Berita Bali

Corporate Day IMF 2024 di Bali, Soroti Daya Beli Masyarakat Indonesia yang Mulai Menurun

Agustinus Kusumariyanto selaku Koordinator Nasional IMF 2024 menjelaskan, Corporate Day ini mengangkat tema ‘Human Plus Tech Equal Impact’. 

tribun bali/ni luh putu wahyuni sari
Acara puncak Indonesia Marketing Festival (IMF) 2024 di Pulau Dewata diselenggarakan pada, Rabu 14 Agustus 2024 di Hotel Prama Sanur, Denpasar - Corporate Day IMF 2024 di Bali, Soroti Daya Beli Masyarakat Indonesia yang Mulai Menurun 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Acara puncak Indonesia Marketing Festival (IMF) 2024 di Pulau Dewata diselenggarakan pada Rabu 14 Agustus 2024, di Hotel Prama Sanur, Denpasar, Bali

Acara bergengsi ini merupakan gagasan dari MarkPlus.Inc yang mengusung tema Pilot Marketing Flying in Turbulence. 

Acara puncak ini juga merupakan acara kedua IMF di Bali atau yang biasa disebut Corporate Day. 

Sebelumnya terdapat juga acara pertama dari IMF 2024 atau disebut Campus Day yang diselenggarakan di Kampus Stikom Denpasar, Rabu 14 Agustus 2024. 

Baca juga: Wisatawan Datang ke Bali Naik 31,05 Persen, Ekonomi Bali Triwulan I Tumbuh 5,98 Persen

Agustinus Kusumariyanto selaku Koordinator Nasional IMF 2024 menjelaskan, Corporate Day ini mengangkat tema ‘Human Plus Tech Equal Impact’. 

“Jadi untuk tema besar dari Indonesia Marketing Festival adalah Pilot Marketing Flying In Turbulence, tapi masing-masing hari di hari pertama di kampus dan hari kedua kita temanya adalah Human Plus Tech Equal Impact,” jelas Tinus, Kamis 15 Agustus 2024. 

Sesuai dengan title Corporate Day, IMF 2024 menyasar corporate atau perusahaan, dan pada Corporate Day IMF 2024 akan memberikan recognition kepada public service atau instansi-instansi di pemerintahan pada masing-masing wilayah. 

Materi pada acara Corporate Day diisi oleh Hermawan Kartajaya selaku Founder & Chair MCorp. 

Selain itu pemateri juga akan diisi oleh para panelis-panelis yang hadir dari Jakarta maupun lokal Bali

Materi yang diberikan berupa mengenai praktisi marketing terupdate. 

Juga terdapat agenda pemberian award yang akan diberikan pertama kepada para instansi Pemerintah yang telah memberikan pelayanan prima selama 1 tahun terakhir khususnya di Provinsi Bali

“Kemudian untuk kalangan bisnis kita memberikan award kepada para pelaku bisnis khususnya yang ada di Bali dalam industri marketing champions,” bebernya.

Tinus juga menjelaskan mengapa MarkPlus.Inc bersedia bersusah payah mengadakan acara roadshow IMF 2024 ini. 

Sebab, MarkPlus.Inc ingin men-strading konsep-konsep terbaru pemasaran, sehingga pengguna jasa MarkPlus.Inc di seluruh Indonesia dapat mengetahui mengenai konsep pemasaran terbaru dengan tema ‘Pilot Marketing Flying In Turbulence’. 

“Karena kita melihat terutama buat teman-teman di daerah ini kan sekarang kita melihat banyak perubahannya kalau kita bicara mengenai pemasaran itu kita melihat yang namanya change atau perubahan,” sambungnya. 

Kemudian, lanjut Tinus, jika melihat dari sisi market saat ini kaum atau golongan menengah di Indonesia banyak yang turun kelas. 

Kecenderungan orang kelas menengah di Indonesia yang mempunyai income lumayan dengan kondisi seperti ini itu justru mereka banyak yang turun kelas. 

“Nah ini otomatis pasti akan mengurangi dari sisi daya beli masyarakat kalau dilihat dari sisi sosial culture seolah-olah kondisi di Indonesia ini baik-baik saja. Kalau yang kita lihat ternyata kecenderungannya saat ini orang sekarang datang ke Mall itu hanya untuk berjalan-jalan tapi tidak untuk belanja,” tandasnya. 

Kebanyakan saat ini daya beli masyarakat Indonesia agak ditahan atau mungkin justru daya beli masyarakat sudah mulai menurun. 

Fenomena inilah yang sedang MarkPlus.Inc cermati saat ini. 

Sementara itu, Pendiri sekaligus Ketua MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengatakan saat ini Gen Z sangat percaya teknologi. 

Menurutnya, selain teknologi yang harus dipakai human, atau manusia di depan teknologi juga harus diperhatikan. 

“Pilotnya harus human makanya pilot marketing begitu. Sementara itu, kondisi perekonomian yang turbulence membuat pemerintahan, pengusaha juga bingung mau investasi atau bagaimana. Ini mengingatkan supaya tak hanya menggunakan teknologi saja tapi juga dikontrol oleh human,” ucap, Hermawan. 

Hermawan juga mengatakan untuk saat ini daya beli lagi masyarakat Indonesia kurang tinggi karena belakangan harga komoditi agak tinggi. 

Namun ia meyakini untuk di Bali agak berbeda karena kegiatan pariwisata sedang naik daun lagi. 

Sementara di Sumatera dan Sulawesi mereka memiliki agrikultur. 

“Kalau Jawa kan tidak ada jadi kalau ditotal agak stagnan. Di Indonesia 5,11 persen pertumbuhan ekonomi kalau Bali tinggi karena dari pariwisata. Itu angka sampai kuartal kedua. Dengan kondisi yang tak pasti ini jangan serahkan semua pada teknologi tapi manusia harus bergerak,” tutupnya. 

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved