Rp 329,9 miliar atau turun 25,45 persen daripada pagu reguler tahun 2024 non bantuan pangan yang sebesar Rp 442,6 miliar.
“Bukan hanya Badan Pangan saja yang turun, tapi hampir seluruh Kementerian/lembaga tahun 2025 anggarannya turun. Mungkin persiapan untuk program bapak presiden yang baru kaitan dengan makan gratis,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/7).
Edhy merinci, pihaknya telah meracik strategi untuk menggelontorkan dana yang berkurang tersebut ke sejumlah pos belanja Bapanas.
Pertama, digunakan untuk program ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas sebesar Rp 212,8 miliar. Itu akan dibagi untuk kegiatan pemantapan ketersediaan dan stabilisasi pasokan dan harga pangan yang ada di Deputi I sebesar Rp 87,9 miliar.
Kemudian, pengendalian kerawanan pangan dan gizi, pemantapan kewaspadaan pangan dan gizi di Deputi II sebesar Rp 56,8 miliar. Serta pemantapan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan yang akan dilaksanakan oleh Deputi III sebesar Rp 68,1 miliar.
Berikutnya, lanjut Edhy, program dukungan manajemen di Sekretariat Utama sebesar Rp 117,1 miliar yang terdiri dari gaji dan operasional perkantoran, belanja mengikat sebesar Rp 79,1 miliar serta dukungan manajemen dan teknis lainnya sebesar Rp 38 miliar.
“Kami juga telah mengusulkan tambahan anggaran untuk bantuan cadangan pangan kepada pemerintah sekitar Rp 20,2 triliun,” tandasnya. (kontan)
PN Jaksel Tolak Praperadilan, Status Tersangka Nadiem Makarim Kian Kuat |
![]() |
---|
Kisah Tragis Bocah 9 Tahun Korban Perundungan, Ucapkan Ini sebagai Kata Terakhir |
![]() |
---|
JASAD Dina Dibuang ke Sungai Citarum, Pelaku Ternyata Boss Korban, Mengaku Nekat Terdesak Ekonomi ! |
![]() |
---|
Pelaku Habisi Pegawai Minimarket Saat Istri Tak Ada di Rumah, 2 Warga Lain Diamankan |
![]() |
---|
Akhir Tragis Pegawai Minimarket, Berawal dari Ingin Dicarikan Dukun, Berakhir Tewas di Dalam Kardus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.