Kecelakaan Bisa Karena Faktor Ban, Ini Yang Perlu Dicermati Owner Transportasi Bus dan Truk Angkut
Kelaikan ban pada truk muatan atau bertonase dan bus penumpang menjadi salah satu faktor utama keselamatan dalam berkendara.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kelaikan ban pada truk muatan atau bertonase dan bus penumpang menjadi salah satu faktor utama keselamatan dalam berkendara.
Sales Techincal Support PT. Gajah Tunggal, Yulis Mardi menyebut selain dari mesin, sistem pengereman, human error, kondisi ban juga bisa berpengaruh dalam menunjang keselamatan.
"Selain dari mesin, faktor ban juga bisa ada pengaruh biasanya ban botak atau habis itu berpengaruh licin tidak ada break, sehingga yang perlu diperhatikan adalah perawatan ban," ujar Yulis dijumpai Tribun Bali, di Toko Hero, Denpasar, Bali, pada Selasa 6 Agustus 2024.
Lanjutnya, untuk perawatan ban bisa dilakukan dengan pengecekan tekanan angin secara rutin pada ban bus maupun truk.
"Tekanan angin harus rutin dicek, misal sesuai rekomendasi 120 psi, tapi 2 minggu hingga sebulan pasti ada penurunan tekanan akibat kebocoran alami pori-pori di ban itu secara alami penurunan," bebernya.
"Kedua, apakah ban tersebut sudah mengalami benturan, misal terdapat benjolan, serta batas penggunaan harus diperhatikan TWI (Tread Wear Indicator) atau batas keausan ban, apakah sudah waktunya ganti, tapi di Indonesia biasa masih dipakai dengan cara vulkanisir, tapi tidak bisa menjudge semua dari ban," bebernya.
Baca juga: Kecelakaan di Buleleng Bali, Agra Tewas Setelah Motor Terpelanting ke Sawah
Ia tidak menampik, beberapa perusahaan melakukan teknik vulkanisir dengan penambahan liner untuk menghemat cost namun agar diperhatikan kembali batasnya.
"Vulkanisir kuat tapi tidak sekuat ori, dan kilometer pemakaian lebih rendah dan jangan terlalu overload, vulkanisir bisa dilakukan 2-3 kali kalau ban GT, pada bus - bus biasa dipakai di roda belakang," ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Perwakilan dari PT Gajah Tunggal Tbk, Irvan Ogi menjelaskan, pemakaian ban pabrikasi dalam negeri ini di untuk segmen niaga dan truk tergolong tinggi di Bali.
"Sejak lahir tahun 1986 kami selalu improvement sehingga diterima masyarakat dan tentu andalan kami adalah memiliki kilometer tinggi, bisa diiterima market Indonesia, dan di Bali ini tinggi penjualannya, untuk niaga maupun truk," bebernya.
Ia juga menjelaskan, bahwa ban bukanlah donat, pihaknya ingin membuka mindset masyarakat bahwa tahun pembuatan ban tidak berpengaruh terhadap performance.
"Tahun pembuatan ban tidak berpengaruh terhadap performance, kalau lama lebih lama tidak berpengaruh di sisi safety, ban tidak kadaluarsa, makanya itu kami usung campaign ini, karena banyak pro dan kontra, ada yanng jual ban lama didiskon, bukan seperti itu, ban lama tetap sama performancenya asalkan penyimpanan di tempat yang benar di rak dan tidak menyentuh tanah, serta standar 5 tahun proses klaim," bebernya.
Sementara itu, Direktur PT Toko Hero Bali Nusa, Sindhi Puteri menambahkan bahwa penggunaan ban yang tepat tidak boleh dianggap remeh oleh kendaraan kecil maupun besar, oleh sebab itu pihaknya menggalakkan edukasi Open Clinic berupa Grup Diskusi.
Untuk pertamakalinya Toko Hero mengkolaborasikan dua principal ternama di Indonesia yaitu PT Gajah Tunggal Tbk dan PT EXXONMobil Lubricant Indonesia untuk mendukung perkembangan bisnis dari konsumen fleet (B2B) mereka.
"Penggunaan ban tidak boleh dianggap remeh, perlu edukasi, penggunaan ban banyak pengaruhnya, di kaki-kaki, di BBM, Velg, yang bisa menyebabkan kerugian bagi pemilik biaya operasional yang membengkak, kalau mengalami kerusakan akibat tidak memperhatikan kondisi ban," ujarnya.
Perwakilan dari PT ExxonMobil Indonesia, Pungky Kurniawan menuturkan, Mobil Delvac memilki kemampuan untuk membersihkan daya dispersi kerak pada mesin, sehingga tidak hanya menjadi lebih bersih tetapi juga tetap terawat dengan baik dari bagian dalam kendaraan dalam metode perawatan.
Selain itu, untuk menjaga kualitas perawatan mesin tim teknis Mobil Delvac mengecek kondisi mesin dari dalam dengan menggunakan alat canggih yang bernama endoscope boroscope. Alat ini bisa mengecek kondisi dalam mesin tanpa harus turun mesin.
"Dengan mesin yang bersih akan menghasilkan penghematan biaya bahan bakar juga," ucapnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.